Kesultanan Samudera Pasai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fixed typo Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 40:
== Pembentukan awal ==
Berdasarkan ''[[Hikayat Raja-raja Pasai]]'', menceritakan tentang pendirian Pasai oleh Marah Silu, setelah sebelumnya ia menggantikan seorang raja yang bernama Sultan Malik al-Nasser.<ref name="Hill"/> Marah Silu ini sebelumnya berada pada satu kawasan yang disebut dengan ''Semerlanga'' kemudian setelah naik tahta bergelar Sultan Malik as-Saleh, ia wafat pada tahun 696 H atau [[1267]] M.<ref>Moquette, Jean Pierre, (1913), ''De Oudste Vorsten van Samudra-Pase'', Rapporten van den Oudheidkundigen Dienst, Batavia, hlm. 1-12.</ref> Dalam [[Hikayat Raja-raja Pasai]] maupun [[Sulalatus Salatin]] nama Pasai dan Samudera telah dipisahkan merujuk pada dua kawasan yang berbeda,
Pemerintahan Sultan Malik as-Saleh kemudian dilanjutkan oleh putranya [[Muhammad Malik az-Zahir|Sultan Muhammad Malik az-Zahir]] dari perkawinannya dengan putri [[Kesultanan Perlak|Raja Perlak]]. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, koin emas sebagai mata uang telah diperkenalkan di Pasai, seiring dengan berkembangnya Pasai menjadi salah satu kawasan perdagangan sekaligus tempat pengembangan dakwah agama [[Islam]]. Kemudian sekitar tahun 1326 ia meninggal dunia dan digantikan oleh anaknya [[Mahmud Malik az-Zahir|Sultan Mahmud Malik az-Zahir]] dan memerintah sampai tahun 1345. Pada masa pemerintahannya, ia dikunjungi oleh Ibn Batuthah, kemudian menceritakan bahwa [[sultan]] di negeri '''Samatrah''' (Samudera) menyambutnya dengan penuh keramahan, dan penduduknya menganut [[Mazhab Syafi'i]].<ref>Ferrand, Gabriel, (1914), ''Relations de voyages et textes geographiques : Arabes, Persan et Turks relatifs a l'Extreme-Orient du VIIIe au XVIIIe siecles'', traduits, II, hlm. 440-450.</ref>
Baris 57:
[[Berkas:Cakra Donya.JPG|jmpl|300px|Lonceng Cakra Donya]]
Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletaknya antara ''Krueng Jambo Aye'' (Sungai Jambu Air) dengan ''Krueng Pase'' (Sungai Pasai), [[Aceh Utara]]. Menurut ibn Batuthah yang menghabiskan waktunya sekitar dua minggu di Pasai, menyebutkan bahwa kerajaan ini tidak memiliki benteng pertahanan dari [[batu]],
Dalam struktur pemerintahan terdapat istilah ''[[menteri]]'', ''[[syahbandar]]'' dan ''[[kadi]]''. Sementara anak-anak sultan baik lelaki maupun perempuan digelari dengan ''[[Tun]]'', begitu juga beberapa petinggi kerajaan. Kesultanan Pasai memiliki beberapa kerajaan bawahan, dan penguasanya juga bergelar [[sultan]].
|