Gilda (perhimpunan): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
Pada zaman Kekaisaran Romawi, sudah ada serikat-serikat semacam gilda yang disebut ''collegium'', ''collegia'', atau ''corpus''. Serikat-serikat ini adalah perhimpunan-perhimpunan yang bersifat sukarela dan beranggotakan usahawan-usahawan di bidang usaha yang sama. Salah satu contohnya adalah ''corpus naviculariorum'', perhimpunan pengusaha angkutan laut jarak jauh yang berpusat di bandar Ostia, pelabuhan Roma. Gilda-gilda Romawi ini akhirnya bubar seiring [[Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat|runtuhnya]] Kekaisaran Romawi.<ref>Epstein S.A, ''Wage Labor and Guilds in Medieval Europe,'' University of North Carolina Press, 1991, hlmn. 10-49</ref>
 
Para tukang dan pengrajin di kota-kota [[Abad Pertengahan]] cenderung berserikat menurut bidang usaha masing-masing. Paguyuban-paguyuban pengrajin wastra, tukang batu, tukang kayu, pandai ukir, maupun pengrajin gelas menyimpan baik-baik dan secara tradisional mewariskan [[rahasia dagang|rahasia]] teknologi masing-masing, yakni "seni" atau "kiat-kiat" dalam bidang usaha mereka. Lazimnya pendiri gilda adalah para [[guru kriyaempu]] (empu) yang membuka usaha sendiri dan mempekerjakan orang-orang yang berguru padanya.<ref>{{cite book |first=Joann |last=Jovinelly |first2=Jason |last2=Netelkos |title=The Crafts And Culture of a Medieval Guild |url=https://books.google.com/books?id=msBWrTpY6rgC&pg=PA8 |year=2006 |publisher=Rosen |page=8}}</ref>
 
[[Berkas:Zz Glaser P1010007a retouched.jpg|jmpl|Rambu gilda dari [[besi tempa]] tradisional milik sebuah bengkel [[tukang kaca]] di [[Jerman]]. Rambu-rambu semacam ini dapat ditemukan di banyak kota tua Eropa, tempat para anggota gilda menandai bengkel-bengkel dan toko-toko mereka. Kini banyak rambu gilda kuno yang diperbaiki bahkan dibuat yang baru, teristimewa di kawasan-kawasan kota tua.]]
Baris 31:
[[Komunitas setara|Komunitas-komunitas setara]] yang disebut "gilda" (karena menyimpan emas sebagai dana cadangan bersama) dikecam oleh rohaniwan Katolik karena "jampi-jampi" mereka—yakni sumpah mengikat yang diikrarkan para anggotanya untuk saling bantu dalam kemalangan, untuk bersatu membunuh musuh-musuh tertentu, dan untuk saling dukung dalam menghadapi musuh bebuyutan atau dalam menjalankan usaha. Sumpah ini diikrarkan dalam perjamuan mabuk-mabukan yang digelar setiap tanggal 26 Desember oleh kaum penyembah berhala untuk merayakan hari [[Yule|Jul]]—Uskup [[Francia Barat|Negeri Franka Barat]] yang bernama [[Hincmar]] sia-sia berusaha mengkristenkan gilda-gilda di negeri itu pada 858.<ref>{{harvnb|Rouche|1992|p=432}}</ref>
 
Pada [[Abad Pertengahan Awal|Awal Abad Pertengahan]], sebagian besar [[Perhimpunan di Roma Kuno#Perhimpunan pekerja|organisasi kriya Romawi]], yang mula-mula dibentuk sebagai [[konferia|serikat-serikat persaudaraan awam Kristen]], telah menghilang, kecuali para pemahat batu dan mungkin pula pengrajin gelas yang sebagian besar adalah tukang-tukang dan pandai-pandai dengan keahlian yang terbatas di daerah masing-masing. [[Gregorius dari Tours]] meriwayatkan sebuah kisah ajaib tentang seorang undagi bangunan yang tiba-tiba kehilangan daya seni dan kepiawaiannya, namun pulih seperti sediakala setelah bermimpi berjumpa dengan [[Maria|Bunda Maria]]. Menurut Michel Rouche,<ref>{{harvnb|Rouche|1992|pp=431ff}}</ref> kisah ajaib ini adalah kiasan dari pentingnya keterampilan tukang keliling ({{lang-nl|gezel}}, tenaga ahli, di atas tenaga magang tetapi masih di bawah guru kriyaempu) yang didapatkan melalui praktik kerja.
 
