Sunan Kudus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratajung (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 52:
“…Orang di tanah Jawa taat serta menganut agama Islam. Mereka bermusyawarah akan mendirikan masjid di Demak. Para wali saling berbagi tugas, semua sudah siap sedia. Hanya Sunan Kali Jaga yang masih ketinggalan, bagian garapannya belum berbentuk, sebab sedang tirakat di Pamantingan. Sekembalinya ke Demak, masjid sudah akan didirikan. Sunan Kali Jaga segera mengumpulkan sisa-sisa kayu bekas sudah menjadi tiang.Pagi harinya tanggal 1 bulan Dulkangidah masjid didirikan dengan sengkalan tahun 1428. Kiblat di masjid searah dengan ka’bah di Mekkah. Penghulunya Sunan Kudus. Setelah beberapa Jumat berdirinya masjid tadi, ketika para wali sedang berdzikir bersama di masjid itu, Sunan Kudus duduk khusuk bertafakur di bawah beduk, tiba-tiba ada bungkusan jatuh dari atas-buku kulit kambing, di dalamnya ada sajadah serta selendang Kanjeng Rasul.” ??? <ref name="W. L. Olthof">Punika Serat Babad Tanah Jawi Wiwit Saking Nabi Adam Doemoegiing Taoen 1647</ref>
 
“Pada waktu itu banyak orang Jawa yang belajar agama Islam, kedigdayaan, dan kekuatan badan. Ada dua orang guru yang terkenal, yaitu Sunan Kali Jaga dan Sunan Kudus. Sunan Kudus itu muridnya tiga orang, yaitu Arya Penansang di Jipang, Sunan Prawata, dan Sultan Pajang. Yang paling disayang adalah Arya Penansang."
 
Menurut [[Babad Tanah Jawi]], [[Sunan Kudus]] sangat menyayangi [[Arya Penangsang]] walaupun digambarkan memiliki sikap pemarah dan kurang hati-hati. sebenarnya hal ini cukup meragukan karena [[Sunan Kudus]] tidak mungkin menyayangi murid yang memiliki perilaku yang buruk. Sedangkan [[Sunan Kudus]] dikenal sebagai salahsatu anggota Dewan Wali paling bijaksana hingga dipilih menjadi penghulu dewan [[Wali Songo]] saat masih bertugas di [[Kesultanan Demak]]