Penyatuan Jerman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Baris 23:
* 1866: Bismarck menuduh [[Kekaisaran Austria]] berada di balik kekacauan yang terjadi di [[Schleswig]]. Tentara Prusia kemudian merangsek masuk ke wilayah Holstein dan mengambil alih kekuasaan di sana. Austria marah dan mendeklarasikan perang terhadap Prusia, sehingga memicu [[Perang Austria-Prusia]] (atau biasa disebut sebagai [[Perang Tujuh Minggu]]). Austria kalah dalam pertempuran ini. Dalam [[Perjanjian Praha (1866)]], [[Konfederasi Jerman]] secara resmi dibubarkan. Prusia membentuk [[Konfederasi Jerman Utara]] yang mencakup seluruh negara Jerman kecuali negara-negara pro-Prancis seperti [[Bayern]], [[Baden]], dan [[Württemberg]].
* 1870: Ketika Kaisar Prancis [[Napoleon III]] meminta paksa kekuasaan atas wilayah Rheinland sebagai balas jasa atas sikap netralnya dalam perang Austria-Prusia, Bismarck malah memasukkan negara-negara Jerman di selatan ke dalam konfederasinya. Ini menimbulkan kemarahan Prancis yang segera menyatakan perang terhadap Prusia.
* 1871: [[Perang Prancis-Prusia]] berakhir dengan kemenangan tentara Prusia yang berhasil menguasai [[Paris]], ibukotaibu kota [[Kekaisaran Prancis Kedua]]. Bayern, Baden, dan Württemberg yang semula di bawah pengaruh Paris pun dipaksa bergabung dengan [[Konfederasi Jerman Utara]] melalui [[Perjanjian Frankfurt (1871)]]. Bismarck memproklamirkan Raja Wilhelm II sebagai pemimpin negara Jerman bersatu yang baru, yang disebtu sebagai [[Reich Jerman]]. Karena ibukotanyaibu kotanya dikuasai pasukan asing, [[Napoleon III]] membubarkan Kekaisaran Prancis dan sebuah republik baru, [[Republik Prancis Ketiga]], berdiri di bawah kepemimpinan [[Adolphe Thiers]].
 
== Eropa Tengah berbahasa Jerman pada awal abad ke-19 ==
Baris 220:
 
=== Operasi militer ===
Napoleon III mencoba memperoleh kompensasi wilayah dari kedua belah pihak sebelum dan sesudah Perang Austria-Prusia. Namun, meskipun berperan sebagai mediator dalam negosiasi perdamaian, ia tidak mendapatkan apa-apa. Ia berharap bahwa Austria akan ikut serta dalam perang untuk membalas dendam. Selain itu, ia juga ingin agar mantan sekutu Austria - terutama negara-negara Jerman di selatan seperti Baden, Württemberg, dan Bayern — turut membantu Prancis. Harapan ini pupus setelah traktat tahun 1866 diberlakukan dan menyatukan negara-negara Jerman secara militer untuk berperang melawan Prancis. Alih-alih melancarkan perang pembalasan dendam melawan Prusia yang didukung oleh sekutu-sekutu Jerman, Prancis malah berperang melawan negara-negara Jerman tanpa sekutu sama sekali.<ref>Howard, hlm. 64–68.</ref> Reorganisasi militer oleh [[Albrecht von Roon|von Roon]] dan strategi operasional [[Helmuth von Moltke the Elder|Moltke]] berdampak besar dalam perang melawan Prancis. Kecepatan mobilisasi Prusia membuat kagum Prancis, dan kemampuan Prusia untuk memusatkan kekuatan di tempat-tempat tertentu - yang mirip dengan strategi Napoleon tujuh puluh tahun sebelumnya - mengalahkan mobilisasi Prancis. Dengan menggunakan jaringan rel yang dibuat secara efisien, tentara Prusia dikirim ke medan pertempuran dengan kondisi siap untuk bertempur, sementara tentara Prancis harus berjalan menempuh jarak yang jauh untuk mencapai tempat pertempuran. Setelah sejumlah pertempuran meletus, terutama [[Pertempuran Spicheren|Spicheren]], [[Pertempuran Wörth (1870)|Wörth]], [[Pertempuran Mars-la-Tour|Mars la Tour]], dan [[Pertempuran Gravelotte|Gravelotte]], tentara Prusia berhasil mengalahkan angkatan bersenjata utama Prancis dan maju ke kota [[Metz]] dan ibukotaibu kota Prancis di Paris. Mereka menawan Napoleon III dan seluruh angkatan bersenjata Prancis di [[Pertempuran Sedan|Sedan]] pada 1 September 1870.<ref>Howard, hlm. 218–222.</ref>
 
=== Proklamasi Kekaisaran Jerman ===