Żul Qarnain: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 62:
Żul Qarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar." (Al-Kahfi 18:92-98)}}
 
Namun tidak diketahui secara persis di daerah mana keberadaan dinding tersebut. Hanya ada beberapa riwayat yang menyebutkan tentang masalah ini, namuntetapi riwayat tersebut terdapat kelemahan dalam sanadnya. Al-Hafizh [[Ibnu Katsir]] rahimahullahu juga menyebutkan sebuah kisah tentang Khalifah Al-Watsiq yang mengirim sebagian utusannya untuk meneliti dinding tersebut, namuntetapi ia menyebutkan riwayat ini tanpa sanad.<ref>Kitab Tafsir Ibnu Katsir, 3/105.</ref>
 
==== Mencari Air Kehidupan ====
Baris 80:
 
* '''Persiapan pencarian'''
Setelah raja mendengar keterangan dari Malaikat Rofa’il tentang ''‘Ayn al hayat'', maka raja segera mengumpulkan ‘alim ulama’ ada zaman itu, dan raja bertanya kepada mereka tentang ''‘Ayn al Hayat'' itu, tetapi mereka menjawab, “Kita tidak tahu kabarnya, namuntetapi seorang yang alim di antara mereka menjawab, “Sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat Nabi [[Adam]], ia berkata bahwa sesungguhnya Allah meletakkan ''‘Ayn al Hayat'' di [[bumi]] yang gelap.”
 
“Di manakah tempat bumi gelap itu?” tanya raja. Seorang yang alim menjawab, “Di tempat keluarnya [[matahari]].” Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya. “[[Kuda]] apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap?” Para sahabat menjawab, “Kuda betina yang perawan.”
Baris 111:
Menurut riwayat yang diceritakan oleh [[Wahab bin Munabbah]], dia berkata, bahwa Nabi Khidr adalah anak dari bibi Raja Żul Qarnain, dan Raja Żul Qarnain keliling di dalam tempat yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak [[sinar]] seperti [[kilat]] dan sinar itu terlihat olehnya. Sinar itu berasal dari bumi yang berpasir merah dan terdengar oleh raja suara gemercik di bawah kaki kuda, kemudian raja bertanya kepada Malaikat Rofa’il, lalu malaikat itu menjawab: “Gemercik ini adalah suara benda, apabila seseorang mengambilnya, niscaya ia akan menyesal dan apabila tidak mengambilnya, niscaya ia akan menyesal juga.”
 
Kemudian setelah mereka keluar dari tempat gelap itu, di antara pasukan ada yang membawa benda itu, namuntetapi hanya sedikit saja, dan ternyata benda tersebut adalah batu permata, [[yakut]] yang berwarna merah dan [[zamrud]] yang berwarna hijau. Maka pasukan yang mengambil benda itu menyesal, karena mereka hanya mengambil sedikit, demikianlah pula dengan pasukan yang tidak mengambilnya mereka juga menyesal.
 
==== Kota dan seluruh isinya membatu ====