Masjid Raya Sumatera Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 32:
Konstruksi masjid terdiri dari tiga lantai. Ruang utama yang dipergunakan sebagai ruang salat terletak di lantai atas, terhubung dengan teras yang melandai ke jalan. Denah masjid berbentuk persegi yang melancip di empat penjurunya, mengingatkan bentuk bentangan kain ketika empat kabilah [[suku Quraisy]] di Mekkah berbagi kehormatan memindahkan batu [[Hajar Aswad]]. Bentuk sudut lancip sekaligus mewakili atap bergonjong pada rumah adat Minangkabau [[rumah gadang|''rumah gadang'']].
 
Masjid Raya Sumatra Barat menurut rencana dibangun dengan biaya sekitar Rp500 miliar karena rancangannya didesain dengan konstruksi tahan gempa. Namun, Wakil Presiden [[Jusuf Kalla]] selaku Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) pada 2015 meminta anggaran pembangunan dipangkas.<ref>https://sumbar.antaranews.com/berita/155751/masjid-raya-sumbar-mahal-karena-tahan-gempa</ref><ref>https://sumbar.antaranews.com/berita/155688/jk-minta-anggaran-masjid-raya-sumbar-direvisi</ref> Pemangkasan anggaran membuat desain masjid berubah di tengah jalan, termasuk jumlah menara dari awalnya empat menjadi satu.<ref>https://www.harianhaluan.com/news/detail/62961/rp19-miliar-untuk-menara-masjid-raya</ref><ref>https://www.antaranews.com/berita/631694/masjid-sumbar-akan-dilengkapi-menara-85-meter-untuk-lihat-pemandangan</ref>
 
== Pembangunan ==
Baris 63:
 
== Arsitektur ==
[[Berkas:InteriorTarawih Ramadan di Masjid Raya Sumbar Sep2019 2017(1).jpg|al=|jmpl|Interior Masjid Raya Sumbar pada Ramadan 2019]]
Arsitektur Masjid Raya Sumatra Barat memakai rancangan yanng dikerjakan oleh arsitek Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada 2007. Dari ratusan peserta, 71 desain masuk sebagai nominasi dan diseleksi oleh tim juri yang diketuai oleh sastrawan [[Wisran Hadi]]. Konstruksi bangunan dirancang menyikapi kondisi geografis Sumatra Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar. Menurut rancangan, kompleks bangunan akan dilengkapi pelataran, taman, menara, ruang serbaguna, fasilitas komersial, dan bangunan pendukung untuk kegiatan pendidikan.
 
Masjid Raya Sumatra Barat menampilkan arsitektur modern yang tak identik dengan kubah. Atap bangunan menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung [[Hajar Aswad|batu Hajar Aswad]]. Ketika empat kabilah [[suku Quraisy]] di Mekkah berselisih pendapat mengenai siapa yang berhak memindahkan batu Hajar Aswad ke tempat semula setelah renovasi [[Kakbah]], [[Nabi Muhammad]] memutuskan meletakkan batu Hajar Aswad di atas selembar kain sehingga dapat diusung bersama oleh perwakilan dari setiap kabilah dengan memegang masing-masing sudut kain.
 
Ruang utama yang dipergunakan sebagai tempat salat di lantai atas adalah ruang lepas. Lantai atas dengan elevasi tujuh meter dapat diakses langsung melalui ''ramp'', teras terbuka yang melandai ke jalan. Dengan luas 4.430 meter persegi, lantai atas diperkirakan dapat menampung 5.000–6.000 jemaah. Lantai atas ditopang oleh 631 tiang pancang dengan pondasi poer berdiameter 1,7 meter pada kedalaman 7,7 meter. Dengan kondisi topografi yang masih dalam keadaan rawa, kedalaman setiap pondasi tidak dipatok karena menyesuaikan titik jenuh tanah tanah. Adapun lantai dua berupa [[mezanin]] berbentuk leter U memiliki luas 1.832 meter persegi.
[[Berkas:Mural di Pasar Raya Padang 2.jpg|al=|jmpl|Mural di [[Pasar Raya Padang]] yang menampilkan Masjid Raya Sumbar. Masjid itu telah menjadi ikon sekaligus daya tarik wisata Sumatra Barat.]]
 
Konstruksi rangka atap menggunakan pipa baja. Gaya vertikal beban atap didistribusikan oleh empat kolom beton miring setinggi 47 meter dan dua balok beton lengkung yang mempertemukan kolom beton miring secara diagonal. Setiap kolom miring ditancapkan ke dalam tanah dengan kedalaman 21 meter, memiliki pondasi tiang bor sebanyak 24 titik dengan diameter 80 centimeter. Pekerjaan kolom miring melewati 13 tahap pengecoran selama 108 hari dengan memperhatikan titik koordinat yang tepat.<ref>{{cite web|url=http://www.sumbarprov.go.id/detail.php?id=246|title=Dana Pembangunan Masjid Raya Sumbar Tahap II Rp150 M|last=Pemerintah Provinsi Sumatra Barat|date=5 Maret 2009|accessdate=21 Desember 2014}}</ref>