Penyebaran Islam di Nusantara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 51:
 
=== 3. Melalui pengajaran dan pendidikan ===
Selanjutnya Islam dikembangkan oleh para alim ulama dan mubaligh. Mereka dakwah kedaerah-daerah pedalaman. Misalnya :
a. [[Dato'ri Bandang]] menyebarkan Islam di Goa, dan Kutai (Kalimantan)
b. Penghulu Demak mengajar di Banjar
Baris 63:
 
=== 5. Tasawuf ===
Penyebaran Islam yang tidak kalah pentingnya adalah melalui [[tasawuf]]. Tasawuf adalah ajaran atau cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tasawuf lebih memudahkan orang yang telah mempunyai dasar ketuhanan lain untuk mengerti dan menerima ajaran Islam. [[Ajaran tasawuf]] ini banyak di jumpai dalam [[cerita-cerita babad dan hikayat masyarakat setempat]]. Tokoh tokoh penyebar tasawuf antara lain : [[Hamzah Fansuri]], [[Syamsudin]], [[Syekh Abdul Shamad]], dan [[Nurudin Ar Raniri]].
 
=== 6. Pendirian kesulatanan Islam oleh penduduk asli ===
Baris 75:
 
=== Malaka ===
Didirikan sekitar awal abad ke-10 , negara perdagangan Melayu [[Kesultanan Malaka]] (sekarang bagian [[Malaysia]]) didirikan oleh [[Parameswara|Sultan Parameswara]], adalah, sebagai pusat perdagangan paling penting di kepulauan [[Asia Tenggara]], pusat kedatangan Muslim asing, dan dengan demikian muncul sebagai pendukung penyebaran Islam di Nusantara. Parameswara sendiiri diketahui telah dikonversi ke [[Islam]], dan mengambil nama [[Iskandar Shah]] setelah [[pelayaran harta|kedatangan]] Laksamana [[Cheng Ho]] yang merupakan [[Suku Hui]] muslim dari negeri China. Di Malaka dan di tempat lain batu-batu nisan bertahan dan menunjukkan tidak hanya penyebaran Islam di kepulauan Melayu, tetapi juga sebagai agama dari sejumlah budaya dan penguasa mereka pada akhir abad ke-15.
 
=== Sumatra Utara ===