Perang Yunani-Persia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-terpercaya +tepercaya)
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 21:
Pada tahun 499 SM, tiran di [[Miletos]], yaitu [[Aristagoras]], mulai melakukan [[Pengepungan Naxos (499 SM)|ekspedisi]] untuk menaklukkan Pulau [[Pulau Naxos|Naxos]], dengan dukungan Persia;<ref>{{cite book|last=Ehrenberg|first=Victor|authorlink=Victor Ehrenberg (historian)|title=From Solon to Socrates: Greek History and Civilization During the 6th and 5th Centuries BC|edition=3|year=2011|publisher=Routledge|location=Abingdon, England|isbn=978-0-41558487-6|pages=99–100}}</ref> Namun, ekspedisi itu berakhir dengan kegagalan dan Aristagoras pun akhirnya dipecat. Aristagoras lalu menghasut kota-kota Yunani di [[Asia Kecil]] untuk memberontak melawan Persia. Ini adalah awal dari [[Pemberontakan Ionia]], yang berlangsung sampai tahun 493 SM, dan dalam perkembangannya menyeret lebih banyak daerah di Asia Kecil ke dalam konflik. Aristagoras memperoleh bantuan militer dari [[Athena Klasik|Athena]] dan [[Eretria]]. Pada tahun 498 SM, pasukan Athena dan Eretria membakar ibu kota regional Persia di Asia Kecil, yaitu Kota [[Sardis]]. Kaisar Persia, [[Darius I dari Persia|Darius yang Agung]] marah dan bersumpah akan membalas Athena dan Eretria atas tindakan mereka. Pemberontakan terus berlanjut, dan kedua belah pihak menemui jalan buntu sepanjang 497–495 SM. Pada tahun 494 SM, Persia menyerang pusat pemberontakan di Miletos. Pada [[Pertempuran Lade]], pasukan Ionia mengalami kekalahan telak dan pemberontakan pun berakhir, dan sisa-sisanya dibasmi pada tahun berikutnya.
 
Berusaha mengamankan kekaisarannya dari ancaman pemberontakan lainnya, dan juga dari campur tangan Yunani daratan, Darius akhirnya melancarkan serangan ke Yunani, untuk menghukum Athena dan Eretria atas pembakaran Sardis. [[Invasi pertama Persia ke Yunani]] dimulai pada tahun 492 SM, dengan Jenderal Persia, [[Mardonios]], menaklukkan [[Thrakia]] dan [[Makedonia]] sebelum akhirnya [[Pasukan Akhemeniyah|pasukan Persia]] mengalami bencana dan terpaksa mengakhiri kampanyenya. Pada tahun 490 SM, pasukan kedua dikirim ke Yunani, kali ini melalui [[Laut Aigea]], di bawah komando [[Datis]] dan [[Artaphernes (putra Artaphernes)|Artaphernes]]. Ekspedisi ini berhasil menundukkan [[Kyklades]], sebelum kemudian [[Pengepungan Eretria|mengepung, menaklukkan, dan menghancurkan Eretria]]. Akan tetapi, ketika berusaha menyerang Athena, pasukan Persia dikalahkan secara telak oleh pasukan Athena pada [[Pertempuran Marathon]], yang sekaligus menghentikan invasi pertama Persia. Darius kemudian menyusun rencana untuk kembali menyerang Yunani, namuntetapi dia terlebih dahulu meninggal pada tahun 486 SM, dan tanggung jawab penaklukan beralih kepada putranya, [[Xerxes I]]. Pada tahun 480 SM, Xerxes secara langsung memimpin [[invasi kedua Persia ke Yunani]] dengan pasukan yang sangat banyak. Kemenangan melawan 'Persekutuan' negara kota Yunani (dipimpin oleh [[Sparta]] dan Athena) pada [[Pertempuran Thermopylae]] membuat Persia dapat menduduki sebagian besar Yunani. Akan tetapi, ketika berusaha menghancurkan armada laut Yunani, Persia malah mengalami kekalahan berat pada [[Pertempuran Salamis]]. Pada tahun berikutnya, persekutuan negara kota Yunani melancarkan serangan dan mengalahkan pasukan Persia pada [[Pertempuran Plataia]], sekaligus mengakhiri invasi Persia di Yunani.
 
