Al-Andalus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Menghilangkan spasi sebelum tanda koma dan tanda titik dua
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 2:
{{History of Spain}}
{{Sejarah Portugal}}
'''Al-Andalus''' ({{lang-ar|الأندلس|al-andalus}}) adalah nama dari bagian [[Semenanjung Iberia]] ([[Spanyol]] dan [[Portugal]]) yang diperintah oleh orang [[Islam]], atau orang [[Moor]] antara tahun [[711]] dan [[1492]].<ref>"Andalus, al-" ''Oxford Dictionary of Islam''. John L. Esposito, Ed. Oxford University Press. 2003. Oxford Reference Online. Oxford University Press. Accessed [[12 June]], 2006.</ref> Al-Andalus juga sering disebut '''Andalusia''', namuntetapi penggunaan ini memiliki keambiguan dengan wilayah administratif di Spanyol modern [[Andalusia]].
 
Masa kekuasaan Islam di Iberia dimulai sejak [[Pertempuran Guadalete]], ketika pasukan Umayyah pimpinan [[Thariq bin Ziyad]] mengalahkan orang-orang [[Visigoth]] yang menguasai Iberia. Awalnya Al-Andalus merupakan provinsi dari [[Kekhalifahan]] [[Umayyah]] ([[711]]-[[750]]), lalu berubah menjadi [[Keamiran Kordoba|sebuah keamiran]] ([[750]]-[[929]]), [[Kekhalifahan Kordoba|sebuah kekhalifahan]] sendiri ([[929]]-[[1031]]), dan akhirnya terpecah menjadi "[[taifa]]" yaitu kerajaan-kerajaan kecil (1031-1492).
Baris 21:
=== Penaklukan dan masa-masa awal ===
{{main|Penaklukan Umayyah di Hispania}}
Sebelum kedatangan umat Islam, daerah Iberia merupakan kerajaan [[Hispania]] yang dikuasai oleh orang [[Kristen]] [[Visigoth]]. Pada 711, pasukan Umayyah yang sebagian besar merupakan bangsa [[Moor]] dari Afrika Barat Laut, menyerbu Hispania dipimpin [[jenderal]] [[Thariq bin Ziyad]], dan di bawah perintah dari [[Kekhalifahan Umayyah]] di [[Damaskus]]. Pasukan ini mendarat di [[Gibraltar]] pada [[30 April]], dan terus menuju utara. Setelah mengalahkan [[Raja]] [[Roderikus]] dari Visigoth dalam [[Pertempuran Guadalete]] (711), kekuasaan Islam terus berkembang hingga pada 719 hanya daerah [[Galisia (Spanyol)|Galisia]], [[Basque]] dan [[Asturias]] yang tidak tunduk kepada kekuasaan Islam. Setelah itu, pasukan Islam menyeberangi [[Pirenia]] untuk menaklukkan [[Prancis]], namuntetapi berhasil dihentikan oleh kaum [[Frank]] dalam [[pertempuran Tours]] (732). Daerah yang dikuasai Muslim Umayyah ini disebut provinsi Al-Andalus, terdiri dari Spanyol, Portugal dan Prancis selatan sekarang.
 
Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang [[Wali Al-Andalus|wali (gubernur)]] yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Pada periode ini stabilitas politik negeri [[Spanyol]] belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah mau tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri, dan akhirnya berhasil mendirikan [[Kerajaan Asturias]], yang berhasil mengalahkan kaum Muslimin dalam [[Pertempuran Covadonga]] pada tahun [[721]].
Baris 37:
=== Keamiran dan Kekhalifahan Kordoba ===
[[Berkas:Al Andalus-c.1000-id.png|jmpl|300px|ka|Kekhalifahan Kordoba c. [[1000]] pada masa kejayaan [[Al-Mansur bin Abi Amir|Al-Mansur]].]]
Pada [[750]], [[bani Abbasiyah]] menjatuhkan pemerintahan Umayyah di Damaskus, dan merebut kekuasaan atas daerah-daerah Arabia. Namun pada [[756]], pangeran Umayyah di pengasingan [[Abdurrahman I]] (Ad-Dakhil) melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba dengan gelar [[Amir Kordoba]]. Abdurrahman menolak untuk tunduk kepada kekhalifahan Abbasiyah yang baru terbentuk, karena pasukan Abbasiyah telah membunuh sebagian besar keluarganya. Ia memerintah selama 30 tahun, namuntetapi memiliki kekuasaan yang lemah di Al-Andalus dan ia berusaha menekan perlawanan dari pendukung Al-Fihri maupun khalifah Abbasiyah.
 
