Al-Qur'an: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k Menghilangkan spasi sebelum tanda koma dan tanda titik dua |
||
Baris 47:
Allah telah berfirman tentang berbagai definisi Al-Qur'an,{{efn|Surah Fussilat: 44, An-Nahl: 89, An-Nahl: 102, [[Surah Maryam|Maryam]]: 97, [[Surah Yasin|Yasin]]: 70, [[Surah An-Naml|An-Naml]]: 76, [[Surah Al-An'am|Al-An'am]]: 70, [[Surah Az-Zumar|Az-Zumar]]:55-59, Shaad: 29, [[Surah Ibrahim|Ibrahim]]: 52}} serta terdapat penegasan bahwa tiada yang mengingkari Al-Qur'an selain golongan yang celaka.<ref>Surah Al-Baqarah: 99, Al-Ankabut: 47, Al-An'am: 26</ref>
Mayoritas ahli tafsir sepakat bahwa wahyu pertama yang diterima oleh [[nabi]] [[Muhammad]] adalah surah Al-'Alaq ayat 1-5.<ref>Al-A'zami, M.M., (2005), ''Sejarah Teks Al-Qur'an dari Wahyu sampai Kompilasi'', (terj.), Jakarta: Gema Insani Press, ISBN 979-561-937-3.</ref> Walaupun hal demikian tidak tertulis secara langsung di Al-Qur'an.<ref>[[Surah Al-Qalam]]
Para ahli tafsir memiliki definisi tersendiri tentang Al-Qur'an, semisal Dr. [[Subhi Saleh]] yang mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut:
Baris 86:
{{Main|Surah|Makkiyah|Madaniyah}}
Al-Qur'an terdiri atas 114 surah, 30 ''juz'' dan 6236 ayat menurut riwayat Hafsh,<ref name="hafsh">{{ar}} ''Mushaf al-Madinah an-Nabawiyah (bi-Riwayah Hafsh)''. Madinah: Mujamma' al-Malik Fahd li-Thiba'ah al-Mushaf asy-Syarif. Halaman Ba'.</ref> 6262 ayat menurut riwayat ad-Dur, atau 6214 ayat menurut riwayat Warsy.<ref>{{ar}} ''Mushaf al-Madinah an-Nabawiyah bi-Riwayah ad-Durr 'an Abi Amr al-Bashri''. Madinah: Mujamma' al-Malik Fahd li-Thiba'ah al-Mushaf asy-Syarif. Halaman Jim.</ref><ref>Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthy (849-911 H)
=== Surah ===
Baris 97:
Menurut tempat diturunkannya, surah-surah dapat dibagi atas golongan [[Makkiyah]] (surah [[Mekkah]]) dan golongan [[Madaniyah]] (surah [[Madinah]]).<ref>A. Rippin, ''Bulletin of the School of Oriental and African Studies'', University of London, Vol. 45, No. 1. (1982), pp. 149-150.</ref> Pembagian ini berdasarkan tempat dan waktu yang diperkirakan terjadi penurunan surah maupun ayat tertentu, di mana surah-surah yang turun sebelum Rasulullah {{saw}} [[hijrah]] ke [[Madinah]] digolongkan sebagai surah Makkiyah sementara surah-surah yang turun setelahnya tergolong sebagai surah Madaniyah.
Surah yang turun di Mekkah pada umumnya surah-surah dengan jumlah ayat yang sedikit, berisi prinsip-prinsip keimanan dan akhlaq, panggilannya ditujukan kepada manusia. Sedangkan surah-surah yang turun di Madinah pada umumnya memiliki jumlah ayat yang banyak, berisi peraturan-peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan, ataupun seseorang dengan lainnya (syari'ah) maupun pembahasan-pembahasan lain. Pembagian berdasar fase sebelum dan sesudah hijrah ini dianggap lebih tepat, sebab terdapat surah Madaniyah yang turun di Mekkah.<ref>Abu Ishaq Ibrahim bin Musa asy-Syatiby
==== Penggolongan menurut jumlah ayat ====
{{unreferenced section|date=Juni 2018}}
{{utama|Pembagian Alquran menurut jumlah ayat}}
Dari segi jumlah ayat, surah-surah yang ada di dalam Al-Qur'an terbagi menjadi empat bagian
* ''{{transl|ar|Al-Sab' al-ṭiwāl}}'' (tujuh surah yang panjang), enam di antaranya surah [[Al-Baqarah]], [[Ali Imran]], [[An-Nisaa']], [[Al-A'raaf]], [[Al-An'aam]], dan [[Al Maa-idah]]. Surah yang ketujuh adalah [[Surah Al-Anfal]] dan [[Surah At-Taubah]] sekaligus.
* ''{{transl|ar|Al-Mi'ūn}}'' (seratus ayat lebih), seperti [[Surah Asy-Syu'ara|Syu'ara]], [[Surah Hud|Hud]], [[Surah Yusuf|Yusuf]], [[Surah Al-Mu’min|Al-Mu'min]], [[Surah As-Saffat|As-Saffat]], [[Surah Ta Ha|Ta Ha]], [[Surah An-Nahl|An-Nahl]], [[Surah Al-Anbiya|Al-Anbiya]], [[Surah Al-Isra|Al-Isra]] dan [[Surah Al-Kahf|Al-Kahfi]].
Baris 193:
* Bahwasanya Al-Qur'an diposisikan sebagai penggenapan dan batu ujian (verifikator) bagi kitab-kitab sebelumnya.<ref>"...dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, menggenapi apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu Dia beritahukan kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu," (Al-Mā'idah 5:48)</ref>
* Bahwasanya Al-Qur'an menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan pendapat antara umat-umat rasul yang berbeda.<ref>Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu menganggap baik perbuatan mereka sendiri, maka syaitan menjadi pemimpin mereka pada hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih, dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (An-Naĥl 16:63-64)</ref>
* Bahwasanya Al-Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al-Qur'an terdapat riwayat-riwayat mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut serta meluruskan beberapa aspek penting pada teks-teks lain di kalangan [[Bani Israil]], [[Ahli Kitab]], [[Yahudi]] dan [[Kristen]].<ref>Surah Al-Imran
* Bahwasanya Taurat, Injil beserta Al-Qur'an merupakan kesatuan utuh yang saling berkaitan dalam keimanan terhadap Kitab-Kitab Allah.<ref>Surah Al-Baqarah: 136, Ali-Imran: 84, Al-Mā'idah:43, Surah Al-Mā'idah:49, Al-Mā'idah:66, Al-Mā'idah:68, Saba: 31-32</ref>
|