Persekutuan Yunani menindaklanjuti kesuksesan mereka dengan menghancurkan sisa-sisa armada Persia pada [[Pertempuran Mykale]], sebelum kemudian mengusir garnisun Persia dari [[Sestos]] (479 SM) dan [[Byzantion]] (478 SM). Tindakan Jenderal [[Pausanias (jenderal)|Pausanias]] pada Pengepungan Byzantion menjauhkan banyak negara kota Yunani dari pihak Sparta, dan persekutuan anti-Persia kemudian dibentuk kembali dengan dipimpin oleh Athena, dalam persatuan yang disebut [[Liga Delos]]. Liga Delos [[Peperangan Liga Delos|terus melakukan kampanye]] melawan Persia selama tiga dekade berikutnya, dimulai dengan pengusiran sisa-sisa garnisun Persia dari [[Eropa]]. Dalam [[Pertempuran Eurymedon]] pada tahun 466 SM, Liga Delos meraih kemenangan ganda yang pada akhirnya membuat kota-kota di Ionia dapat merdeka. Akan tetapi, keterlibatan Liga Delos dalam pemberontakan Mesir (dari 460–454 SM) berujung pada kekalahan telak dan kampanye yang lebih lanjut harus ditunda. Liga Delos mengirim pasukan ke [[Siprus]] pada tahun 451 SM, dan setelah menariknya kembali, Perang Yunani-Persia pun benar-benar berakhir. Beberapa sumber sejarah menyebutkan bahwa akhir bentrokan ditandai dengan perjanjian damai antara Athena dan Persia, yaitu pada [[Perdamaian Kallias]].
Baris 31:
 
[[Berkas:Thucydides-bust-cutout ROM.jpg|170px|jmpl|kiri|Patung [[Thukydides]]. Narasi Herodotos dilanjutkan oleh Thukydides.]]
Beberapa sejarawan kuno berikutnya, dimulai dari [[Thukydides]], mengkritik Herodotos.<ref>Thukydides, ''Sejarah Perang Peloponnesos'', e.g.[http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Thuc.+1.22 I, 22]</ref><ref name = Fin15>Finley, hlm. 15.</ref> Meskipun demikian, Thukydides memilih untuk memulai sejarahnya pada masa di mana Herdotos mengakhiri kisahnya (pada [[#Sestos|Pengepungan Sestos]]) dan merasa bahwa sejarah Herodotos cukup akurat sehingga tidak perlu ditulis ulang atau dikoreksi.<ref name = Fin15/> [[Plutarkhos]] mengkritik Herodotos dalam esainya "Tentang Kejahatan Herodotos", menggambarkan Herodotos sebagai "''Philobarbaros''" (pencinta orang barbar) karena Herodotos dianggap tidak cukup pro-Yunani, yang mengindikasikan bahwa Herodotos sebenarnya mungkin telah melakukan penulisan yang adil secara wajar.<ref>Holland, hlm. ''xxiv''.</ref> Pandangan negatif terhadap Herodotos berlanjut di Eropa masa [[Renaisans]], meski karya-karyanya tetap banyak dibaca. Namun, sejak abad ke-19 reputasinya secara dramatis terangkat oleh temuan arkeologi yang membenarkan keterangannya.<ref name = h377>Holland, hlm. 377</ref> Pandangan modern terhadap Herodotos adalah bahwa dia telah menuliskan catatan yang luar biasa dalam ''Historia'', namuntetapi beberapa rincian spesifiknya (khusunya mengenai jumlah prajurit dan tanggal peristiwa) harus dilihat secara skeptis.<ref name = h377/> Meskipun demikian, masih banyak sejarawan yang meyakini bahwa Herodotos hanya mengarang sebagian besar catatannya.<ref>Fehling, hlm. 1–277.</ref>
 