Di [[Prancis]], gilda disebut ''corps de métier'' (badan kejuruan). Menurut Viktor Ivanovich Rutenburg, "di dalam gilda itu sendiri hanya ada sedikit sekali pembedaan bidang keahlian dari tenaga kerja, yang cenderung bekerja dari gilda ke gilda. Inilah sebabnya, berdasarkan keterangan dari ''Le Livre des Métiers'' (kitab bidang-bidang kejuruan) yang disusun oleh [[Étienne Boileau]], pada pertengahan abad ke-13 ada tidak kurang dari 100 gilda di [[Paris]], dan pada abad ke-14 telah bertambah menjadi 350 gilda."<ref>{{cite book |first=Viktor Ivanovich |last=Rutenburg |title=Feudal society and its culture|trans-title=Masyarakat feodal dan budayanya |publisher=Progress |year=1988 |isbn=5-01-000528-X |page=30 }}</ref> Ada berbagai macam gilda pandai logam: para tukang ladam, pengrajin pisau, tukang kunci, penempa rantai, pembuat paku, seringkali membentuk serikat usaha sendiri-sendiri; para pembuat senjata terbagi menjadi tukang ketopong, tukang perisai, tukang zirah, pemoles zirah, dll.<ref>{{cite web|url=http://www.newadvent.org/cathen/07066c.htm |title=Catholic Encyclopedia: Guilds |publisher=Newadvent.org |date=1910-06-01 |accessdate=2012-01-10}}</ref> Di kota-kota negeri Katala, teristimewa di [[Barcelona]], gilda atau ''gremi'' merupakan salah satu unsur asasi dalam masyarakat: sebuah gilda tukang sepatu tercatat pada 1208.<ref>{{cite book|title=Diccionario geográfico universal, por una sociedad de literatos, S.B.M.F.C.L.D.|url=https://books.google.com/books?id=GgQHAAAAQAAJ&pg=PA730|year=1834|pages=730–}}</ref>
Baris 39:
Sistem gilda mencapai tahap kedewasaannya di [[Jerman]] sekitar tahun 1300 dan bertahan di kota-kota Jerman sampai memasuki abad ke-19, dengan sejumlah hak istimewa bagi beberapa profesi tertentu yang masih kekal hingga hari ini. Pada abad ke-15, ada 100 gilda di Hamburg, 80 gilda di Koln, dan 70 gilda di Lübeck.<ref>{{cite book |author=Centre international de synthese |title=L'Encyclopedie et les encyclopedistes |publisher=B. Franklin |year=1971 |isbn=0-8337-1157-1 |page=366 }}</ref> Gilda-gilda yang terbentuk paling akhir di Eropa Barat adalah ''{{lang|es|gremios}}'' (<small>tunggal:</small> ''gremio'', gilda) di Spanyol, misalnya di Valencia pada 1332, atau di Toledo pada 1426.
 
Tidak semua kota dikendalikan perekonomiannya oleh gilda-gilda; ada pula sejumlah kota yang "bebas" gilda. Di kota-kota yang dikendalikannya, gilda-gilda membentuk ketenagakerjaan, produksi, dan perniagaan. Gilda-gilda memegang kendali besar atas [[modal instruksional]], dan konsep-konsep modern mengenai proses penyempurnaan kemahiran yang berlangsung seumur hidup, mulai dari seorang [[magang|tenaga magang]] menjadi seorang [[perajin|tenaga terampil]], selanjutnya menjadi seorang [[tukang keliling]] (tenaga ahli), dan akhirnya menjadi seorang [[guru kriya|guruempu]] dan [[guru kriyaempu|mahaguru]] kriya kenamaan. Untuk menjadi guru kriyaempu, seorang tukang keliling harus melakukan perjalanan dinas keliling selama tiga tahun yang disebut [[tahun-tahun mengembara]] ({{lang-de|Wanderjahre}}). Praktik semacam ini masih hidup di Jerman dan Prancis.
 
