Suksesi Muhammad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 182.0.238.147 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Rachmat-bot
Tag: Pengembalian
Baris 144:
 
== Pandangan akademis Barat ==
Sejarawan Barat sebagian besar {{Citation needed|reason=tidak ada data yang valid|date=June 2019}}menolak klaim Syiah bahwa Muhammad menunjuk Ali sebagai penggantinya<ref name=":0" /> dengan pengecualian Wilferd Madelung yang menunjukkan bahwa suksesi Abu Bakar bermasalah (tidak seperti sejarawan modern lainnya), dan Ali mungkin memang diharapkan untuk mengambil alih kepemimpinan sepeninggal Muhammad:<ref name=":0">{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=JNxvMRJM3EAC&pg=PA6|title=The Essentials of Ibadi Islam|author=Valerie Jon Hoffman|first=|publisher=[[Syracuse, New York|Syracuse]]: Syracuse University Press|year=2012|isbn=|location=|pages=6-7|ISBN=9780815650843}}</ref> Menurut Madelung,
 
{{quote|Dalam Al-Qur'an, keturunan dan kerabat dekat para nabi adalah ahli waris mereka juga dalam hal kerajaan (''mulk''), kepemimpinan (''hukm''), kebijaksanaan (''hikma''), kitab dan imamah. Konsep Sunni tentang khilafah sejati itu sendiri mendefinisikannya sebagai suksesi nabi dalam segala hal kecuali kenabiannya. Mengapa Muhammad tidak digantikan oleh keluarganya seperti para nabi sebelumnya? Jika Tuhan benar-benar ingin menunjukkan bahwa dia tidak boleh digantikan oleh salah satu dari mereka mengapa Dia tidak membiarkan cucunya dan kerabat lainnya mati seperti anak-anaknya? Dengan demikian ada alasan yang baik untuk meragukan bahwa Muhammad gagal menunjuk seorang penerus karena dia menyadari bahwa rancangan ilahi mengesampingkan pewarisan secara turun-temurun dari keluarganya dan bahwa dia ingin kaum Muslim memilih pemimpin mereka dengan ''Syura''. Al-Qur'an menyarankan umat beriman untuk menyelesaikan beberapa masalah dengan musyawarah, tetapi bukan suksesi para nabi. Hal itu menurut Al-Qur'an, diselesaikan oleh pemilihan ilahi, Tuhan biasanya memilih penerus mereka, apakah mereka menjadi nabi atau bukan dari kerabat mereka sendiri.<ref>{{harvnb|Madelung|1997|p=17}}</ref>}}
 
Madelung mendasarkan ini pada ''hadis dari telaga Khumm''. Ali kemudian bersikeras bahwa kewenangan keagamaannya lebih tinggi dari Abu Bakar dan Umar.<ref>{{harvnb|Madelung|1997|p=253}}</ref>
 
 
== Lihat juga ==