Sayangnya, sejarah militer Yunani antara akhir [[invasi kedua Persia ke Yunani]] dan [[Perang Peloponnesos]] (479–431 SM) tidak banyak diceritakan dalam sumber kuno. Periode ini, kadang disebut ''pentekontaitia'' oleh para sejarawan kuno, adalah seuatu periode perdamaian dan kemakmuran di Yunani.<ref name = Fin16>Finley, hlm. 16.</ref><ref name = Kag77>Kagan, hlm. 77.</ref> Sumber terlengkap mengenai periode ini, dan sekaligus yang paling sezaman adalah naskah karya Thukydides, ''[[Sejarah Perang Peloponnesos]]'', yang oleh para sejarawan modern secara umum dianggap sebagai sumber primer yang tepercaya.<ref name = Sea264>Sealey, hlm. 264.</ref><ref name = Fine336>Fine, hlm. 336.</ref><ref name = Fin29>Finley, hlm. 29–30.</ref> Thukydides hanya menyebut periode ini dalam suatu penyimpangan dalam meningkatnya kekuasaan Athena menuju Perang Peoponnesos, dan naskahnya sendiri pendek, kemungkinan sangat selektif serta kekurangan tanggal kejadian.<ref name = Sea248*>Sealey, hlm. 248.</ref><ref name = Fine343>Fine, hlm. 343</ref> Meskipun demikian, naskah Thukydides dapat, dan memang, digunakan oleh para sejarawan untuk mereka-reka kronologi pada periode ini, yang juga ditambah dari temuan arkeologi dan catatan dari penulis lain.<ref name = Sea248*/>
 
Rincian yang lebih banyak mengenai keseluruhan periode ini disediakan oleh Plutarkhos dalam karyanya [[Kehidupan Paral|biografi]] [[Themistokles]], [[Aristides]] dan khususnya [[Kimon]]. Plutarkhos menulis beberapa ratus tahun setelah kejadian sehingga naskahnya adalah sumber sekunder, yang membuat peryatannya perlu verifikasi lebih lanjut.<ref>misalnya Themistokles bab 25 memiliki Referensi ;langsung kepada Thukydides [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Thuc.+1.137 I, 137]</ref> Dalam biografinya, dia mengambil sumber langsung dari banyak naskah sejarah kuno yang pada masa modern sudah hilang, dan dengan demikian dia telah mencatat rincian periode yang tidak disebutkan baik oleh Herodotos maupun Thukydides. Sumber penting terakhir untuk periode ini adalah sejarah universal (''[[Bibliotheke historika]]'') karya penulis asal [[Sisilia]] abad ke-1 SM, [[Diodoros Sikolos]]. Banyak dari tulisan Diodoros mengenai periode ini diambil dari sejarawan Yunani yang lebih awal, yaitu [[Ephoros]], yang juga menulis sejarah universal.<ref name = Fine360>Fine, hlm. 360.</ref> Karya Diodoros juga merupakan sumber sekunder dan seringkali dikritik oleh para sejarawan karena gaya dan ketidakakuratannya, namuntetapi karya tersebut menyimpan banyak rincian periode kuno yang tidak ditemukan di sumber mana pun.<ref>Green, ''Greek History 480–431 BC'', hlm. 1–13.</ref>
 
Rincian lainnya tersebar dan dapat ditemukan dalam ''Hellados Periegesis'' karya [[Pausanias (geographer)|Pausanias]], sementara kamus [[Suda]] dari [[Kekaisaran Bizantium|Bizantium]] abad ke-10 M mencantumkan beberapa anekdot yang tidak ditemukan di sumber mana pun. Sumber minor untuk periode ini meliputi karya-karya [[Gnaeus Pompeius Trogus|Pompeius Trogus]] (diepitomisasi oleh [[Justinus (sejarawan)|Justinus]]), [[Cornelius Nepos]], dan [[Ktesias|Ktesias dari Knidos]] (diepitomisasi oleh [[Photios I dari Konstantinopel|Photios]]), yang tidak lagi berada pada bentuk teks aslinya. Karya-karya ini kurang dipercaya (khususnya Ktesias) oleh para sejarawan dan tidak secara khusus berguna pada rekonstruksi sejarah periode ini.<ref>Roebuck, hlm. 2</ref><ref>Traver, hlm. 115–116.</ref>
Baris 81:
Pada tahun 494 SM pasukan darat dan armada laut Persia dikumpulkan kembali, dan mereka menyerang langsung menuju pusat pemberontakan di Miletos.<ref name = VI6>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+6.6 VI, 6]</ref> Armada laut Ionia berusaha mempertahankan Miletos di laut, tetapi dikalahkan secara telak pada [[Pertempuran Lade]], setelah [[Samos|orang-orang Samos]] berkhianat dan balik mendukung Persia.<ref name = VI8>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+6.8 VI, 8–16]</ref> Miletos lalu dikepung, ditaklukkan, dan penduduknya dijadikan budak.<ref name = VI19>Herodotos l [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+6.19 VI, 19]</ref> Kekalahan ganda ini secara efektif mengakhiri pemberontakan, dan pada akhirnya orang-orang Karia pun menyerah kepada Persia.<ref name = VI25>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+6.25 VI, 25]</ref> Pasukan Persia menghabiskan tahun 493 SM untuk membasmi sisa-sisa pemberontakan di kota-kota di sepanjang pesisi Asia Kecil yang masih berusaha menentang Persia,<ref name = VI31>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+6.31 VI, 31–33]</ref> sebelum akhirnya menetapkan kesepakatan damai di Ionia yang dianggap cukup adil.<ref name = h175>Holland, hlm. 175–177.</ref>
 
