Keselamatan dalam Kekristenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh 36.69.150.185 (bicara) ke revisi terakhir oleh AABot (TW)
Tag: Pembatalan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 26:
 
=== Tebusan dari Setan ===
[[Teori tebusan mengenai pendamaian]] mengandung gagasan bahwa Setan memiliki kuasa atas jiwa-jiwa yang berdosa di dalam [[kehidupan setelah kematian]], tetapi Kristus menyelamatkan mereka dari kuasanya. Wafat Kristus kerap memainkan peranan penting dalam penyelamatan tersebut. Pandangan ini tampaknya timbul selama abad ke-3,<ref>{{en}} H. E. W. Turner, The Patristic Doctrine of Redemption: A Study of the Development of Doctrine During the First Five Centuries (Eugene, OR: Wipf & Stock Publish-ers, 2004), p. 54.</ref> dalam tulisan-tulisan [[Origenes]] dan teolog-teolog lainnya. Dalam salah satu versi dari gagasan ini, Setan berupaya untuk membawa jiwa Yesus setelah Ia wafat, namuntetapi perbuatan itu di luar kewenangannya, karena Yesus tidak pernah berdosa. Sebagai konsekuensinya, Setan sepenuhnya kehilangan kewenangannya, dan semua umat manusia memperoleh kebebasan. Dalam versi lainnya, Allah mengadakan kesepakatan dengan Setan, menawarkan untuk melakukan pertukaran antara jiwa Yesus dengan jiwa-jiwa semua manusia, tetapi setelah pertukaran itu [[kebangkitan Yesus|Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati]] dan meninggalkan Setan dengan tangan hampa. Versi lainnya menyatakan bahwa [[keilahian]] Yesus diselubungi oleh rupa kemanusiaannya, maka Setan berupaya untuk mengambil jiwa Yesus tanpa menyadari bahwa keilahian-Nya akan menghancurkan kuasanya. Gagasan lainnya lagi mengatakan bahwa Yesus datang untuk mengajarkan bagaimana untuk tidak berbuat dosa dan Setan, yang marah karenanya, berupaya untuk mengambil jiwa-Nya. Teori tebusan tidak banyak dianut di Barat.
 
=== Pemenuhan ===
Baris 41:
{{See also|Gereja Katolik}}
 
Perbedaan penting antara pemahaman [[teologi Katolik|Katolik]] dengan [[Calvinisme#Teologi|Calvinis]] mengenai keselamatan adalah bahwa, tidak seperti Calvinisme, Katolisisme meyakini bahwa, setelah peristiwa [[Kejatuhan manusia|Kejatuhan]], umat manusia tidak rusak sepenuhnya (berdasarkan pandangan "[[kerusakan total]]", yang menghalangi manusia dari melakukan segala bentuk kebaikan untuk memperoleh keselamatan), namuntetapi hanya "terlukai oleh dosa", dan "membutuhkan keselamatan dari Allah". Namun demikian, "kodrat manusia sedemikian jatuh, terlucuti dari rahmat yang menyelubunginya, terlukai dalam daya alaminya sendiri dan tunduk pada kuasa kematian, yang ditransmisikan kepada semua orang..."<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/holy_father/paul_vi/motu_proprio/documents/hf_p-vi_motu-proprio_19680630_credo_en.html|title=Solemni Hac Liturgia (Credo of the People of God) (June 30, 1968) - Paul VI|publisher=}}</ref>
 
Pertolongan ilahi datang di dalam Kristus melalui hukum yang membimbing dan rahmat yang menopang, yang melaluinya jiwa-jiwa mengerjakan "keselamatan {{interp|orig=mu|mereka sendiri}} dengan takut dan gentar".<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p3s1c3.htm|title=Catechism of the Catholic Church - God's salvation: law and grace|publisher=}}</ref> Pertolongan ilahi, [[Rahmat dalam Kekristenan|rahmat]] tersebut, adalah suatu kemurahan hati, suatu anugerah yang cuma-cuma dan tidak sepatutnya dari Allah yang membantu manusia dalam menanggapi undangan-Nya untuk memasuki suatu relasi yang dikehendaki Allah.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p3s1c3a2.htm#II|title=Catechism of the Catholic Church - Grace and justification|publisher=}}</ref>
Baris 64:
{{quote|"...orang-orang yang percaya kepada Kristus dan telah benar-benar dibaptis berada dalam persekutuan dengan Gereja Katolik meskipun persekutuan ini tidak sempurna. ...tetaplah benar bahwa semua orang yang telah dibenarkan oleh iman dalam Baptisan adalah anggota-anggota dari tubuh Kristus, dan memiliki hak untuk disebut Kristen, sehingga benar-benar diterima sebagai saudara-saudari oleh putra-putri dari Gereja Katolik... Karena Roh Kristus tidak menahan diri untuk menggunakan mereka sebagai sarana keselamatan yang memperoleh daya gunanya dari kepenuhan rahmat dan kebenaran yang dipercayakan kepada Gereja..." "Adalah benar dan bermanfaat mengenali kekayaan Kristus dan karya kebajikan dalam kehidupan orang-orang lain yang menjadi saksi Kristus, terkadang bahkan sampai pada penumpahan darah mereka. Karena Allah selalu indah dalam karya-karya-Nya dan layak menerima segala pujian."<ref>{{en}} {{cite web|title=Unitatis Redintegratio|url=http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_decree_19641121_unitatis-redintegratio_en.html|work=Second Vatican Council|publisher=Vatican|accessdate=21 April 2014}}</ref>}}
 
