Go-Daigo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 40:
Pada tahun [[1331]], rencana menggulingkan Keshogunan Kamakura kembali terungkap setelah dibocorkan bangsawan istana [[Yoshida Sadafusa]] yang dijadikan pembantu terdekat Kaisar Go-Daigo. Setelah mengetahui dirinya dalam bahaya, Kaisar Go-Daigo melarikan diri dari istana Kyoto dengan membawa [[Tiga Harta Suci]]. Bersama pendukungnya, Kaisar Go-Daigo bertahan di [[Gunung Kasagi]] (sekarang termasuk wilayah [[Prefektur Kyoto]]). Namun pasukan keshogunan yang mengepungnya jauh lebih kuat, dan Kaisar Go-Daigo ditangkap. Peristiwa ini sering dikenal sebagai [[Perang Genkō]].
 
Tahun berikutnya ([[1332]]), Kaisar Go-Daigo dibuang ke [[Pulau Oki]]. Sebagai penggantinya, keshogunan menobatkan [[Kaisar Kōgon]] dari garis keturunan Jimyō-in sebagai kaisar yang baru. Keshogunan memang sudah sejak lama mempersiapkan Kaisar Kōgon sebagai pengganti almarhum Pangeran Kuniyoshi. Sementara itu, [[Pangeran Morinaga]] (putra Kaisar Go-Daigo) bersama [[Kusunoki Masashige]] asal [[Provinsi Kawachi]] dan [[Akamatsu Norimura]] (Enshin) asal [[Provinsi Harima]] melancarkan pemberontakan di berbagai daerah. Di tengah keadaan kacau, Go-Daigo melarikan diri dari pembuangannya di Pulau Oki dengan bantuan [[Nawa Nagatoshi]] dan anggota klan Nawa. Perlawanan untuk menumbangkan keshogunan dipimpin Go-Daigo dari Gunung Senjō, [[Provinsi Hōki]]. Keshogunan Kamakura mengirim Ashikaga Takauji untuk menghancurkan perlawanan Go-Daigo, namuntetapi Takauji membelot ke pihak Go-Daigo dan menghancurkan [[Rokuhara Tandai]] di Kyoto. Sementara itu, Nitta Yoshisada menyerang Kamakura dan menewaskan [[Hōjō Takatoki]] beserta anggota keluarga [[klan Hōjō]].
 
== Restorasi Kemmu ==
Baris 52:
Setelah berdamai dengan pihak Ashikaga, Kaisar Go-Daigo menyerahkan [[Tiga Harta Suci]] kepada Kaisar Kōmyō. Setelah itu, Kaisar Go-Daigo melarikan diri dari Kyoto. Istana Selatan (Nanchō) didirikannya di [[Yoshino, Nara|Yoshino]] sebagai tandingan dari Istana Utara (Hokuchō) yang ada di Kyoto. Masa kekaisaran terbelah dua menjadi Istana Selatan dan Istana Utara disebut [[zaman Nanboku-cho]].
 
Kaisar Go-Daigo menyatakan Tiga Harta Suci yang berada di tangan Kaisar Kōmyō sebagai barang palsu. Para pangeran dikirimnya ke daerah-daerah untuk menunjukkan bahwa Kaisar Go-Daigo adalah kaisar yang sah, namuntetapi gagal mengubah keadaan dan jatuh sakit. Pada [[15 Agustus]] [[1339]], Pangeran Noriyoshi yang kembali ke Yoshino mewarisi tahta sebagai [[Kaisar Go-Murakami]]. Keesokan harinya, Go-Daigo mangkat di usia 51 tahun.
 
Kaisar Go-Murakami yang berkedudukan di Istana Sementara Sumiyoshi, mengadakan upacara mendoakan arwah Kaisar Go-Daigo di kuil [[Shōgonjōdo-ji]], [[Provinsi Settsu]]. Kuil tersebut adalah milik [[klan Tsumori]] yang bertugas turun-temurun sebagai pengurus [[Sumiyoshi Taisha]] (kuil Shinto yang mendukung Istana Selatan). Di pihak yang berseberangan, Ashikaga Takauji mendirikan kuil [[Tenryū-ji]] di Kyoto untuk berdamai dengan arwah Kaisar Go-Daigo yang dihormatinya.