Pemberontakan Ionia menjadi konflik besar pertama antara Yunani dan Kekaisaran Persia Akhemeniyah dan merupakan fase pertama dari Perang Yunani-Persia. Asia Kecil berhasil dikuasai kembali oleh Persia, namuntetapi Darius bersumpah untuk menghukum Athena dan Eretria atas bantuan mereka pada para pemberontak.<ref name = h175/> Selain itu, Darius melihat bahwa situasi politik di Yunani dapat membawa ancaman terhadap kestabilan kekaisaran, maka dia pun berencana menaklukkan seluruh Yunani.<ref name = h175/>
 
== Invasi pertama ke Yunani (492–490 SM) ==
Baris 105:
[[Berkas:Battle of Marathon Greek Double Envelopment.png|jmpl|250px|ka|Sayap pasukan Yunani mengepung pasukan Persia pada [[Pertempuran Marathon]].]]
 
Selanjutnya armada Persia bergerak ke selatan menuju Pesisir [[Attika]]. Mereka berlabuh di Pantai [[Marathon, Yunani|Marathon]], sekitar {{convert|25|mi|km}} dari Kota Athena.<ref>Herodotos [httpo//www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+6.102 VI, 102]</ref> Di bawah panduan [[Miltiades Muda|Miltiades]], seorang jenderal yang punya banyak pengalaman berperang melawan orang Persia, pasukan Athena bergerak untuk menghalangi dua jalur keluar dari daratan Marathon. Kebuntuan berlangsung selama lima hari, sebelum akhirnya pasukan Athena (untuk alasan yang tidak diketahui) memutuskan untuk menyerang pasukan Persia.<ref>Lazenby, hlm. 59–62.</ref> Meskipun pasukan Persia memiliki prajurit yang jauh lebih banyak, namuntetapi [[hoplites]] Yunani terbukti efektif melawan infanteri ringan Persia. Pasukan Yunani memukul mundur kedua sayap pasukan Persia sebelum kemudian megacak-acak bagian tengahnya. Sisa-sisa pasukan Persia kabur ke kapal mereka dan meninggalkan pertempuran.<ref name = "h195">Holland, hlm. 195–197.</ref> Herodotos mencatat bahwa sekitar 6.400 mayat prajurit Persia ditemukan di tempat pertempuran, sedangkan pasukan Athena hanya kehilangan 192 pprajurit.<ref name = VI117>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+6.117 VI, 117]</ref>
 
Segera setelah pasukan Persia yang selamat bergerak ke laut, pasukan Athena dengan cepat berjalan kembali ke kota Athena.<ref>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+6.115 VI, 115]</ref> Pasukan Athena tiba tepat waktu untuk mencegah Artaphernes berlabuh di Kota Athena. Menyadari bahwa kesempatannya sudah hilang, Artaphernes pun mengakhiri kampanye ini dan kembali ke Asia.<ref>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+6.116 VI, 116]</ref>
Baris 181:
Ketika Mardonius mengetahui bahwa pasukan persekutuan Yunani sudah bergerak, dia pun mundur ke Boiotia, di dekat Plataia, dan berusaha memancing pasukan Yunani ke daerah terbuka supaya dia dapat menggunakan kavalerinya.<ref name = h339>Holland, hlm. 339.</ref> Pasukan Yunani, di bawah komando [[Pausanias (jenderal)|Pausanias]], bertahan di dataran tinggi di atas Plataia supaya mereka tidak terjebak oleh strategi Persia.<ref name = h342>Holland, hlm. 342–349.</ref> Setelah beberapa hari terjadi kebuntuan, Pausanis memerintahkan pasukan Yunani untuk mundur ke posisi asalnya pada malam hari.<ref name = h342/> Gerakan mundur ini terjadi secara kacau, dan membuat pasukan Athena, Sparta, serta Tegea terjebak di bukit tertutup, sementara kontingen-kontingen lainnya tersebar terpisah-pisah di dekat Plataia.<ref name = h342/> Melihat keadaan ini, pasukan Persia merasa bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menyerang. Mardonios memerintahkan seluruh pasukannya untuk maju.<ref>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+9.59 IX, 59]</ref> Namun, infanteri Persia terbukti tidak dapat menandingi hoplites Yunani yang bersenjata berat,<ref>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+9.62 IX, 62]</ref> dan pasukan Sparta berhasil mendobrak barisan pengawal Mardonios lalu membunuhnya.<ref>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+9.63 IX, 63]</ref> Setelah itu, pasukan Persia menjadi panik dan kocar-kacir; 40.000 prajurit berhasil menyelamatkan diri melalui jalan ke Thessalia,<ref>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+9.66 IX, 66]</ref> tetapi sisanya kabur ke ke perkemahan Persia dan di sana mereka dikepung lalu dibantai oleh pasukan Yunani. Peristiwa ini sekaligus memastikan kemenangan Yunani.<ref>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+9.65 IX, 65]</ref><ref name = h350>Holland, hlm. 350–355.</ref>
 