Manakala produksi menjadi lebih terspesialisasi, gilda-gilda pun mengalami pembagian jurusan dan pemekaran, memunculkan pertengkaran seputar yurisdiksi yang menghasilkan dokumen-dokumen tertulis yang digunakan para sejarawan ekonomi menelusuri perkembangan mereka: gilda pengolah logam di Nuremberg dipecah menjadi lusinan bidang usaha mandiri sewaktu lonjakan ekonomi abad ke-13, dan ada 101 bidang usaha di kota Paris pada 1260.<ref>{{harvnb|Braudel|1992}}</ref> Di [[Gent]], sebagaimana di [[Firenze]], [[Wol#Sejarah|industri tekstil wol]] dikembangkan menjadi sekumpulan gilda yang terspesialisasi. Kemunculan gilda-gilda Eropa berkaitan erat dengan kemunculan ekonomi [[uang]] (penggunaan uang fiat sebagai alat tukar) dan [[urbanisasi]]. Sebelum itu, mustahil orang dapat menjalankan organisasi yang digerakkan dengan uang, karena penggunaan [[uang komoditas]] masih merupakan cara lumrah dalam menjalankan usaha.
Baris 58:
Di Firenze, Italia, terdapat 7 sampai 12 "gilda besar" dan 14 "gilda kecil". Gilda-gilda besar yang dianggap paling penting adalah gilda hakim dan gilda notaris, yang menangani urusan-urusan hukum dari gilda-gilda lain dan seringkali bertindak selaku penengah bilamana timbul pertikaian. Gilda-gilda besar lainnya adalah gilda wol, gilda sutra, dan gilda jual beli uang asing. Gilda-gilda ini membanggakan reputasi mereka sebagai lembaga-lembaga dengan hasil kerja bermutu tinggi, dan yang diganjar dengan harga tertinggi. Gilda mendenda anggota-anggotanya yang menyimpang dari standar. Gilda tabib, gilda peramu obat, gilda tukang kulit bulu binatang juga tergolong gilda-gilda besar. Gilda-gilda kecil meliputi gilda tukang roti, gilda tukang pelana, gilda pandai besi, dan gilda-gilda kerajinan lainnya. Gilda-gilda ini memiliki cukup banyak anggotanya, tetapi tidak memiliki kekuatan politik maupun sosial sehingga tidak dianggap penting untuk dilibatkan dalam penyelenggaraan pemerintahan kota.<ref>{{cite book |first=Frank N. |last=Magill |title=Great Events from History: Ancient and Medieval Series: 951–1500 |publisher=Salem |volume=3 |year=1972 |isbn= |pages=1303–7 |url=}}</ref>
 
Gilda dibentuk oleh orang-orang yang berpengalaman dan sudah diakui keahliannya di bidang usaha atau kriya yang mereka tekuni. Orang-orang ini disebut [[guru kriya|guru-guru kriyaempu]]. Sebelum mencapai taraf piawai, seorang karyawan baru harus terlebih dahulu menjalani pelatihan selama jangka waktu tertentu dan disebut tenaga [[magang]]. Sesudah masa pelatihan berakhir, ia naik ke tingkat [[tukang keliling]] (tenaga ahli). Tenaga magang biasanya cuma mempelajari teknik-teknik paling dasar sebelum diberi kepercayaan oleh rekan-rekan seprofesinya untuk menyimpan rahasia-rahasia gilda atau perusahaan.
 
Tidak seperti para tenaga magang, tukang-tukang keliling dapat bekerja di bengkel-bengkel atau sanggar-sanggar gurupara kriyaempu lain, dan pada umumnya menerima upah harian, dan oleh karena itu tergolong pekerja harian. Setelah dipekerjakan oleh seorang guru kriyaempu selama beberapa tahun, dan sesudah menghasilkan karya dengan mutu memuaskan, seorang tenaga magang naik kelas ke tingkat tukang keliling dan diberi dokumen-dokumen (surat atau sertifikat dari majikannya dan/atau langsung dari gilda) yang menyatakan kelulusannya menjadi seorang tukang keliling sehingga layak mengembara dari kota ke kota dan dari negara ke negara guna memperdalam keahliannya dengan cara menimba ilmu dari guruempu-guru kriyaempu lain. Pengembaraan para tukang keliling dapat saja berupa perjalanan jauh lintas negara di Eropa, dan merupakan cara tidak resmi untuk mengomunikasikan metode-metode dan teknik-teknik baru, kendati tidak semua tukang keliling melakukan perjalanan semacam ini — biasanya cuma di Jerman dan Italia; di negara-negara lain, tukang-tukang keliling dari kota-kota kecil seringkali berkelana ke ibu kota.<ref name=Ogilvie11>{{harvnb|Ogilvie|2011}}</ref>
 
