Kabupaten Sumedang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ryan Atrok (bicara | kontrib)
Memperbaiki penulisan nama bupati
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
LaninBot (bicara | kontrib)
k Ibukota → Ibu kota
Baris 28:
}}
 
'''[[Kabupaten]] Sumedang''' ([[Aksara Sunda Baku|Sunda]]: {{sund|ᮊᮘᮥᮕᮒᮦᮔ᮪ ᮞᮥᮙᮨᮓᮀ}}, Latin: ''Kabupatén Sumedang'') adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. IbukotanyaIbu kotanya adalah kecamatan [[Sumedang Utara, Sumedang]],<ref name="sumut"/> sekitar 45 km Timur Laut [[Kota Bandung]].
 
== Geografi ==
Baris 159:
Pada tanggal 12 bagian terang bulan Margasira tahun 1452 di Keraton Pakungwati diselenggarakan perjamuan "syukuran" untuk merayakan kemenangan Cirebon atas Galuh dan sekaligus pula merayakan penobatan [[Pangeran Santri]].
 
Hal ini menunjukkan, bahwa Sumedang Larang telah masuk dalam lingkaran pengaruh [[Cirebon]]. Pangeran Santri adalah murid [[Sunan Gunung Jati|Susuhunan Jati]]. Pangeran Santri sebagai penguasa Sumedang pertama yang menganut Islam. Ia pula yang membangun Kutamaya sebagai IbukotaIbu kota baru untuk pemerintahannya.
 
Dari perkawinannya dengan Ratu Pucuk Umum alias Ratu Inten Dewata, Pangeran Santri yang bergelar Pangeran Kusumahdinata I ini dikaruniai enam orang anak, yaitu :
Baris 265:
* Kedua : Buku Rucatan Sejarah yang disusun Dr. R. Asikin Widjaya Kusumah yang menyertakan antara lain: ''"Pangeran Geusan Ulun Jumeneng Nalendra (harita teu kabawa kasasaha) di Sumedang Larang sabada burak Pajajaran,"'' artinya: Pangeran Geusan Ulun menjadi raja yang berdaulat di Sumedang Larang setelah Kerajaan Pajajaran berakhir.
 
* Tiga : Dibuat Prof. Dr. [[Husein Djajadiningrat]] berjudul: ''Critise Beshuocing van de Sejarah Banten.'' Desertasi ini antara lain menyebutkan serangan tentara Islam ke IbukotaIbu kota Pajajaran terjadi pada tahun 1579, tepatnya Ahad 1 Muharam tahun Alif.
 
Mengacu pada ketiga sumber di atas, maka dalam diskusi untuk menentukan Hari Jadi Sumedang yang dihadiri para sejarawan masing - masing Drs. Said Raksa Kusumah; Drs. Amir Sutaarga; Drs. Saleh Dana Sasmita; Dr. Atja dan Drs. A Gurfani, berhasil menyimpulkan bahwa '''14 Syafar Tahun Jim Akhir itu jatuh pada tahun 1578 Masehi, bukan tahun 1579, tepatnya 22 April 1578'''.