Herodotos menceritakan bahwa, pada sore hari dalam Pertempuran Plataia, rumor mengenai kemenangan Yunani didengar oleh armada laut Yunani, yang ketika itu sedang berada di lepas pantai [[Mykale|Gunung Mykale]] di Ionia.<ref>Herodotos [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Hdt.+9.100 IX, 100]</ref> Semangat mereka langsung meningkat, dan armada laut Yunani maju untuk melawan armada Persia di sana. Dalam [[Pertempuran Mykale]] itu, yang berlangsung pada hari yang sama dengan Pertempuran Plataia, pasukan Yunani meraih kemenangan dan menghancurkan sisa-sisa angkatan laut Persia, sekaligus melumpuhkan kekuatan laut Xerxes, dan menandai kebangkitan angkatan laut Yunani.<ref name = h357>Holland, hlm. 357–358.</ref> Sementara para sejarawan modern meragukan apakah peristiwa di Mykale benar-benar terjadi pada hari yang sama dengan peristiwa di Plataia, namuntetapi Pertempuran Mykale hanya dapat terjadi setelah armada laut Yunani menerima berita dari Plataia.<ref>Dandamaev, hlm. 223</ref>
 
== Serangan balik Yunani (479–478 SM) ==
Baris 224:
Sepanjang tahun 470-an SM, Liga Delos melakukan kampanye militer di Thrakia dan Aigea untuk menumpas sisa-sisa garnisun Persia dari daerah itu, terutama di bawah komando politisi Athena, [[Kimon]].<ref name = Sea250>Sealey, hlm. 250.</ref> Pada awal dekade berikutnya, Kimon mulai melakukan kampanye militer di [[Asia Kecil]], berupaya untuk menguatkan posisi Yunani di sana.<ref name = PC12>Plutarkhos, Kimon, 12</ref> Pada [[Pertempuran Eurymedon]] di [[Pamphylia]], pasukan Athena dan armada sekutunya meraih kemenangan ganda yang sangat telak, mereka menghancurkan armada laut Persia dan kemudian melabuhkan pasukan daratnya, yang juga berhasil mengalahkan pasukan darat Persia. Setelah pertempuran ini, pihak Persia pada dasarnya bertindak lebih pasif dan defensif, mereka berusaha tidak terlalu mengambil risiko dalam pertempuran.<ref name = PC13>Plutarkhos, Kimon, 13</ref>
 