[[Berkas:Jan de Bray 002.jpg|ka|upright=1.05|jmpl|''[[Gilda Santo Lukas Haarlem|Gilda Pelukis Haarlem]]'' tahun 1675, karya [[Jan de Bray]].]]
Selepas melakukan pengembaraan dan berpengalaman kerja beberapa tahun, seorang tukang keliling dapat diterima sebagai seorang guru kriyaempu. Kendati demikian, dalam beberapa gilda, seorang tenaga magang dapat saja naik pangkat menjadi guru kriyaempu tanpa harus melewati tahapan tenaga magang. Orang yang naik pangkat menjadi guru kriyaempu lazimnya harus mendapat persetujuan dari seluruh guru kriyaempu dalam gilda, harus menyumbangkan sejumlah dana serta harta lain (seringkali ditiadakan jika yang bersangkutan adalah anak anggota gilda), dan harus sudah menghasilkan sebuah "[[mahakarya]]" yang menunjukkan kepiawaiannya. Mahakarya yang dihasilkan calon guru kriyaempu seringkali disimpan oleh gilda.<ref>{{harvnb|Prak|2006}}</ref>
 
Pada Abad Pertengahan, gilda dibentuk dengan piagam, surat paten, atau surat-surat kuasa sejenisnya, yang diterbitkan oleh kota atau penguasa, dan biasanya memonopoli bidang usaha yang ditekuninya di kota tempatnya beroperasi. Para pengrajin dilarang oleh undang-undang untuk menjalankan usaha apa saja jika tidak menjadi anggota sebuah gilda, dan hanya para guru kriyaempu yang dibenarkan menjadi anggota sebuah gilda. Sebelum hak-hak istimewa ini diatur dengan undang-undang, kelompok-kelompok pengrajin hanya disebut 'perhimpunan pengrajin'.
 
Pemerintah kota dapat saja mengutus wakilnya untuk menghadiri pertemuan-pertemuan gilda, dan dengan demikian dapat mengendalikan kegiatan-kegiatan dalam bidang usaha yang bersangkutan. Kebijakan semacam ini sangat penting, karena kota-kota seringkali mengandalkan nama baiknya untuk mengekspor berbagai jenis barang, yang bukan saja menjadi penentu nama baik gilda, melainkan juga nama baik kota. Kendali atas sejumlah lokasi fisik penghasil barang-barang ekspor terkenal, misalnya tuak anggur dari daerah [[Champagne, Prancis|Champagne]] dan [[Bordeaux]] di [[Prancis]], gerabah berglazur timah dari beberapa kota di [[Holandia]], [[renda]] dari [[Chantilly, Oise|Chantilly]], dan lain-lain membantu mengukuhkan posisi sebuah kota dalam kancah perniagaan global. Kendali atas lokasi fisik semacam ini adalah cikal bakal dari [[merek dagang]] Zaman Modern.
Baris 98:
Konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari keberadaan gilda-gilda telah menimbulkan sejumlah perdebatan sengit di kalangan sejarawan ekonomi. Di satu pihak, para ahli berpendapat bahwa karena gilda-gilda saudagar sudah bertahan melewati kurun waktu yang panjang maka sudah tentu gilda-gilda ini adalah lembaga-lembaga yang efisien (sebab lembaga-lembaga yang tidak efisien pasti akan bubar dengan sendirinya). Di lain pihak, ada pula yang mengatakan bahwa gilda-gilda ini bertahan bukan karena menguntungkan seluruh perekonomian melainkan karena menguntungkan para pemiliknya, yang berlindung di balik kekuatan politik. Ogilvie (2011) berpendapat bahwa mereka meregulasi kegiatan usaha bagi keuntungan diri mereka sendiri, di mana ada monopoli, distorsi pasar, harga-harga yang tetap, dan pembatasan masuk menjadi anggota gilda.<ref name=Ogilvie11/> Menurut Ogilvie (2008), kewajiban magang dalam waktu lama yang diberlakukan gilda-gilda tidaklah penting bagi seseorang untuk menjadi mahir, dan sikap konservatif mereka menurunkan tingkat inovasi serta membuat masyarakat menjadi lebih miskin.Ia mengemukakan bahwa tujuan utama mereka adalah [[buru rente]], yakni untuk mengalihkan uang kepada para anggotanya dengan mengorbankan keseluruhan perekonomian.<ref>{{cite journal |first=Sheilagh C. |last=Ogilvie |title=Rehabilitating the Guilds: A Reply |journal=Economic History Review |volume=61 |issue=1 |pages=175–182 |date=February 2008 |doi=10.1111/j.1468-0289.2007.00417.x |url=http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1468-0289.2007.00417.x/abstract}}</ref>
 
