Kaisar Song Taizu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ibukota → ibu kota |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 67:
Menjelang malam ketiga, pasukan Zhao telah berkumpul dan berkemah di [[Chenqiao]], 20 km timur laut dari ibu kota Zhou, [[Kaifeng]]. Pada tengah malam para prajurit yang kecewa dengan pihak istana memberontak, mereka menyatakan tidak bersedia mempertahankan negara kalau komandan mereka, Zhao Kuangyin tidak dijadikan kaisar. Para perwira dan [[Kaisar Song Taizong|Zhao Kuangyi]] (赵匡义), adik Zhao, menghadap ke kemahnya. Mereka memintanya menjadi kaisar. Zhao ragu-ragu menerimanya dan sebelum sempat menjawab, seorang perwira sudah mengenakan jubah kuning (warna yang hanya boleh dipakai kaisar) padanya. Kemudian mereka bersujud di hadapannya dan berseru, “Hidup Yang Mulia!”
Zhao berulang kali menolak dengan lembut,
== Pemerintahan ==
Ketika naik tahta, Zhao mewarisi segudang masalah yang sulit terpecahkan, yaitu menyatukan Tiongkok yang telah terpecah-belah selama setengah abad pada zaman [[Lima Dinasti dan Sepuluh Negara]]. Ia memang berhasil menaklukkan negara-negara di selatan seperti [[Han Selatan]], Tang Selatan, [[Wuyue]], dan [[Shu Akhir]],
Untuk kebijakan dalam negeri, Kaisar Taizu menyusun tata cara dan kebijakan Song untuk pegangan bagi kaisar-kaisar berikutnya dan mereformasi sistem ujian kerajaan. Ia juga mendirikan institusi politik yang memungkinkan kebebasan berpikir dan berserikat sehingga menghasilkan kemajuan ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahannya ekonomi, seni, dan literatur berkembang dengan pesat.
Baris 79:
Tahun [[961]], Taizu mengundang jenderal-jenderalnya dalam sebuah jamuan. Ketika semua sudah mulai mabuk, mulailah ia mengutarakan kerisauannya. Ia berkata dengan berat hati bahwa walaupun telah menikmati kehormatan seperti sekarang ini, ia masih belum bisa tidur dengan nyenyak. Ketika mereka menanyakan alasannya, ia menjawab bahwa bukankah masih banyak orang yang ingin memerintah sebagai kaisar.
“Akan tetapi situasi sekarang sudah terjadi, tidak seorang pun akan berani mengadakan kudeta lagi. Mengapa Yang Mulia berkata demikian ?” tanya salah seorang dari mereka.
“Tentu bukan kalian yang memberontak,
Para jenderal itu sadar bahwa Taizu tidak mempercayai seorangpun dari mereka. Mereka pun bersujud menyatakan kesetiaan penuh mereka.
Baris 85:
== Akhir hayat ==
Pada tahun 976, Kaisar Taizu sedang dalam perjalanan ke utara untuk ekspedisi penaklukan suku Qidan. Malam harinya ia minum-minum bersama adiknya, Zhao Guangyi, di kemahnya,
== Warisan ==
|