Menjelang akhir tahun 460-an SM, Athena menutuskan untuk menjalankan keputusan yang sangat ambisius, yaitu mendukung pemberontakan di [[kesatrapan]] [[Mesir Kuno|Mesir]] di Kekaisaran Persia. Meskipun pasukan Yunani pada awalnya meraih keberhasilan, namuntetapi mereka tidak mampu menguasai garnisun Persia di [[Memphis, Mesir|Memphis]], meskipun mereka telah mengepungnya selama tiga tahun.<ref name = TI104>Thukydides [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Thuc.+1.104 I, 104]</ref> Pasukan Persia lalu melancarkan serangan balik, dan kali ini giliran pasukan Athena yang dikepung selama 18 bulan, sebelum kemudian disapu habis.<ref name =TI109>Thukydides [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Thuc.+1.09 I, 109]</ref> Kegagalan ini, ditambah dengan [[Perang Peloponnesos Pertama|peperangan yang sedang berlangsung]] melawan Sparta di Yunani, membuat Athena terpaksa menghentikan perseteruannya dengan Persia.<ref name = Sea271*>Sealey, hlm. 271–273.</ref> Akan tetapi, pada tahun 451 SM, sebuah perjanjian damai disepakati di Yunani, sehingga Kimon dapat memimpin sebuah ekspedisi ke Siprus. Namun, ketika sedang mengepung Kota [[Kition]], Kimon meninggal dan pasukan Athena terpaksa harus mundur, memenangkan kemenangan ganda lainnya pada [[Peperangan Liga Delos#Pertempuran Salamis-di-Siprus|Pertempuran Salamis-di-Siprus]] dengan tujuan menyelesaikan konflik ini.<ref name = TI112>Thukydides [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Thuc.+1.112 I, 112]</ref> Kampanye ini menandai akhir peperangan antara Liga Delos dan Persia, dan sekaligus mengakhiri Perang Yunani-Persia.<ref name = PC19>Plutarkhos, Kimon, 19</ref>
 
== Kesepakatan damai ==
Baris 243:
[[Berkas:Pelopennesian War, Key Actions in each Phase, 431 - 404 B.C..JPG|200px|ka|jmpl|Fase-fase pada [[Perang Peoponnesos]].]]
{{See also|Perang Peloponnesos Pertama|Perang Peloponnesos|Perang Korinthos}}
Menjelang akhir konflik Yunani-Persia, proses yang mana [[Liga Delos]] menjadi Kekaisaran Athena sudah semakin terlihat.<ref name = h366>Holland, hlm. 366–367.</ref> Meskipun Yunani sudah tak lagi berperang dengan Persia, namuntetapi sekutu-sekutu Athena tetap diharuskan untuk mengirim kapal atau membayar uang kepada Athena.<ref name = Sea282/> Di Yunani, [[Perang Peloponnesos Pertama]] antara Athena dan Sparta, yang berlangsung sejak tahun 460 SM dengan beberapa kali jeda, akhirnya berakhir pada tahun 445 SM, dengan perjanjian gencatan senjata untuk tiga puluh tahun berikutnya.<ref>Kagan, hlm. 128.</ref> Namun, perseteruan antara Sparta dan Athena tidak berakhir dan mereka kembali berperang 14 tahun kemudian, bahkan sebelum gencatan senjata selesai, dan ini menandai dimulainya [[Perang Peloponnesos]] Kedua.<ref>Holland, hlm. 371.</ref> Konflik yang menghancurkan ini, yang berlangsung selama 27 tahun, pada akhirnya berujung pada musnahnya kekuasaan Athena dan bubarnya Kekaisaran Athena. Ini juga menjadi awal dari [[hegemoni Sparta]] atas Yunani.<ref>Xenophon, Hellenika II, 2</ref> Akan tetapi, bukan hanya Athena yang menderita akibat perang ini, karena konflik ini secara signifikan telah melemahkan seluruh Yunani.<ref name = Dand256>Dandamaev, hlm. 256.</ref>
 
Berulang kali dikalahkan dalam pertempuran oleh Yunani, dan direpotkan oleh banyak pemberontakan dalam negeri yang mengganggu kemampuan Persia melawan Yunani, akhirnya setelah tahun 449 SM, Kaisar [[Artaxerxes I]] dan para penerusnya menggunakan cara yang berbeda, yaitu politik adu domba.<ref name = Dand256/> Persia tidak lagi secara langsung menyerang Yunani, melainkan berusaha membuat Athena berperang melawan Sparta. Persia secara rutin menyuap para politisi di Yunani untuk mencapai tujuan mereka. Dengan cara ini, orang-orang Yunani sibuk berperang satu sama lain dan tidak lagi menaruh perhatian untuk menyerang Persia.<ref name = Dand256/> Tidak ada konflik terbuka antara Yunani dan Persia sampai tahun 396 SM, ketika Raja Sparta [[Agesilaos]] menginvasi Asia Kecil, itu pun tidak lama. Seperti ditulis oleh Plutarkhos, orang Yunani terlalu sibuk melihat hancurnya kekuatan mereka sendiri dan tidak mampu menyerang "orang barbar".<ref name = PC19/>