Selama satu setengah abad berikutnya, keturunannya menggantikannya sebagai Amir Kordoba, yang memiliki kekuasaan tertulis atas seluruh Al-Andalus bahkan kadang-kadang meliputi [[Afrika Utara]] bagian barat. Pada kenyataannya, kekuasaan Amir Kordoba, terutama di daerah yang berbatasan dengan kaum Kristen, sering mengalami naik-turun tergantung kecakapan dari sang Amir yang sedang berkuasa. Amir [[Abdullah bin Muhammad]] bahkan hanya memiliki kekuasaan atas Kordoba saja.
Baris 52:
 
=== Periode ''Taifa'' pertama ===
Kekhalifahan Kordoba mengalami kejatuhan dalam perang saudara antara [[1009]] hingga [[1013]], dan akhirnya dihapuskan pada [[1031]]. Al-Andalus kini terpecah menjadi banyak kerajaan kecil, yang disebut ''[[taifa]]''. Pada periode ini, umat Islam di Al-Andalus kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik [[Islam]] itu, untuk pertama kalinya orang-orang [[Kristen]] pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namuntetapi kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.{{fact}}
 
Taifa-taifa ini pada umumnya amat lemah sehingga tidak dapat mempertahankan diri menghadapi serangan-serangan dan permintaan [[upeti]] dari kerajaan-kerajaan [[Kristen]] di daerah utara dan barat, antara lain Kerajaan [[Navarre]], [[Kerajaan León|León]], [[Kerajaan Portugal|Portugal]], [[Kerajaan Kastilia|Kastilia]] dan [[Aragon]], serta [[Kabupaten Barcelona|Barcelona]]. Akhirnya serangan-serangan ini berubah menjadi penaklukan, sehingga taifa-taifa di Al-Andalus meminta bantuan dari Bani Murabithun yang berhaluan Islam fundamental di Afrika Utara. Orang-orang Murabitun mengalahkan raja Kastilia [[Alfonso VI dari Kastilia|Alfonso VI]], dalam [[Pertempuran Zallāqah]] dan [[Pertempuran Uclés]], dan akhirnya menguasai Al-Andalus.{{fact}}
Baris 63:
Pada tahun [[1143]], kekuasaan Murabithun ini berakhir, baik di [[Afrika Utara]] maupun di [[Spanyol]] dan digantikan oleh [[Muwahidun]]. Di [[Spanyol]] sendiri, sepeninggal [[Murabithun]], pada mulanya muncul kembali taifa-taifa kecil, tetapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun [[1146]], penguasa Muwahhidun yang berpusat di [[Afrika Utara]] merebut daerah ini. Penguasa Muwahidun memindahkan ibu kota Al-Andalus ke [[Sevilla]] pada [[1170]], dan mengalahkan raja Kastilia [[Alfonso VIII dari Kastilia|Alfonso VIII]] dalam [[Pertempuran Alarcos]] (1195).
 
Untuk jangka beberapa dekade, daulah ini mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi tidak lama setelah itu, [[Muwahhidun]] mengalami keambrukan. Pada [[1212]] gabungan Kerajaan Kristen Kastilia, [[Kerajaan Navarra|Navarra]], [[Kerajaan Aragon|Aragon]], dan [[Kerajaan Portugal|Portugal]] mengalahkan kaum Muwahidun pada [[Pertempuran Las Navas de Tolosa]], dan memaksa sultan Muwahidun meninggalkan Iberia. Umat Islam di Iberia kembali terpecah dalam taifa-taifa yang lemah, dan dengan cepat ditaklukkan oleh Portugal, Kastilia dan Aragon. Setelah jatuhnya [[Murcia]] ([[1243]]) dan [[Algarve]] ([[1249]]), hanya [[Keamiran Granada]] yang dipimpin [[Banu Nashri]]-lah negara Islam yang tersisa, namuntetapi hanya sebagai negara bawahan yang membayar upeti kepada Kerajaan Kastilia. Upeti ini berupa [[emas]] dari daerah yang sekarang bernama [[Mali]] dan [[Burkina Faso]], yang dibawa melalui jalur perdagangan di [[Gurun Sahara]].
 
