Sampuraga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 17:
Ketika upacara perkawinan tiba, ibunya datang ke pesta itu berharap dapat berjumpa dengan putranya secepatnya. Tetapi yang terjadi kemudiian adalah Sampuraga tidak mengakui kalau itu adalah ibunya. Dia malu kepada istrinya karena ibunya kelihatan sangat tua renta dan miskin. Dia menyuruh ibunya untuk pergi dari tempat itu. Sampuraga berkata, “Hei orang tua, kamu bukan ibu kandungku! Ibuku telah lama meninggal dunia. Pergi!!!” Sampuraga tidak peduli dengan kesedihan dan penderitaan ibunya. Ibunya pun pergi sambil memohon dan berdo’a kepada Allah SWT. Sampuraga dikutuk oleh ibunya, dan kedurhakaannya tidak lain adalah disebabkan oleh kekayaannya. Ibunya memeras air susunya, Sampuraga lupa bahwa ia pernah disusui oleh ibunya. Atas kehendak Allah SWT, datanglah badai secara tiba-tiba. Di sekitar tempat istana, terjadi banjir, dan istana tersebut dihempas oleh air. Sampuraga tenggelam, dan tempat itu menjadi Sumur Air Panas. Itulah yang dikenal dengan Air Panas Sampuraga di Desa Sirambas.
 
''Sumber :
* www.madina.go.id'' <ref name="madina">{{cite web | title = Sampuraga | publisher = www.madina.go.id | url = http://www.madina.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=27&Itemid=27 | accessdate = 2012-10-28 }}</ref>
* www.depdagri.go.id <ref name="madinakab">{{cite web | title = Kabupaten Mandailing Natal | publisher = www.depdagri.go.id | url = http://www.depdagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/12/name/sumatera-utara/detail/1213/mandailing-natal | accessdate = 2012-10-28 }}</ref>