Karl Jaspers: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 22:
|influenced = [[Heidegger]], [[Sartre]], [[Albert Camus|Camus]], [[Paul Ricoeur]], [[William A. Earle]], [[Hans-Georg Gadamer]], [[Hannah Arendt]]|
}}
'''Karl Theodor Jaspers''' adalah seorang [[filsuf]] [[eksistensialis]] dari [[Jerman]].<ref name="Simon">Simon Petrus L. Tjahjadi. 2007. ''Tuhan Para Filsuf dan Ilmuwan: Dari Descartes sampai Whitehead''. Yogyakarta: Kanisius. Hal.119-129.</ref> Ia lahir pada tahun 1883 dan meninggal pada tahun 1969.<ref name="Simon"/> Semula Jaspers bekerja sebagai [[psikiater]], namuntetapi pada tahun 1921, ia bekerja sebagai dosen [[filsafat]] di [[Heidelberg]].<ref name="Simon"/><ref name="Harun"/> Jaspers hidup pada masa [[Nazi]] berkuasa dan mengalami kesulitan-kesulitan karena istrinya berdarah [[Yahudi]].<ref name="Simon"/> Pada tanggal 14 April 1945, Jaspers dan istrinya diputuskan akan dibawa ke [[kamp konsentrasi]].<ref name="Simon"/> Namun ternyata [[Amerika Serikat]] menduduki Heidelberg dan mengalahkan Jerman pada [[Perang Dunia II]].<ref name="Simon"/> Sesudah perang, Jaspers menjadi penulis soal-soal [[politik]], dan berpindah ke [[Swiss]].<ref name="Simon"/>
 
Pemikiran filsafat Jaspers berakar kuat pada [[Kierkegaard]], namuntetapi banyak juga dipengaruhi oleh para filsuf lain, seperti [[Plotinos]], [[Spinoza]], [[Kant]], [[Schelling]], dan [[Nietzsche]].<ref name="Harun"/> Jika dibandingkan dengan para filsuf [[eksistensialisme]] lain, Jaspers adalah filsuf yang pemikirannya memperlihatkan suatu sistem yang rapi.<ref name="Harun">Harun Hadiwijono. 1983. ''Sari Sejarah Filsafat Barat 2''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 164-165.</ref> Karya Jaspers yang paling penting untuk mengetahui pemikirannya adalah "Filosofi" yang ditulis pada tahun 1932.<ref name="Harun"/>
Pemikiran Jaspers yang paling dikenal adalah tentang "chiffer-chiffer" dan "situasi batas".<ref name="Simon"/> Ada empat "situasi batas" yang menantang manusia untuk mewujudkan dirinya dengan lebih penuh:
* 1. Kematian.<ref name="Simon"/>