Badak sumatra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 141:
Betina mencapai kematangan seksual pada usia 6–7 tahun, sedangkan jantan pada usia sekitar 10 tahun. [[Periode gestasi]] badak sumatra sekitar 15–16 bulan. Seekor anak, yang mana beratnya secara umum 40–60&nbsp;kg, disapih setelah berusia sekitar 15 tahun dan tetap tinggal bersama induknya selama 2–3 tahun pertama hidupnya. Di alam liar, interval kelahiran spesies ini diperkirakan antara empat sampai lima tahun; belum ada penelitian tentang bagaimana perilaku atau cara mereka mengasuh keturunannya secara alamiah.<ref name="van Strien"/>
 
Kebiasaan perkembangbiakan badak sumatratelah diteliti dalam penangkaran. Kedekatan secara seksual diawali dengan masa pacaran yang ditandai dengan meningkatnya vokalisasi, pembesaran ekor, [[buang air kecil]], dan meningkatnya kontak fisik; baik jantan maupun betina menggunakan moncong mereka untuk menyentuh kepala dan alat kelamin pasangannya. Pola pacaran seperti ini paling mirip dengan [[badak hitam]]. Badak sumatrajantansumatra jantan yang masih muda seringkali terlalu agresif terhadap yang betina, terkadang mereka melukai dan bahkan membunuhnya selama pacaran. Di alam liar, sang betina dapat melarikan diri dari pejantan yang terlalu agresif, namun tidak demikian jika di kandang penangkaran yang ruang geraknya terbatas sehingga mereka tidak dapat melarikan diri. Ketidakmampuan badak betina untuk meloloskan diri dari pejantan yang agresif mungkin sedikit banyak berperan terhadap rendahnya tingkat keberhasilan program-program perkembangbiakan dalam penangkaran.<ref name=ZZ2005>{{en}} {{cite journal |last1=Zainal Zahari |first1=Z. |last2=Rosnina |first2=Y. |last3=Wahid |first3=H. |last4=Yap |first4=K. C. |last5=Jainudeen |first5=M. R. |title=Reproductive behaviour of captive Sumatran rhinoceros (''Dicerorhinus sumatrensis'') |date=2005 |journal=Animal Reproduction Science |doi=10.1016/j.anireprosci.2004.04.041 |pmid=15581515 |volume=85 |issue=3–4 |pages=327–335 |url=http://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/117/1175857492.pdf |format=PDF}}</ref><ref name=ZZ2002>{{en}} {{cite journal |last1=Zainal-Zahari |first1=Z. |last2=Rosnina |first2=Y. |last3=Wahid |first3=H. |last4=Jainudeen |first4=M. R. |date=2002 |title=Gross Anatomy and Ultrasonographic Images of the Reproductive System of the Sumatran Rhinoceros (''Dicerorhinus sumatrensis'') |journal=Anatomia, Histologia, Embryologia: Journal of Veterinary Medicine Series C |doi=10.1046/j.1439-0264.2002.00416.x |pmid=12693754 |volume=31 |issue=6 |pages=350–354}}</ref><ref name=Roth06/>
 
Masa [[siklus estrus|berahi]] itu sendiri, saat badak betina bersikap reseptif terhadap badak jantan, berlangsung sekitar 24 jam, dan pengamatan-pengamatan telah mencatat bahwa masa tersebut terulang kembali dalam interval 21–25 hari. Badak-badak di [[Kebun Binatang Cincinnati]] teramati melakukan persetubuhan selama 30–50 menit, serupa lamanya dengan badak-badak yang lain; pengamatan dalam Pusat Konservasi Badak Sumatra di Malaysia memperlihatkan suatu siklus persetubuhan yang lebih singkat. Karena Kebun Binatang Cincinnati memiliki sejarah kehamilan yang sukses, dan badak lainnya juga menunjukkan periode persetubuhan yang sama lamanya, kebiasaan yang lama ini kemungkinan merupakan perilaku alaminya.<ref name=ZZ2005/> Meskipun pengamatan para peneliti memperlihatkan kesuksesan terjadinya pembuahan, semua kehamilan ini berakhir dengan kegagalan karena berbagai alasan hingga kesuksesan kelahiran pertama dalam penangkaran pada tahun 2001; penelitian terhadap kegagalan-kegagalan ini di Kebun Binatang Cincinnati menemukan bahwa [[ovulasi]] badak sumatradisebabkan oleh aktivitas [[kawin]] dan kadar [[progesteron]]nya tak terduga.<ref name=Roth>{{en}} {{cite journal |last1=Roth |first1=T. L. |last2=O'Brien |first2=J. K. |last3=McRae |first3=M. A. |last4=Bellem |first4=A. C. |last5=Romo |first5=S. J. |last6=Kroll |first6=J. L. |last7=Brown |first7=J. L. |title=Ultrasound and endocrine evaluation of the ovarian cycle and early pregnancy in the Sumatran rhinoceros, ''Dicerorhinus sumatrensis'' |date=2001 |journal=Reproduction |doi=10.1530/rep.0.1210139 |pmid=11226037 |volume=121 |issue=1 |pages=139–149 |id={{hdl|10088/324}} |url=http://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/117/1175858291.pdf |format=PDF}}</ref> Keberhasilan [[pemuliaan]] akhirnya tercapai pada tahun 2001, 2004, dan 2007 dengan pemberian [[progestin]] tambahan kepada badak hamil.<ref name=Roth03/> Baru-baru ini seekor anak badak sumatradilahirkan dalam penangkaran dari seekor betina yang terancam punah di Indonesia bagian barat, kelahiran seperti ini merupakan yang kelima dalam satu seperempat abad.<ref>{{en}} {{cite news|title=Endangered Sumatran rhino gives birth in Indonesia|work=Times of India|date=24 June 2012|url=http://web.archive.org/web/20120626153930/http://timesofindia.indiatimes.com/home/environment/flora-fauna/Endangered-Sumatran-rhino-gives-birth-in-Indonesia/articleshow/14358981.cms}}</ref>