Negara Gereja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 160:
Negara Kesatuan [[Kerajaan Italia]] dinyatakan berdiri, dan pada bulan Maret 1861, Parlemen Italia yang pertama, dalam sidangnya di [[Turin]], ibu kota lama Piemonte, menetapkan Roma sebagai ibu kota Kerajaan Italia. Kendati demikian, pemerintah Kerajaan Italia tidak dapat mengambil alih Roma, karena Paus Pius IX dilindungi oleh sepasukan tentara Prancis yang ditempatkan di kota itu. Peluang bagi Kerajaan Italia untuk mengakhiri keberadaan Negara Gereja muncul pada tahun 1870; Perang Prancis-Prusia yang meletus pada bulan Juli memaksa Napoleon III untuk menarik bala tentaranya dari Roma, dan kekalahan [[Kekaisaran Prancis Kedua]] dalam [[Pertempuran Sedan (1870)|Pertempuran Sedan]] menjadikan Roma kehilangan perlindungan Prancis. Raja [[Victor Emmanuel II]] mula-mula berusaha menaklukkan Roma lewat jalan damai, dan berpura-pura menawarkan perlindungan kepada Sri Paus dengan maksud meloloskan bala tentaranya ke dalam kota Roma. Sri Paus menolak perlindungan yang ditawarkan sang raja, dan akibatnya Italia menyatakan perang pada tanggal 10 September 1870. Angkatan Bersenjata Italia, di bawah komando Jenderal [[Raffaele Cadorna]], menerobos tapal batas Negara Gereja pada tanggal 11 September lalu beringsut ke Roma. Angkatan bersenjata Kerajaan Italia sampai ke [[Tembok Aurelius]] pada tanggal 19 September, dan langsung mengepung kota Roma. Sekalipun tidak berdaya mempertahankan kota Roma, angkatan bersenjata Negara Gereja yang tidak seberapa besar itu diperintahkan Paus Pius IX untuk menunjukkan usaha perlawanan sebagai bukti bahwa Roma dikusai Italia secara paksa, bukan atas kerelaan warganya. Lagak perlawanan ini justru bermanfaat bagi pihak Italia dan memunculkan mitos [[Penaklukan Roma|Pembobolan Porta Pia]], yang sesungguhnya bukan sebuah aksi laga yang seru melainkan cuma tindakan membobol sebidang tembok ringkih setua 1600 tahun dengan tembakan meriam jarak dekat. Paus Pius IX memerintahkan panglima angkatan bersenjatanya untuk membatasi pertahanan kota demi menghindari pertumpahan darah.<ref>{{cite web|url=http://www.guardiasvizzera.va/content/guardiasvizzera/en/storia/1870-fine-dello-stato-pontificio.html|title=History of the Pontifical Swiss Guard|accessdate=30 Agustus 2016}}</ref> Angkatan bersenjata Kerajaan Italia akhirnya berhasil menguasai kota pada tanggal 20 September 1870. Roma beserta daerah-daerah Negara Gereja yang tersisa dianeksasi Kerajaan Italia sebagai hasil dari sebuah [[referendum|jajak pendapat]] yang digelar pada bulan Oktober tahun yang sama. Peristiwa ini menandai akhir riwayat keberadaan Negara Gereja.{{sfn|Hanson|2015|page=252}}
 
Sekalipun tidak mendapatkan bantuan dari negara-negara Katolik, lembaga kepausan menampik segala macam tawaran damaiperlindungan yang diajukan Kerajaan Italia, terutama tawaran damaiperlindungan dengan syarat Sri Paus harus menjadi kawula Kerajaan Italia. Lembaga kepausan justru mengurung diri (baca [[tawanan di dalam Vatikan]]) di dalam [[Istana Apostolik]] dan gugus bangunan dalam lingkungan tembok kuno yang disebut [[Kota Leo]] di [[Bukit Vatikan]]. Dari Kota Leo, lembaga kepausan memastikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kedaulatannya tetap berlanjut, misalnya hubungan diplomatik, karena kegiatan-kegiatan semacam ini sudah menjadi fitrah lembaga kepausan berdasarkan hukum kanon. Pada kurun waktu 1920-an, lembaga kepausan, yang kala itu dipimpin oleh [[Paus Pius XI]], akhirnya merelakan kedaulatannya atas seluruh wilayah Negara Gereja, dan menandatangani [[Perjanjian Lateran]] dengan pemerintah [[Kerajaan Italia]] (kala itu dikuasai [[Partai Fasis Nasional]] pimpinan [[Benito Mussolini]]{{sfn|De Grand|2004|page=89}}) pada tanggal 11 Februari 1929,{{sfn|De Grand|2004|page=89}} yang mengakui keberadaan [[Kota Vatikan|Negara Kota Vatikan]] sebagai wilayah kedaulatan [[Takhta Suci]] sekaligus sebagai semacam ganti rugi atas hilangnya wilayah Negara Gereja.
 
== Kepala daerah ==