Senyawa anorganik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 6:
Dengan keberhasilan Friederich Wohler dalam membuat urea (senyawa organik) dari amonium sianat (senyawa anorganik) pada tahun 1828, maka keyakinan adanya pengaruh ''vital force'' dalam pembentukan senyawa organik semakin goyah. Dalam perkembangan selanjutnya diperoleh suatu kesimpulan bahwa di antara senyawa organik dan anorganik tidak ada perbedaan mengenai hukum-hukum kimia yang berlaku. Meskipun di antara senyawa organik dan senyawa anorganik tidak ada perbedaan yang hakiki sebagai senyawa kimia, namun pengkajiannya tetap dipandang perlu dipisahkan dalam cabang kimia yang spesifik.
 
Secara garis besar alasan yang melandasi pemisahan bidang kajian kimia organik dan kimia anorganik adalah :
* jumlah senyawa organik jauh lebih banyak daripada senyawa anorganik.
* semua senyawa organik mengandung atom karbon, yang mempunyai keunikan dalam hal kemampuannya membentuk rantai dengan sesama atom karbon, dan mempunyai sifat-sifat khas.
 
{{kimia-stub}}
Perbedaan senyawa organik dan anorganik :
1. Secara praktik, senyawa organik berfungsi sebagai bahan bakar. Sedangkan senyawa anorganik tidak berfungsi sebagai bahan bakar.
2. Titik lebur (''melting point'') dan titik didih (''boiling point'') dari senyawa organik lebih rendah dari pada senyawa anorganik. Contoh: Senyawa organik (napthalen) memiliki boiling point 218 derajat Celcius. Sedangkan senyawa anorganik (sodium klorida) memiliki boiling point 1465 derajat Celcius.