Pada [[abad ke-14]], [[Banu Marin]] di Maroko mengalami kemajuan dan mengancam kerajaan-kerajaan Kristen di Iberia. Banu Marin kemudian mengambil alih Granada dan menduduki kota-kotanya, seperti [[Algeciras]]. Namun, mereka gagal merebut [[Tarifa]], yang bertahan dari serangan Banu Marin hingga kedatangan Tentara Kastilia pimpinan Raja [[Alfonso XI dari Kastilia|Alfonso XI]]. Alfonso XI, dibantu [[Afonso IV dari Portugal]] dan [[Pedro IV dari Aragon]], mengalahkan Banu Marin pada [[Pertempuran Rio Salado]] ([[1340]]) dan merebut [[Algeciras|Al-Jaziratul Khadhra']] ([[1344]]). Alfonso XI juga [[Pengepungan Gibraltar Kelima|mengepung Gibraltar]], yang saat itu dikuasai Granada, selama [[1349]]-[[1350]], namuntetapi Alfonso XI dan sebagian besar pasukannya dibinasakan oleh wabah [[Kematian Hitam]] pada tahun 1350.<ref>{{cite web |url=http://www.channel4.com/history/microsites/H/history/a-b/blackdeath.html |title= The Black Death |accessdate=2007-10-15 |publisher=[[Channel 4]] (Britania)}}</ref> Penggantinya, [[Pedro dari Kastilia]] (''Si Kejam''), memutuskan berdamai dengan umat Islam dan berperang melawan kerajaan-kerajaan Kristen yang lain.<ref>{{cite encyclopedia |year=1911 |title=Peter of Castile |encyclopedia=Encyclopædia Britannica Eleventh Edition |url=http://www.1911encyclopedia.org/Peter_of_Castile}}</ref> Peristiwa ini menandai dimulainya 150 tahun pemberontakan dan perang saudara umat Kristen di Eropa, yang mengamankan keberadaan Granada.
 
=== Keamiran Granada ===
Baris 75:
== Masyarakat ==
[[Berkas:Higueruela.jpg|jmpl|ka|300px|Sebuah lukisan yang menggambarkan tentara Yahudi betempur bersama pasukan Sultan Granada [[Muhammad IX dari Granada|Muhammad IX]] dari Banu Nasri, dalam [[Pertempuran Higuerela]], [[1431]].]]
Masyarakat Al-Andalus terdiri dari tiga kelompok utama berdasarkan agama: [[Muslim]], [[Kristen]], dan [[Yahudi]]. Dalam tiap-tiap kota, komunitas-komunitas ini tinggal di daerah yang berbeda. Umat Islam sendiri, walaupun disatukan oleh agama yang sama, kadang terbagi-bagi menurut etnis, terutama perbedaan antara orang [[Bangsa Arab|Arab]] dan orang [[Berber]]. Orang-orang Arab tinggal di bagian selatan dan di [[Lembah Ebro]] di timur laut, sedangkan orang-orang Berber tinggal di daerah pegunungan yang sekarang berada di utara Portugal, dan di Meseta Central. [[Muzarab]] (atau ''Mozarab''/''Musta'rib'') adalah orang Kristen yang hidup dalam kekuasaan Islam di Al-Andalus dan mengikuti banyak adat, kesenian, dan kata-kata dari bahasa Arab, namuntetapi masih memelihara tradisi dan ibadah Kristen mereka dan [[Bahasa Roman|bahasa turunan Latin]] yang mereka miliki, disebut [[Bahasa Muzarab]].
 
