Mongol Stres: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 36.82.133.251 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 111.95.6.155
Tag: Pengembalian
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 28:
Di awal kariernya, Mongol merantau ke Jakarta dari kampung halamannya di [[Manado]] untuk menjadi [[pendeta]], sebagai alumni Sekolah Pertumbuhan Orang Percaya (SPOP) di Gereja Injil Seutuh Indonesia (GISI), Manado. Namun niatnya tersebut tidak berhasil dan karena malu untuk pulang, dia pun bertekad bertahan di Jakarta. Bertahan pada tekadnya untuk menjadi pendeta, dia pun akhirnya berkesempatan mendapat pendidikan rohani di Sekolah Orientasi Melayani (SOM) milik [[Gereja Bethel Indonesia]] di [[Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara]]. Masuk pada 1998, Mongol menamatkan SOM pada 1999, kemudian dia mulai bertugas sebagai [[penginjil]] di GBI. Dalam perannya sebagai penginjil, Mongol kerap menyertakan lawakan, sehingga kerap mendapat kritik jemaat karena seringnya dia mengambil bahan lawakan tentang gereja, contohnya tentang jemaat yang tertidur saat khotbah atau yang terlalu khusyuk hingga tak sadar kalau dompet mereka dicuri. Karena tidak ingin terus-menerus bergantung pada pihak gerejanya, pada 2002, dia melamar sebagai pegawai honorer di sebuah instansi pemerintah dan terus bekerja di sana hingga sekarang.
 
Materi lawakan Mongol kerap bermain di batas sensitivitas, seperti tentang soal [[etnisitas]] hingga [[homoseksualitas]]. Materi yang paling dikenal dalam lawakannya adalah tentang pria [[gay]] yang kerap diistilahkan olehnya sebagai "Pria KW". Saking seringnya menggunakan materi tersebut, Mongol digosipkan sebagai bagian dari komunitas tersebut, walaupun dibantah olehnya, namuntetapi Mongol tidak ambil pusing terhadap dugaan tersebut. Seiring berjalannya kariernya sebagai [[pelawak tunggal]], dia pun mendapat tambahan nama "Stres" dari idolanya, rekan pelawak tunggal [[Pandji Pragiwaksono]]. Mongol berpendapat apa yang dilakukannya dengan membikin orang senang melalui leluconnya adalah bentuk pelayanannya kepada Tuhan. Mongol masih menyimpan keinginan untuk masuk sekolah pendeta yang merupakan alasan awalnya merantau ke Jakarta.
 
== Agama ==