Kala (film): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 39:
Esoknya, setelah meminta alamat dari rumah sakit Janus pergi ke rumah Ratih. Disana, ia menemui seorang penduduk disana yang menceritakan bahwa Ratih, suaminya, dan ayahnya Ronggoweni ([[Sujiwo Tejo]]) meninggal dalam jangka waktu seminggu. Yang misterius, pada malam hari dulu, banyak para pejabat bertamu ke rumah Ronggoweni tersebut tanpa mengetahui maksud kedatangannya. Setelah mendapat informasi tentang anak Ronggoweni yang termuda, Ranti ([[Fahrani]]) yang kini bekerja sebagai penyanyi klub malam, Janus pergi menuju tempat Ranti dan menanyakannya perihal misteri prosa yang dikatakan Ratih. Ranti memperingatkan bahwa kalimat itu tidak boleh diberitahukan kepada orang lain, apabila hal itu dilakukan, salah satu dari kedua orang itu harus mati. Pada saat itu Ranti tengah berjalan pulang dan diculik sekelompok orang, Janus yang melihat, ketahuan oleh para penculik Ranti dan turut membawa Janus. Janus terbangun dan menemukan dirinya terikat di depan seorang menteri Budaya, Haryo Wibowo ([[Arswendi Nasution]]) yang kini mempertanyakan pembicaraannya dengan Ranti. Lalu, Janus disiram minyak tanah dan dilempari rokok Haryo sebelum Janus berada dalam narkolepsinya.
 
Eros datang lagi ke TKP pembakaran. Disana lewat keterangan seorang saksi, Eros mendapatkan ciri-ciri perempuan yang meneriaki kelima orang itu maling, hubungan darah dengan salah satu korban, dan kenyataan salah satu korban memakai kalung berbandul laba-laba. Kemudian Eros mendatangi rumah Ronggoweni, disana ia menemui Pindoro kendati tidak dibunuh. Esoknya Eros dan Hendro berbicara mengenai kemerosotan moral dan kolaps yang terjadi di negara ini, Hendro berkata bahwa sebentar lagi akan datang Ratu Adil yang akan membawa negara itu pada kemakmuran, namuntetapi Eros cenderung skeptis. Hendro juga memberitahu Eros dibicarakan oleh Pak Bambang dan memberitahu Eros bahwa keluarga Ranti itu adalah keluarga ajudan presiden pertama. Erospun mecari berita di perpustakaan dan menemui beberapa informasi seperti pelantikan Ronggoweni dan perburuan harta karun presiden pertama.
 
Janus terbangun dan berada di ruangan tempat ia disekap, namuntetapi sudah kosong. Januspun kembali ke rumahnya dan bertemu dengan Sari. Sari meminta maaf kepada Janus dan pada malam itu mereka kembali berhubungan. Pada paginya, Janus menceritakan perihal kalimat Ratih kepada Sari, dan Sari tahu lokasinya. Kemudian Sari pergi ke boks telepon dan memberitahu Haryo tentang lokasi harta itu. Dan mereka berdua bertemu di luar kota, Sari ditembak Haryo dan Haryo yang saat itu sudah mengetahui lokasinya, dikejar oleh Pindoro dan berakhir dengan kepalanya yang terpenggal. Janus yang berada di jalan menemukan liputan TV yang menayangkan kematian Sari, terpukul, Janus pergi ke atas gedung dan loncat dari sana. Janus kemudian dikembalikan ke tempat tidurnya oleh Pindoro secara misterius saat Janus yang loncat terkena narkolepsi, lalu sekelompok orang datang dan menyekapnya, meminta Janus menunjukkan lokasi harta itu, dan sang pengkomandonya adalah Pak Bambang dan seorang Menteri.
 
Di sisi Eros, kini ia dan Hendro tengah bermaksud menggali makam Ronggoweni untuk visum, disana ia bertemu Ranti dan terpaksalah Ranti bercerita. Dikatakan Ronggoweni mengetahui tentang harta karun yang sering diperebutkan dan dicari pejabat, dan hanya boleh ada satu orang yang bisa mengetahui lokasi harta karun tersebut dan lainnya harus mati karenanya. Kakak ipar Ranti, yakni si korban yang dibakar, memaksa Ronggoweni untuk menceritakan lokasi itu kepadanya, setelah sang menantu pergi, Ronggoweni bunuh diri. Si kakak ipar menceritakan lokasi itu kepada kakak Ranti dan keduanya meninggal pada hari yang sama, saat itulah Janus (namun tidak diketahui Hendro, Eros, dan Ranti) mendengar lokasi harta dan menyampaikan bahwa ia tahu lokasinya secara tidak langsung. Mereka bertiga pergi ke perpustakaan untuk mendapat jawaban. Terungkap sejarahnya, harta itu merupakan pemberian raja-raja Nusantara kepada generasi berikutnya, sebagai modal berdirinya negara kesatuan. Presiden pertama yang tahu akibat harta itu akan berbuntut panjang, memerintahkan sembilan orang kepercayaannya untuk menyembunyikan harta itu. Setelah membaca di buku lain, Hendro menemukan fakta mengenai Pindoro. Dan Pindoro tidak bisa membunuh karena dia berasal dari alam gaib, jadi, manusialah yang membunuh orang-orang itu. Pada saat itu, Pindoro berada disamping Ranti dan mereka berdua menghilang bersama.