Rahwana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik
Baris 58:
Pada hari pertempuran terakhir, Rahwana maju ke medan perang sendirian dengan menaiki kereta kencana yang ditarik delapan ekor kuda terpilih. Ketika ia keluar dari Alengka, langit menjadi gelap oleh [[gerhana matahari]] yang tak terduga. Beberapa orang berkata bahwa itu merupakan pertanda buruk bagi Rahwana yang tidak menghiraukannya sama sekali. Pertempuran terakhir antara [[Rama]] dengan Rahwana berlangsung dengan sengit. Pada pertempuran itu, Rama menaiki kereta [[Indra]] dari sorga, yang dikemudikan oleh Matali. Setiap Rama mengirimkan senjatanya untuk menghancurkan Rahwana, raksasa tersebut selalu dapat bangkit kembali sehingga membuat Rama kewalahan. Untuk mengakhiri riwayat Rahwana, Rama menggunakan senjata [[Brahmastra]] yang tidak biasa. Senjata tersebut menembus dada Rahwana dan merenggut nyawanya seketika.
 
Salah satu versi [[Ramayana]] menceritakan bahwa Rahwana tidak mampu dibunuh meski badannya dihancurkan sekalipun, sebab ia menguasai ajian ''Rawarontek'' serta ''Pancasona''. Untuk mengakhiri riwayat Rahwana, Rama menggunakan senjata sakti yang dapat berbicara bernama ''Kyai Dangu''. Senjata tersebut mengikuti kemanake mana pun Rahwana pergi untuk menyayat kulitnya. Setelah Rahwana tersiksa oleh serangan ''Kyai Dangu'', ia memutuskan untuk bersembunyi di antara dua gunung kembar. Saat ia bersembunyi, perlahan-lahan kedua gunung itu menghimpit badan Rahwana sehingga raja raksasa itu tidak berkutik. Menurut cerita, kedua gunung tersebut adalah kepala dari Sondara dan Sondari, yaitu putera kembar Rahwana yang dibunuh untuk mengelabui [[Sita]]. Versi ini ditampilkan oleh [[R. A. Kosasih]] dalam komik Ramayana karyanya.
 
== Keluarga ==