Dalam buku mereka (2008), Epstein dan Prak menyanggah kesimpulan Ogilvie.<ref>{{harvnb|Epstein|Prak|2008}}</ref> Epstein secara khusus berpendapat bahwa gilda-gilda lebih merupakan lembaga-lembaga berbagi biaya (''cost sharing'') daripada lembaga-lembaga pemburu rente. Gilda-gilda menempatkan dan memasangkan guru-gurupara kriyaempu dan para tenaga magang melalui kegiatan belajar-mengajar yang terpantau. Mengingat penguasaan keterampilan kriya memerlukan pendidikan berbasis pengalaman, ia berpendapat bahwa proses ini membuat masa magang harus dijalani selama bertahun-tahun.<ref>{{cite journal |first=Stephan R. |last=Epstein |title=Craft Guilds, Apprenticeship, and Technological Change in Preindustrial Europe |journal=Journal of Economic History |volume=58 |issue= |pages=684–713 |date=September 1998 |doi=10.1017/S0022050700021124 |url=http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract?fromPage=online&aid=4123564&fileId=S0022050700021124}}</ref>
 
Sejauh mana gilda-gilda mampu memonopoli pasar juga menjadi bahan perdebatan.<ref>{{cite journal |last=Richardson G. |title=A Tale of Two Theories: Monopolies and Craft Guilds in Medieval England and Modern Imagination |journal=Journal of the History of Economic Thought |volume=23 |issue=2 |pages=217–242 |date=June 2001 |doi=10.1080/10427710120049237 |url=http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract?fromPage=online&aid=5798968&fileId=S105383720000688X}}</ref>
 
==== Kaum perempuan dalam gilda ====
Sebagian besar gilda Abad Pertengahan membatasi keikutsertaan kaum perempuan, dan biasanya cuma para janda serta anak-anak perempuan guru-gurupara kriyaempu ternama yang diterima menjadi anggota. Sekalipun sudah menjadi anggota gilda, seorang perempuan tidak diberi jabatan dalam gilda. Perlu diketahui bahwa meskipun hal-hal seperti adalah praktik yang lazim di lingkungan gilda, ada pula gilda-gilda dan profesi-profesi yang membuka pintu selebar-lebarnya bagi kaum perempuan, dan sesungguhnya masyarakat Abad Pertengahan adalah masyarakat yang luwes dan senantiasa berubah-ubah, mengingat Abad Pertengahan mencakup kurun waktu ratusan tahun dan beraneka macam kebudayaan. Ada banyak catatan mengenai keikutsertaan kaum perempuan dalam gilda-gilda di Inggris dan Eropa daratan. Dalam kajiannya mengenai para saudagar sutra perempuan di London pada abad ke-15, Marian K. Dale mencermati bahwa kaum perempuan Abad Pertengahan dapat mewarisi properti, menjadi anggota gilda, mengelola tanah yasan, dan menjalankan usaha keluarga jika sudah menjanda. ''Livre des métiers de Paris'' (Buku Daftar Bidang Usaha di Paris) disusun oleh [[Étienne Boileau]], ''Grand Prévôt de Paris'' (Pejabat Tinggi Paris) pada masa pemerintahan [[Louis IX dari Prancis|Raja Louis IX]]. Menurut buku ini, 5 dari 110 gilda di Paris dimonopoli oleh perempuan, dan hanya segelintir gilda yang secara sistematis tidak menerima perempuan menjadi anggota. Étienne Boileau mencatat bahwa sejumlah profesi juga terbuka bagi kaum perempuan, yakni juru bedah, peniup kaca, dan penempa baju halkah. Gilda-gilda dunia hiburan juga memiliki anggota perempuan dalam jumlah yang cukup signifikan. [[Jean de Berry|Jean, Adipati Berry]], meninggalkan catatan-catatan pembayaran upah kepada para musikus perempuan dari Le Puy, Lyons, dan Paris.<ref name="guildswomen" />
 
