Psikoanalisis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k orangtua → orang tua
Baris 69:
Banyak psikoanalis yang bekerja anak-anak telah mempelajari efek pelecehan anak yang sebenarnya, yang meliputi defisit ego dan hubungan objek serta konflik neurotik yang parah. Banyak penelitian telah dilakukan pada jenis trauma ini pada masa kanak-kanak, dan gejala sisanya pada saat mereka telah dewasa. Dalam mempelajari faktor masa kanak-kanak yang memicu timbulnya gejala neurotik, Freud menemukan sekumpulan faktor yang untuk alasan penulisan, disebutnya sebagai “Oedipus Kompleks” (berdasarkan drama karya [[Sophokles]], ''[[Oidipus Sang Raja|Oedipus Rex]]'', di mana sang tokoh protagonis tanpa disadari membunuh ayahnya, Laius dan menikahi ibunya, Jocasta). Validitas Oedipus Kompleks sekarang banyak diperdebatkan dan ditolak.<ref>Miller, Alice. ''Thou Shalt Not Be Aware, Society's Betrayal of the Child'' New York: Farrar Straus Giroux, 1984, halaman 105–227</ref><ref>Kupfersmid, Joel. Abstract [http://psycnet.apa.org/index.cfm?fa=buy.optionToBuy&id=1996-00446-003 ''Does the Oedipus complex exist?''], American Psychological Association, 1995</ref> Istilah singkatnya, yaitu ‘oedipal’ kemudian dijelaskan oleh Joseph J. Sandler di dalam buku ''On the Concept Superego'' (1960) dan dimodifikasi oleh Charles Brenner di dalam buku ''The Mind in Conflict'' (1982) dengan mengacu pada kasih sayang anak-anak untuk orang tua mereka pada tahun-tahun prasekolah. Keterangan tambahan ini melibatkan fantasi hubungan seksual dengan salah satu atau kedua orang tuanya, dan, karena itu, fantasi kompetitif terhadap salah satu atau kedua orang tuanya. Humberto Nagera (1975) telah sangat membantu dalam menjelaskan banyak kompleksitas anak pada tahun-tahun ini.
 
Konflik oedipal yang “positif” maupun “negatif” telah melekat pada aspek heteroseksual dan homoseksual. Keduanya tampaknya terjadi dalam perkembangan kebanyakan anak-anak. Akhirnya, berkembangnya konsesi anak terhadap realitas (bahwa mereka tidak akan menikah dengan salah satu orangtuaorang tua dan menghilangkan yang lainnya) menyebabkan timbulnya identifikasi anak dengan nilai-nilai orang tua. Identifikasi ini umumnya membuat rangkaian baru dari bekerjanya mental mengenai nilai-nilai dan rasa bersalah, yang dimasukkan di bawah istilah “superego”. Selain perkembangan superego, anak-anak “menyelesaikan" konflik oedipal prasekolah mereka dengan menyalurkan keinginan terhadap sesuatu yang disetujui orang tua mereka ("sublimasi"). Selain itu, perkembangan tersebut terjadi selama tahun-tahun usia sekolah ("''latency''") di mana terdapat manuver defensif obsesif-kompulsif yang sesuai dengan usia (aturan, permainan berulang).
== Terapi ==