Suriname: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menyeragamkan sistematika artikel negara
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 17:
Pada tahun yang sama Belanda berhasil menguasai kembali sebagian besar Guyana sedangkan Prancis menguasai daerah-daerah di samping sungai Suriname. Akibat dari persaingan tersebut, wilayah Guyana saat ini terbagi menjadi [[lima]] bagian yaitu Guyana Espanola (bagian dari [[Venezuela]] sekarang); Inglesa (Guyana sekarang); Holandesa (Suriname); Francesa (Cayenne) dan Portuguesa (bagian dari wilayah [[Brasil]]). Suriname terletak di bagian tengah dari wilayah Guyana yang telah terbagi-bagi tersebut, terbentang antara dua derajat hingga enam [[derajat]] [[Lintang Utara]], dan antara [[54]] derajat hingga [[58]] derajat [[Bujur Barat]] dengan luas wilayah kurang lebih 163.265 [[kilometer]] [[persegi]]. Batas bagian [[timur]] wilayah Suriname adalah [[Sungai Marowijne]] yang memisahkan Suriname dengan Cayenne; di bagian selatan terdapat deretan [[pegunungan Acarai]] dan Toemoe hoemak yang memisahkan Suriname dengan wilayah Brasil. Di bagian [[barat]] berbatasan dengan wilayah Guyana yang ditandai oleh aliran Sungai Corantijne, sementara di bagian [[utara]] dibatasi oleh garis pantai Samudera Atlantik.
 
Pada tahun [[1651]] Suriname diserang oleh [[Inggris]] dan sejak saat itu, menjadi wilayah kekuasaan Inggris hingga penandatanganan perjanjian perdamaian [[Breda]] tahun [[1667]]. Berdasarkan perjanjian itu, Suriname menjadi wilayah kekuasaan Belanda. Namun Inggris kembali memasuki Suriname pada tahun [[1781]] hingga [[1783]] dan Suriname kemudian dijadikan daerah protektorat Inggris dari tahun 1799 hingga [[1802]]. Melalui perjanjian Amiens, 27 Maret 1802, Suriname, [[Barbice]], [[Demerara]] dan [[Essquibo]] berada di bawah kekuasaan Belanda, namuntetapi setahun kemudian Inggris kembali merebut wilayah-wilayah itu dan sejak tahun [[1804]] Suriname menjadi [[koloni]] Inggris dengan sebutan the British Interregnum.
 
Selama Suriname berada di bawah kekuasaan Inggris, situasi [[ekonomi]] Suriname mengalami kemunduran. Penyebab utama adalah pelarangan perdagangan budak, sementara kebun-kebun masih sangat memerlukan tenaga buruh untuk dikelola. Selanjutnya melalui perjanjian [[London]] pada tanggal [[13 Agustus]] [[1814]] dan di[[ratifikasi]] dalam perjanjian [[Wina]], Suriname dikembalikan lagi kepada pihak Belanda. Pemerintahan Suriname dipimpin langsung oleh seorang [[gubernur]] dengan didampingi oleh sebuah dewan ke[[polisi]]an yang bertugas sebagai penasihat gubernur.
Baris 41:
Pemerintah militer diakhiri dengan penyelenggaraan pemilihan umum pada bulan November 1987, yang telah mengembalikan kekuasaan pemerintah kepada golongan sipil. Namun, pemerintahan hasil pemilu ini tidak berjalan lama. Pada bulan Desember 1990, pihak militer kembali melancarkan kudeta tidak berdarah yang dikenal dengan sebutan Kudeta Telepon. Akibatnya pemerintah yang demokratis kembali lumpuh. Pihak militer kemudian membentuk Pemerintah Sementara yang salah satu tugasnya adalah mempersiapkan pemilihan umum yang demokratis.
 
Pada bulan Mei 1991, Pemerintah Sementara telah berhasil menyelesaikan tugasnya, yaitu dengan diselenggarakannya pemilihan umum, namuntetapi hasilnya tidak sesuai dengan harapan militer, karena kemenangan berada di tangan golongan sipil. Pada bulan September tahun yang sama, telah terbentuk pemerintah yang baru, dan Drs. R.R. Venetiaan terpilih sebagai presiden dan dengan demikian, maka berakhirlah kekuasaan militer.
 
Langkah terpenting yang segera diupayakan oleh Pemerintah Venetiaan adalah melanjutkan usaha-usaha ke arah perdamaian yang telah dirintis oleh pemerintah sipil sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan tugas berat bagi pemerintah yang baru terbentuk tersebut, terutama karena kondisi ekonomi dan keuangan Suriname yang sangat memprihatinkan, sebagai akibat dari kemelut politik yang berkepanjangan. Dalam melaksanakan upaya perdamaian tersebut, Presiden R.R. Venetiaan telah membentuk suatu Komisi Khusus yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi terkait lainnya.