Kaum perempuan memang bermasalah bilamana menjadi anggota gilda-gilda tabib, bertolak belakang dengan keleluasaan relatif yang mereka nikmati di bidang niaga atau gilda-gilda pengrajin. Status mereka dalam gilda-gilda tabib seringkali dipertanyakan. [[Gereja Katolik]], kepala-kepala monarki, dan pejabat-pejabat pemerintah kala itu mendukung gagasan yang mengatakan bahwa ilmu pengobatan sepatutnya dipraktikkan oleh kaum lelaki saja. Inkuisisi dan aksi perburuan tukang sihir dari masa ke masa diyakini sebagai salah satu penyebab sedikitnya kaum perempuan yang menjadi anggota gilda-gilda di bidang pengobatan.<ref name="guildswomen">"GUILDS, WOMEN IN" in "Women in the Middle Ages", Greenwood Press 2004, hlmn. 384-385</ref>
Baris 137:
Pada 1878, kongsi-kongsi berseragam Kotapraja London membentuk [[City and Guilds of London Institute|Institut Kota dan Gilda-Gilda London]] yang menjadi cikal bakal dari sekolah teknik (sampai sekarang masih di sebut kolese Kota dan Gilda) di [[Imperial College London]]. Tujuan pendirian Institut Kota dan Gilda-Gilda London adalah memajukan pendidikan teknik. Per 2013, Institut Kota dan Gilda-Gilda London beroperasi sebagai badan penguji dan pemberi akreditasi untuk kualifikasi-kualifikasi vokasi, manajerial, dan teknik, mulai dari tingkat pemula dalam keahlian kriya dan niaga sampai ke tingkat pascadoktoral.<ref>{{Cite web|url=http://www.cityandguilds.com/about-us/what-we-do|title=What We Do - vocational qualifications {{!}} City & Guilds|website=www.cityandguilds.com|access-date=2016-10-11}}</ref> [[City and Guilds of London Art School|Sekolah Kesenian Kota dan Gilda-Gilda London]], yang merupakan sebuah organisasi tersendiri, juga menjalin hubungan yang rapat dengan kongsi-kongsi berseragam Kotapraja London, dan dilibatkan dalam pelatihan magister pekerja kriya di jurusan keterampilan ukir batu dan kayu, serta pelatihan para seniman di jurusan seni murni.
 
Di [[Jerman]] sudah tidak ada lagi ''Zünfte'' (atau ''Gilden'' - istilah yang digunakan berbeda-beda dari kota ke kota) maupun pengkhususan suatu usaha kriya tertentu bagi perusahaan tertentu yang memiliki hak istimewa. Meskipun demikian, dengan menggunakan salah satu dari nama-nama lamanya yang jarang dipakai, yakni ''Innungen'', gilda-gilda masih tetap lestari sebagai klub-klub privat dengan keanggotan terbatas bagi para pelaku usaha dari bidang usaha tertentu atau kegiatan tertentu. Klub-klub ini adalah badan usaha menurut hukum publik, meskipun keanggotaannya bersifat sukarela; presiden klub lazimnya berasal dari jenjang guru kriyaempu dan disebut ''Obermeister'' (Guruempu Kepalaketua). Para tukang keliling membentuk badan-badan perwakilan sendiri yang dipimpin oleh seorang presiden bergelar ''Altgesell'' (Tukangtukang Ketuaketua).
 
Ada pula "Kamar Kriya" (''Handwerkskammern''), yang tidak begitu mirip dengan gilda-gilda kuno karena kamar-kamar kriya ini mewadahi segala macam kriya yang ada di satu daerah tertentu, bukan untuk mewadahi satu macam kriya saja. Keanggotaan kamar kriya bersifat wajib, dan dibentuk sebagai tata kelola mandiri di bidang kriya.