Muhammad Jamil Jaho: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 42:
|negara_makam =
}}
'''Syekh Muhammad Jamil Jaho''' (lahir di Jaho, Tambangan, [[Padang Panjang]], [[Hindia Belanda]], 1875 - meninggal 1945 pada umur 70) adalah seorang [[ulama Minangkabau]] yang terkenal. Ia termasuk ulama yang mengadakan pembaharuan pendidikan surau, namuntetapi termasuk golongan ulama Kaum Tua yang bersikap menolak terhadap [[ijtihad]] yang sebebas-bebasnya dan mempertahankan [[taqlid]] pada ulama-ulama terdahulu.<ref name="republika.co.id">[http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/10/09/05/133638-mengenal-syekh-muhammad-jamil-jaho-ulama-pembaru-dari-minang "Hujjatul Islam: Syekh Muhammad Jamil Jaho, Ulama Pembaru dari Minang"] ''[[Republika|Republika.co.id]]'', 06-09-2010. Diakses 11-01-2015.</ref><ref name="utusan.com.my">[http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2006&dt=0703&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm "Syeikh Muhammad Zain Simabur Mufti Kerajaan Perak"] ''[[Utusan Malaysia]]'', 03-07-2006. Diakses 11-01-2015.</ref>
 
== Masa muda ==
Baris 55:
Syekh Jamil Jaho kemudian mengajar di Jaho dan di beberapa daerah di Minangkabau. Ia dalam menjalankan dakwahnya menjalani sebagaimana cara Syekh [[Muhammad Jamil Jambek|Jamil Jambek]], yaitu dengan mengadakan tabligh di berbagai tempat untuk menyampaikan syiar Islam.
 
Syekh Jamil Jaho termasuk ulama yang mengadakan pembaharuan pendidikan surau, namuntetapi bersikap menolak terhadap ijtihad yang sebebas-bebasnya dan ia bertaqlid kepada ulama-ulama terdahulu. Pada tahun 1922, Syekh Jamil Jaho bersama-sama Syekh Sulaiman ar-Rasuli dan Syeikh Abdul Karim Amrullah mendirikan Persatuan Ulama Minangkabau dan perguruan Islam Thawalib. Di kampung halamannya Jaho, 1924 ia mendirikan surau dan membuka halaqah pengajian, yang kemudian menjadi Madrasah Tarbiyah Islamiyah Jaho, yang sesudahnya menjadi bagian dari organisasi [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]].
 
Syekh Muhammad Jamil Jaho juga mendukung berkembangnya organisasi [[Muhammadiyah]] di Minangkabau. Namun di kemudian hari ia mengundurkan diri dari kepengurusan organisasi ini pada kongresnya yang ke-16 di Pekalongan tahun 1927, karena perbedaan pandangan tentang persoalan ijtihad dan taqlid kepada ulama.