Gaya antarmolekul: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 4 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 13815315 oleh HsfBot
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 18:
Molekul polar memiliki distribusi atau kerapatan elektron yang tidak merata dikarenakan pada molekul polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar. Perbedaaan keelektronegatifan ini menyebabkan suatu atom terbagi menjadi dua muatan (dipol), satu ujung memiliki muatan positif dan ujung lainnya bermuatan negatif. Terdapat kecenderungan bahwa ujung positif akan berdekatan dengan ujung negatif atom lain yang berada di dekatnya.2 Keadaan ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik yang disebut dengan gaya tarik dipol – dipol.
 
Hubungan gaya dipol – dipol dengan sifat fisik suatu senyawa. Semakin rendah gaya tarik dipol-dipol antar molekul , maka titik didih maupun titik leleh senyawa tersebut akan semakin tinggi. Kenyataan ini menyatakan bahwa gaya tarik dipol-dipol bukan merupakan faktor utama penentu besarnya titik leleh maupun titik didih suatu senyawa. Gaya dipol-dipol merupakan gaya yang bekerja antara molekul – molekul polar, yaitu antara molekul yang memiliki momen dipol. Semakin besar momen dipolnya, maka semakin kuat gayanya.
 
[[Berkas:Dipole-dipole-interaction-in-HCl-2D.png|200px]]
Baris 39:
Konsep gaya tarik menarik antar molekul ini digunakan untuk menurunkan persamaan zat-zat yang berada dalam fase gas. Gaya ini terjadi karena adanya gaya tarik menarik antara inti atom dengan elektron atom lain yang disebut gaya tarik menarik elektrostatis (gaya coulomb) yang umumnya terdapat pada senyawa polar. Pada molekul non polar gaya Van Der Waals timbul karena adanya dipol-dipol sesaat atau gaya London.
 
Berdasarkan kepolaran partikelnya gaya Van Der Waals dibagi menjadi :
# Interaksi ion-dipol (molekul polar)
# Interaksi dipol-dipol