Diaz Hendropriyono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syafiqmadihidj (bicara | kontrib)
Dikembalikan ke revisi 15053434 oleh Bagas Chrisara (bicara): Tanpa sumber. (Notto Disu Shitto Agen ⛔)
Tag: Pembatalan
Baris 41:
 
Sama hal dengan perjalanan akademisnya, Diaz menorehkan pengalaman yang beragam selama berkarir di sektor swasta. Pengalaman profesional pertama Diaz didapatkan ketika bekerja sebagai ''sales'' dari PT KIA Otomotif Indonesia. Ia menghabiskan waktu total satu tahun (1999-2000) bekerja di perusahaan yang berbasis di Republik Korea (Korea Selatan) tersebut. Selanjutnya, selama tahun 2000-2001, Diaz dipercaya menjadi Direktur dari PT Ulam Sari Samudra, sebuah perusahaan yang fokus pada kegiatan distribusi makanan laut yang dibekukan (''frozen seafood'').
 
Karir Diaz kemudian sempat mengalami masa vakum untuk menyelesaikan pendidikan selama sepuluh tahun sebelum akhirnya kembali berlanjut di tahun 2011. Kala itu, ia ditunjuk sebagai Direktur Pengembangan Usaha dari PT Andalusia Andrawina yang merupakan operator dari Hotel Amaris di Pancoran, Jakarta. Masa jabatan Diaz yang berlangsung hingga tahun 2014 tersebut bertepatan dengan masa konstruksi hotel. Nantinya, hotel tersebut diresmikan sebagai cabang ke-13 Hotel Amaris di Jakarta pada tanggal 14 Februari 2014. Bersamaan dengan karirnya di bidang perhotelan, ia juga berkarir di bidang pertambangan, tepatnya di PT Benua Etam Coal pada tahun 2012-2013.
 
Di samping pengalaman sebagai direksi, Diaz juga memiliki segudang pengalaman sebagai komisaris. Pengalaman pertamanya didapat di antara tahun 2010 dan 2016 saat ia diangkat sebagai Komisaris PT Fit by Beat yang merupakan ''franchisee'' dari [[Gold's Gym|''Gold's Gym.'']] Setahun setelah penunjukannya tersebut, ia merangkap menjadi Komisaris PT Andalusia Antar Benua yang adalah ''franchisee'' dari [[Western Union|''Western Union.'']] Jabatan ini juga telah berakhir di tahun 2016. Berikutnya, berkat kecintaannya pada dunia ''mixed martial arts'' (MMA), ia juga ditunjuk menjadi Komisaris PT Arena MMA Indonesia sejak tahun 2013. Terakhir, Diaz juga sempat menjadi Komisaris dari [[Telkomsel|PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)]] pada tahun 2015-2018. Namun, Diaz mengundurkan diri dari jabatan tersebut setelah terpilih menjadi Ketua Umum PKPI.
 
 
'''Sektor Publik'''
 
Diaz mendapatkan jabatan publik pertamanya pada tahun 2012 hingga 2015 ketika dipercaya menjadi Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara (BIN) di bawah arahan Letnan Jenderal (Purn.) Marciano Norman. Selepas menjabat di BIN, ia menjadi Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) pada periode 2014-2016. Dalam dua tahun, ia bekerja untuk dua (2) menteri berbeda, yakni Laksamana (Purn.) Tedjo Edhy Purdijatno dan Jenderal (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan. Selain jabatan di kementerian/badan tersebut, ia juga sempat menjadi anggota Tim Transisi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang disusun oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada tahun 2014-2016, bersama dengan tokoh-tokoh seperti Ridwan Kamil, Darmin Nasution, Lodewijk Freidrich Paulus, Fransiskus Xaverius (F.X.) Hadi Rudyatmo, dan Velix Wanggai.
 
 
'''Staf Khusus Presiden Republik Indonesia'''
 
Prestasi dan pengalaman Diaz tersebut kemudian mengantarkannya menjadi Staf Khusus Presiden Joko 'Jokowi' Widodo sejak tahun 2016. Sebagai Staf Khusus Presiden, Diaz bertanggung jawab membantu memastikan realisasi dari berbagai kebijakan yang dicanangkan oleh presiden dapat berjalan optimal. Selain itu, selama menjabat sebagai Staf Khusus Presiden, ia juga dikenal sebagai tokoh muda yang berhasil mempopulerkan keberhasilan yang diraih oleh pemerintahan Presiden Jokowi di kalangan generasi muda, khususnya ''millennials'', melalui gerakan #DengarYangMuda yang digagasnya sejak tahun 2017.
 
 
'''#DengarYangMuda'''
 
Hingga kini, #DengarYangMuda telah mencapai edisi ke-10 dan diadakan di empat kota di seluruh Indonesia. Konsep acara yang diusung #DengarYangMuda bertujuan menghadirkan ''talkshow'' yang informatif sekaligus inspiratif. Di antara mereka yang telah bergabung dengan gerakan ini adalah Putri Marino, Nadine Chandrawinata, Andovi da Lopez, Jovial da Lopez, Rony Immanuel atau Mongol Stres, dan Morgan Oey. Dengan menghadirkan ruang dialog publik dan ruang mewadahi aspirasi, generasi muda diharapkan dapat mengapresasi pencapaian Indonesia dan terhindarkan dari pemberitaan palsu atau hoaks. Selain itu, generasi muda juga diharapkan terinspirasi dan turut terpanggil untuk ikut membangun Indonesia.
 
<nowiki>#</nowiki>DengarYangMuda seri I diadakan di Gandaria City, Jakarta dengan tema ''#ToleransiJadiAksi'' pada 16 September 2017. ''Talkshow'' tersebut kemudian diikuti kota-kota lain, yaitu Bandung dengan talkshow yang bertemakan ''Pemimpin Zaman Now'', ''Kreatif dan Produktif'' pada 4 November 2017; Palembang dengan mengangkat tema yang sama pada 2 Desember 2017; dan Gorontalo pada 16 Juli 2018. Selain itu, #DengarYangMuda juga telah diadakan pada enam (6) kesempatan lain di Jakarta—yang terakhir diselenggarakan di ''Hard Rock Cafe'', Pacific Place, Jakarta dengan tema ''#DiBalikDemokrasiKita'' pada 22 November 2018.
 
Ia merupakan seorang tokoh pemuda yang aktif mendukung [[Joko Widodo]] dalam masa kampanye pemilihan Presiden RI tahun 2014. Diaz merupakan Ketua Umum Kawan Jokowi. Ia pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Analis Strategis di Badan Intelijen Negara, dan saat ini berkerja sebagai Staf Khusus bidang Intelijen di Kemenko Polhukam.<ref>http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150402175740-20-43944/diaz-hendropriyono-saya-mewarisi-semua-musuh-dan-teman-ayah/</ref>. Sejak Januari 2015, Diaz Hendropriyono ditunjuk sebagai Komisaris PT Telkomsel, dan pada Mei 2015, Menpora Imam Nachrawi menunjuk Diaz Hendropriyono sebagai anggota Tim Transisi PSSI.<ref>http://bola.kompas.com/read/2015/05/08/20420138/Inilah.Susunan.Tim.Transisi.PSSI</ref>. Beberapa usaha yang ditekuninya meliputi Arena MMA Indonesia, Best Western Hotel di Bali, Amaris Hotel di Pancoran, <ref>http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/02/hotel-terbaru-amaris-hadir-di-ibukota</ref>, Andalusia Antar Benua (Western Union), dan Gold's Gym di Kuningan, Jakarta Selatan.