Gereja Katolik mengajarkan bahwa jemaat Protestan adalah bagian dari Kekristenan, satu-satunya "iman" yang benar (Gereja Katolik melihat agama non-Kristen sebagai "keyakinan" karena tidak berdasar pada wahyu Allah dalam sejarah).<ref name="vatican.va">{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/cfaith/documents/rc_con_cfaith_doc_20000806_dominus-iesus_en.html|title=Dominus Iesus|page=7}}</ref> Meskipun demikian, individu-individu Protestan yang menyadari kenyataan bahwa Kristus mendirikan Gereja Katolik, namuntetapi tidak mau bergabung dalam keanggotaannya, "tidak dapat diselamatkan" karena mereka hidup dalam rasa tidak hormat secara terbuka terhadap kebenaran yang disingkapkan Allah.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_const_19641121_lumen-gentium_en.html|title=Lumen gentium|publisher=}}</ref>
 
Sehubungan dengan umat [[Yahudi]] dan [[Muslim]], Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, ''[[Lumen gentium]]'', menyatakan:
Baris 86:
{{See also|Kekristenan Timur}}
 
[[Kekristenan Timur]] kurang begitu dipengaruhi oleh tulisan-tulisan teologis [[Agustinus dari Hippo]]. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan berbeda, dan umumnya kurang begitu memandang keselamatan dalam istilah-istilah yuridis (seperti pengampunan dari hukuman), namuntetapi lebih dalam rupa istilah-istilah terapeutik (penyembuhan dari penyakit, luka, dll.). Mereka lebih banyak memandang keselamatan dalam konteks [[pengilahian (Kristen)|pengilahian]] atau ''[[Theosis (teologi Kristen Timur)|theosis]]'', suatu upaya untuk menjadi kudus atau mendekat kepada Allah melalui persatuan dengan Dia dalam kehendak dan perbuatan sebagai perpanjangan tangan Allah di dunia ini, suatu konsep tradisional yang diajarkan dalam [[Gereja Ortodoks Timur]], [[Gereja Ortodoks Oriental]], dan [[Gereja Katolik Timur]]. Ditekankan juga ajaran tentang [[pengampunan]].
 
''Katekismus Panjang dari Gereja Timur, Katolik, Ortodoks'', yang juga dikenal sebagai ''Katekismus St. Filaret'',<ref>{{en}} {{cite web |url=http://www.pravoslavieto.com/docs/eng/Orthodox_Catechism_of_Philaret.htm |title=The Longer Catechism of the Orthodox, Catholic, Eastern Church |accessdate=14 Feb 2009}}</ref> memuat ragam pertanyaan dan jawaban seperti berikut:
Baris 140:
|[[Sola fide|Penebusan untuk semua orang]] telah selesai ketika Kristus mati.
|[[Calvinisme#TULIP|Penebusan terbatas]] hanya pada umat pilihan Allah, telah selesai ketika Kristus mati.
|[[Pembenaran (teologi)|Pembenaran]] dimungkinkan untuk semua orang (penebusan universal), namuntetapi hanya terjadi ketika seseorang memanfaatkannya/menentukan pilihan yang didasarkan oleh imannya. Semua umat manusia mempunyai kemungkinan untuk dapat ditebus sebagai akibat dari pekerjaan Kristus di kayu salib.
|-
|'''Pekerjaan Roh Kudus/{{br}}Anugerah keselamatan'''
Baris 149:
|-style="background-color: #EDEDED"
|'''Perlindungan'''
|Orang percaya dapat jatuh, namuntetapi Allah memberi jaminan preservasi
|[[Calvinisme#TULIP|Ketekunan orang-orang kudus]], sekali diselamatkan, akan tetap selamat
|Orang percaya dilindungi imannya oleh Allah namun memiliki kemungkinan kehilangan anugerah Allah tersebut.