Trenggana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Baris 128:
Upacara pernikahan [[Fatahillah]] tahun 1524 dikejutkan dengan berita kematian [[Sunan Ngudung]] dalam perang melawan [[Majapahit]]. Adapun ibu kota [[Majapahit]] saat itu sudah pindah ke [[Daha]] di bawah pemerintahan [[Girindrawardhana]]. Raja [[Majapahit]] ini hanyalah bersifat simbol, karena pemerintahan dikendalikan penuh oleh Patih Hudara. Sang Patih juga menjalin persahabatan dengan [[Portugis]] untuk memerangi [[Demak]].
 
Akhirnya pada tahun 1527 pasukan [[Demak]] dipimpin [[Sunan Kudus]] (putra [[Sunan Ngudung]]) berhasil mengalahkan [[Majapahit]]. Kerajaan yang pernah berjaya pada masa lalu itu akhirnya musnah sama sekali. Terjadi arus pelarian besar-besaran dari kerabat kerajaan Majapahit, hal ini disebabkan mereka takut akan dihukum karena dukungan mereka pada [[Girindrawardhana]] saat ia mengkudeta [[Brawijaya]] pada tahun 1478. Tampaknya ibukotaibu kota Daha juga mengalami nasib yang sama dengan [[Trowulan]], hal ini merupakan pembalasan keturunan [[Brawijaya]] yang menjadi penguasa Demak atas tindakan [[Girindrawardhana]] pada saat ia merebut tahta [[Majapahit]].
 
Selain itu [[Tuban]] juga ditaklukkan pada tahun yang sama. Penguasa [[Tuban]] menurut catatan [[Portugis]] bernama Pate Vira, seorang [[muslim]] tetapi setia kepada [[Majapahit]]. Berita ini menunjukkan kalau perang antara [[Demak]] dan [[Majapahit]] dilandasi persaingan kekuasaan, bukan karena sentimen antara agama [[Islam]] dan [[Hindu]].