Bandar Udara Internasional Radin Inten II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k ←Suntingan 114.5.210.160 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bagas Chrisara
Tag: Pengembalian
Baris 1:
{{Infobox airport
| name = Bandar Udara Internasional Radin IntanInten II (RIIA II)
| nativename = <small>{{lang|en|Radin IntanInten II International Airport}} (RIIA II) </small><br>
[[Berkas:Aksara Bandara-Raden Inten 2.png|270px]]
| image = Radin Inten 2 Airport.jpg
Baris 45:
<!-- Image with unknown copyright status removed: [[File:Sumatra Air Network.png|right|400px|thumb|Sumatra Air Network]] -->
[[Berkas:Radin Inten II.JPG|jmpl|Terminal Lama]]
'''Bandar Udara Internasional Radin IntanInten II''' ([[Aksara Lampung]]: [[Berkas:Aksara Bandara-Raden Inten 2.png|nirbing|257x257px]]) ({{lang-en|Radin IntanInten II International Airport}}) {{Airport codes|TKG|WILL}} sebelumnya '''WICT''', adalah bandar udara internasional yang melayani [[Kota Bandar Lampung]] di [[Provinsi Lampung]], [[Indonesia]]. Nama bandar udara ini diambil dari nama tokoh yaitu [[Radin Inten II|Radin Intan II]] yang merupakan Kesultanan Lampung terakhir yang juga salah seorang [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] asal [[Lampung]]. Bandar udara internasional ini berlokasi di Jalan Alamsyah Ratu Prawiranegara di [[Branti Raya, Natar, Lampung Selatan|Desa Branti Raya]], [[Natar, Lampung Selatan|Kecamatan Natar]], [[Kabupaten Lampung Selatan]] berada di barat laut [[Kota Bandar Lampung]].
 
Bandara ini mengadopsi gaya futuristik dan memiliki gedung parkir berlantai empat di bawah pengelolaan [[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia|Kementerian Perhubungan]]. Pembangunan gedung parkir berkapasitas 800 hingga 1000 kendaraan ini bertujuan untuk mengantisipasi peningakatan arus wisatawan menuju destinasi utama Lampung. Di antaranya arena berselancar Pantai Tanjung Setia, Taman Nasional Way Kambas (ASEAN Heritage Park Way Kambas), habitat alam lumba-lumba Teluk Kiluan, dan pesona bawah laut di Pulau Pahawang.
 
Bandar Udara Internasional Radin IntanInten II di Provinsi Lampung merupakan bandar udara umum yang diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan akan di serahterimakan ke [[PT Angkasa Pura II]] pada 30 Maret 2019.
 
Bandara Radin IntanInten II Bandar Lampung resmi ditetapkan sebagai bandar udara bertaraf internasional. Keputusan Bandara Radin IntanInten II sebagai bandar udara internasional sesuai keputusan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
 
Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor '''KP 2044 Tahun 2018''' tentang Penetapan Bandar Udara Radin IntanInten di [[Kabupaten Lampung Selatan]] [[Provinsi Lampung]] sebagai Bandar Udara Internasional.<ref>[http://www.tribunnews.com m.tribunnews.com/regional/2018/12/25/bandara-raden-inten-ii-bandar-lampung-jadi-bandar-udara-bertaraf-internasional Bandara Raden Inten II Bandar Lampung jadi bandar udara bertaraf Internasional]</ref>
 
== Sejarah Bandar Udara ==
Bandar Udara Internasional Radin IntanInten II [[Lampung]] sebelumnya bernama Pelabuhan Udara Branti adalah peninggalan [[Pemerintahan Jepang]] yang dibangun pada tahun 1943.
Pada Tahun 1946 diserahkan kepada Pemerintahan Republik Indonesia '''Cq. Detasemen Angkatan Udara / AURI'''. Dari tahun 1946 s.d 1955 Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh '''Detasemen Angkatan Udara / AURI''' dan pada saat itu belum ada penerbangan komersial/ reguler.
 
Baris 99:
Pada akhir tahun 2018 Bandara ini ditingkatkan menjadi bandara internasional, pemerintah memberi waktu selama 6 bulan sejak diterbitkanya surat resmi peningkatan untuk otoritas bandara mempersiapkan segala keperluan untuk penerbangan internasional seperti imigrasi, bea dan cukai serta penambahan terminal 2 internasional yang akan dibangun tahun ini.
 
Pada tanggal 8 Maret 2019, Bandara ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia [[Joko Widodo]] menjadi bandara internasional, dengan menandatangani prasasti berbarengan dengan peresmian [[Bandar Udara Silampari]] di [[KotaLubuk LubukinggauLinggau]].
 
== Maskapai penerbangan dan tujuan ==
[[Berkas:P 20170301 161130.jpg|jmpl|220px|Pesawat [[Airbus A320|A320]] milik [[Batik Air]] disambut dengan ''water salute'' ketika baru mendarat untuk pertama kali di Bandara Internasional Radin IntanInten II]]
{{airport-dest-list
|[[Batik Air]] | [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Jakarta—Halim Perdanakusuma]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Tangerang—Soekarno—Hatta]], Pontianak, TanjungpinangTanjung Pinang
|[[Citilink]] | Jakarta–Halim Perdanakusuma, [[Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur|Kuala Lumpur–Internasional]], Lubuklinggau, Palembang, [[Bandar Udara Gatot Subroto|Way Kanan]]
|[[Garuda Indonesia]] | [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Tangerang—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II|Palembang]], Pontianak, Tanjung Pinang
Baris 122:
 
== Haji & Umrah ==
Bandara Internasional Radin IntanInten II [[Lampung]] juga telah 6 tahun berturut-turut melayani embarkasi haji antara sejak 2010 hingga sekarang dengan kuota jumlah jamaah yang diberangkatkan sebanyak 6.282 orang per tahun, sedangkan untuk calon jamaah haji Lampung yang masuk dalam daftar tunggu saat ini lebih dari 80 ribu orang. Sehingga diperlukan waktu 16 tahun lagi untuk memberangkatkan haji yang saat ini masuk di dalam daftar tunggu (waiting list). Dapat di jelaskan juga bahwa Lampung memiliki potensi umrah yang sangat cukup besar dengan jumlah jamaah yang diberangkatkan setiap tahunnya sekitar sepuluh ribu orang.
 
== Perluasan Bandara ==