Dinasti Seljuk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
Baris 34:
 
=== 9. Ahmad Sanjar ([[1118]] - [[1157]]) ===
Putra dari Sultan Maliksyah dan adik dari Mehmed I. Awalnya menjabat Sultan [[Khorasan]] sampai ia mendapatkan sisa wilayah itu setelah kematian Muhammad I (Mehmed I). Ia diberi wilayah khurasan dan memerintah di bawah kekuasaan kakaknya, Mehmed I. Selama beberapa tahun berikutnya Ahmed Sanjar menjadi penguasa sebagian besar [[Persia]] dengan ibukotaibu kota di [[Nishapur]]. Sejumlah penguasa memberontak terhadap kepemimpinannya sehingga terus menimbulkan perpecahan di kekaisaran Seljuk Agung.
 
Sanjar melakukan kampanye untuk menghilangkan [[Assasin]] Alamut, dan berhasil mengusir mereka dari sejumlah benteng-benteng mereka. Namun, skenario menunjukkan bahwa dalam perjalanan ke benteng mereka di Alamut, Sanjar terbangun dan menemukan belati di sampingnya yang merupakan pesan dari Hasan Bin Sabah, yang merupakan pemimpin kelompok Assassin Alamut dan dalam pesannya Hasan meminta untuk berdamai. Sanjar terkejut dan langsung mengirim utusan untuk membicarakan hal ini dan kemudian keduanya menyetujui perdamaian tersebut. Tahun [[1141]], Sanjar bersiap untuk menghadapi pasukan Khara Khitai yang melibatkan pertempuran di [[Samarkand]]. Perang ini dinamakan perang Qutwan, Sanjar mengalami kekalahan dan harus kehilangan wilayahnya di timur. Sanjar wafat pada tahun 1157 dan dimakamkan di Merv. Makamnya dihancurkan oleh pasukan [[Mongol]] pada tahun [[1221]] ketika Mongol menyerang Samarkand dan membumihanguskannya.