Kerajaan Kadiri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syusuf2016 (bicara | kontrib)
→‎Pada saat Daha menjadi ibu kota Panjalu: birukan Jayabaya. bismillah
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 64:
Hal ini diperkuat [[kronik Tiongkok]] berjudul ''Ling wai tai ta'' karya Chou Ku-fei tahun 1178, bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain [[Tiongkok]] secara berurutan adalah [[Dunia Arab|Arab]], [[Jawa]], dan [[Sumatra]]. Saat itu yang berkuasa di [[Jazirah Arab|Arab]] adalah [[Bani Abbasiyah]], di [[Jawa]] ada Kerajaan Panjalu, sedangkan [[Sumatra]] dikuasai [[Kerajaan Sriwijaya]].
 
Chou Ju-kua menggambarkan di Jawa penduduknya menganut 2 agama : Buddha dan Hindu. Penduduk Jawa sangat berani dan emosional. Waktu luangnya untuk mengadu binatang. Mata uangnya terbuat dari campuran tembaga dan perak.
 
Buku Chu-fan-chi menyebut Jawa adalah maharaja yang punya wilayah jajahan : Pai-hua-yuan (Pacitan), Ma-tung (Medang), Ta-pen (Tumapel, Malang), Hi-ning (Dieng), Jung-ya-lu (Hujung Galuh, sekarang Surabaya), Tung-ki (Jenggi, Papua Barat), Ta-kang (Sumba), Huang-ma-chu (Papua), Ma-li (Bali), Kulun (Gurun, mungkin Gorong atau Sorong di Papua Barat atau Nusa Tenggara), Tan-jung-wu-lo (Tanjungpura di Borneo), Ti-wu (Timor), Pingya-i (Banggai di Sulawesi), dan Wu-nu-ku (Maluku).
 
Penemuan [[Situs Tondowongso]] pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak informasi tentang kerajaan tersebut.