Ar-Radhi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k Menghilangkan spasi sebelum tanda koma dan tanda titik dua
Baris 6:
Dia dilahirkan pada tahun 297 H.Ibunya adalah mantan budak yang berasal dari Romawi bernama Zhalum.Dia dilantik menjadi khalifah pada saat al-Qahir diberhentikan dari jabatannya.Kemudian dia memerintahkan kepada Ibnu Muqlat untuk menuliskan kejahatan yang dilakukan oleh al-Qahir dan memerintahkannya untuk membacakannya dihadapan orang-orang.
 
Pada tahun 322 orang yang bernama Mardawaij, salah seorang pemuka Dailam asala Asfahan meninggal dunia.Pada saat itu dia telah mempunyai pengaruh yang kuat dan telah tersebar kabar bahwasannya dia akan datang dan menyerang kota Baghdad.Dia pun mengadakan perjanjian damai dengan orang-orang Majusi.Dia pernah berkata : “Saya akan mengembalikan kerajaan-kerajaan asing tersebut dan akan maenghancurkan kerajaan Arab.”
 
Pada tahun ini Ali bin Buwaih mengutus seorang utusan kepada ar-Radhi dia hendak menuntut bagian uang kepadanya sebesar delapan belas juta dirhamm pertahun dari wilayah yang dia kuasai.Kemudian ar-Radhi mengirimkan bendera kebesaran dan menyatakan Ibnu Buwaih dicopot dari jabatannya.Sejak saat itulah Ibnu Buwaih mengulur-ulur pembayaran yang harus dibayarkan kepada ar-Radhi.
Baris 12:
Pada tahun ini al-Mahdi yang telah berkuasa di Maghrib meninggal dunia.Dia telah berkuasa di tempat tersebut selama dua puluh lima tahun.Al-Mahdi merupakan nenek moyang para khalifah Mesir yang dinamakan oleh orang-orang bodoh sebagai kaum Fathimiyyah.Al-Mahdi menganggap dirinya sebagai keturunan ’Alawi, padahal dia adalah seorang yang berasal dari keturunan Majusi.
 
Qadhi Abu Bakar al-Baqlani berkata : “Kakek dari Ubaidillah yang bergelar al-Mahdi tersebut adalah seorang Majusi.Pada saat Ubaidillah memasuki wilayah Maghrib, dia menyebut dirinya sebagai keturunan Alawiyyin, padahal tidak seorang pun para ahli silsilah menyatakan bahwa dia adalah keturunan Ali.Dia adalah seorang penganut paham kebatinan yang kotor yang berusaha untuk menghancurkan Islam.Dia tidak segan-segan memenggal kepala para ulama dan fuqaha dengan tujuan agar tidak ada seorang pun yang menghalangi ambisinya tersebut.
 
Demukian juga yang dilakukan oleh anak-anak dan penerusnya.Mereka menghalalkan minuman keras dan perzinahan.Mereka sebarkan akidah Rafidhah yang menolak kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Utsman.Setelah meninggal dia digantikan oleh anaknya yangbernama al-Qaim Biamrillah yang bernama asli Muhammad.
Baris 34:
Pada tahun 325 H, pemerintahan ar-Radhi lemah tak berdaya.Sehingga kekuasaan khilafah saat itu seringkali berada ditangan para pemberontak, atau para pejabat yang tidak membawa apa-apa.Mereka laksana raja-raja kecil, saat itulah tidak tersisa kekuasaan ar-Radhi kecuali di Baghdad dan Suwad walaupun pada hakikatnya Ibnu Raiq sangat berpengaruh jika dibandingkan dengan Radhi sendiri.
 
Pada saat kekuatan dinasti Bani Abbas menurun drastis karena gerakan pemberontakan Qaramithah serta kelompok Ahli Bid’ah di berbagai wilayah, maka muncullah kemauan yang kuat dari Bani Umayyah, yang ada diwilayah Andalusia yang berada dibawah pimpinan Amir Abdur Rahman bin Muhammad al-Umawi al-Marwani untuk memdirikan pemerintahan sendiri.Dia berkata : “Saya jauh lebih berhak untuk memegang kendali khilafah daripada Bani Abbas.”
 
Dia menyebut dirinya sebagai Amirul Mukminin an-Nashir Lidinillah.Dia berhasil menguasai sebagian besar wilayah Andalusia.Dia mempunyai wibawa yang sangat besar, semangat jihad yang tinggi dan mampu melakukan penaklukan-penaklukan serta mempunyai kepribadian yang sangat menawan dan menakjubkan.Dia mampu menaklukkan para pemberontak dan mampu menguasaai tujuh puluh benteng.Dengan demikian ada tiga orang pada saat itu yang menyebut dirinya sebagai Amirul Mukminin Yaitu khalifah yang ada di Baghdad (ar-Radhi, kemudian penguasa al-Umawi di Andalusia dan al-Mahdi di Qairawan.
Baris 48:
Ar-Radhi dikenal sebagai seorang yang terbuka dan dermawan, ilmunya luas dan seorang penyair yang fasih serta senang baergaul dengan para ulama.Dia memiliki syair yang dibukukan.Disamping itu, dia sempat mendengar hadits dari Imam al-Baghawi.
 
Al-Khatib berkata : “Ar-Radhi memiliki banyak keutamaan.Antara lain adalah khalifah terakhir yang memiliki syair yang dibukukan, dan khalifah terakhir yang mampu melakukan khutbah Jum’at.Dia adalah khalifah pertama yang duduk bersama rakyat (egaliter).Dia banyak melakukan langkah-langkah orang terdahulu.Bahkan dalam berpakaian dia selalu meniru orang-orang dahulu.
 
Di antara syair yang pernah diucapkannya adalah :
 
Setiap yang bersih kan menjadi kotor
Baris 74:
Wahai Dzat yang Maha Pengampun dan Penyayang.
 
Abu Hasa al-Zarqawaih meriwayatkan dari Ismail al-Khaththabi, dia berkata : Ar-Radhi memintaku datang pada malam Idul Fitri, kemudian saya datang menemuinya.Dia berkata : “Wahai Ismail, saya telah bertekad untuk melakukan salat Idul Fitri bersama dengan rakyat besok, maka apakah yang pantas untuk diucapkan setelah aku berdo’a.”
 
Saya merenung sejenak sambil menundukkan kepala, kemudian saya katakan : “Wahai Amirul Mukminin, jika kau telah membaca doa untuk dirimu maka katakanlah doa ini :
 
“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan padaku dan kepada kedua orang tuakudan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau Ridhai.”
 
Dia berkata kepada saya : “Cukuplah bagiku apa yang kau katakan itu.”
 
Setelah saya pulang ada seorang pekayan yang mengikutiku dari belakang dan dia memberiku uang kepada saya sebanyak empat ratus dinar.
 
Beberapa tokoh yang meninggal pada masa pemerintahan ar-Radhi adalah : Nafthawaih, Ibnu Mujahid seorang pakar qiraat, Ibnu Kas al-Hanafi, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Abi Rabbih pengarang kitab al-’Iqd al-Farid, al-Ishthikhari seorang tokoh madzhab Syafi’i, Ibnu Syannabud dan Abu Bakar al-Anbari.
 
{{kotak mulai}}