Orang-orang Yahudi biasanya bekerja sebagai [[pedagang]], pemungut [[pajak]], [[dokter]] atau [[duta besar]]. Pada akhir [[abad ke-15]] terdapat sekitar 50.000 Yahudi di Granada dan 100.000 di seluruh Al-Andalus.<ref>Wasserstein, 1995, h. 101.</ref>
Baris 82:
==== Perlakuan terhadap non-Muslim ====
[[Berkas:Andalus cantor.JPG|jmpl|200px|Gambar dari seorang penyanyi Yahudi membaca kisah [[Pesakh]] di ''Al-Andalus''.]]
Perlakuan terhadap non-Muslim di Al-Andalus merupakan bahan diskusi dan perdebatan di antara para ahli dan para pengamat, terutama mereka yang tertarik dengan keberadaan bersama umat Muslim dan non-Muslim di dunia modern. Kaum non-muslim di Al-Andalus, seperti [[Kristen]] dan [[Yahudi]], dalam [[hukum Islam]] merupakan ''[[dzimmi]]'', yang bebas menjalankan ajaran agamanya, tidak didorong untuk masuk Islam, namuntetapi membayar pajak yang disebut ''[[jizyah]]''.<ref name="bbc">[[Rageh Omaar|Omaar, Rageh]], ''[http://www.bbc.co.uk/bbcfour/documentaries/features/islamic-history-europe.shtml An Islamic History of Europe]''. video dokumenter, [[BBC]] Four: August 2005.</ref> Para ahli berpendapat bahwa agama minoritas (termasuk Yahudi) di Al-Andalus yang dikuasai umat Islam diperlakukan jauh lebih baik daripada di daerah [[Eropa Barat]] yang dikuasai Kristen, dan mereka hidup dalam "masa keemasan" toleransi, saling menghormati dan keharmonisan antarumat beragama.
 
Al-Andalus merupakan pusat kunci peradaban Yahudi pada [[Abad Pertengahan]], dan menghasilkan ilmuwan-ilmuwan ternama, seperti [[Moses Maimonides|Maimonides]], [[rabbi]], [[filsuf]], dan [[dokter]] yang menjadi ikon masa keemasan Yahudi di Al-Andalus. Masyarakat Yahudi di Al-Andalus juga merupakan salah satu masyarakat Yahudi yang paling stabil dan paling makmur. Sedangkan umat Kristen di Al-Andalus disebut kaum [[Muzarab]]. Kaum Muzarab merupakan keturunan orang Kristen terdahulu di Spanyol yang tetap memeluk Kristen namun mengadopsi budaya Arab.<ref name="bbc" /> Bahasa mereka, [[Bahasa Muzarab]], merupakan [[bahasa Roman]] yang dipengaruhi oleh [[bahasa Arab]] dan dituliskan dalam [[abjad Arab]].
 
[[María Rosa Menocal]], spesialis sastra Iberia di [[Universitas Yale]], berpendapat bahwa "toleransi merupakan aspek melekat pada masyarakat Andalus".<ref>[http://www.twbookmark.com/books/52/0316566888/press_release.html The Ornament of the World by María Rosa Menocal], diakses [[12 Juni]] [[2006]].</ref> Dalam bukunya ''The Ornament of the World'' ([[2003]]), Menocal berpendapat bahwa sebagai ''[[dzimmi]]'', agama minoritas di Al-Andalus diberikan hak yang lebih terbatas daripada umat Muslim, namuntetapi masih lebih baik daripada di daerah Eropa yang dikuasai Kristen. Orang-orang Yahudi dan sekte-sekte Kristen yang dianggap terlarang datang dari seluruh Eropa ke Al-Andalus, tempat mereka menerima [[toleransi]].
 
[[Bernard Lewis]] memiliki pandangan yang berbeda, dan berpendapat bahwa "klaim toleransi yang sekarang banyak didengar dari apologis Muslim, dan khususnya apologis untuk Islam, merupakan hal baru dan tidak diketahui asal-usulnya."<ref name="blewis">''The Jews in Islam'', bab 1 hal. 4</ref> Lewis menolak bahwa Muslim dan non-Muslim diberikan perlakuan sama pada masa lalu. Ia juga mengatakan "bagaimana mungkin orang yang memeluk agama yang benar dan orang yang menolaknya dipelakukan sama? Ini merupakan hal yang mustahil secara teologi maupun logika"<ref name="blewis"/>