Orang Topas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Evremonde (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Evremonde (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 86:
Pada tahun [[1854]], [[Afonso de Castro]], gubernur Portugis yang memerintah [[Kepulauan Sunda Kecil]] saat itu, menjanjikan kekuasaan daerah, antara lain Larantuka, dengan cara jual beli. Sebuah [[Perjanjian Lisboa (1859)|perjanjian]] disahkan 5 tahun kemudian. Meskipun Belanda mengirimkan seorang komandan pejabat administrasi yang tinggal di sebuah benteng kecil, namun mereka bersikap ketimbang diam terhadap penduduk asli. Secara ekonomi, setelah menurunnya perdagangan kayu cendana, Larantuka tidak menarik lagi, dan komoditasnya berganti dengan pertanian oleh orang Topas setempat. Tidak banyak lagi yang tersisa dari perdagangan asing sebelumnya.
 
=== Orang Topas saat ini ===<!--
Formal waren die Topasse zwar Katholiken, aber die Kontrolle des Glaubens war auf Laien-Organisationen übergegangen, die dem Glauben eine eigene Richtung gaben. In Larantuka war die mächtigste [[La Confraria da Rainha do Rosário]], die Bruderschaft der Rosenkranz-Königin, die bis heute existiert. Im holländisch-portugiesischen Vertrag war der katholischen Bevölkerung die freie Ausübung ihrer Religion zugesichert worden. Deswegen wurde in Larantuka nicht der bei den Holländern übliche [[Calvinismus]] verbreitet. Stattdessen konnten sich nun die holländischen Jesuiten bei der Kolonialarbeit engagieren. In Larantuka errichteten sie das erste Pfarrgebäude und führten wieder die orthodoxe Form des Glaubens ein. Beispielsweise durfte man jetzt nur noch mit einer Frau verheiratet sein. Die Missionare bauten auch Schulen und stellten die medizinische Versorgung der Bevölkerung sicher.