Enau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
mengganti jadi bentuk paragraf
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 98:
 
# '''Gula aren cetak''' berbahan dasar nira segar, rasa manis, tidak berwarna dengan pH 6-7 dan total asam 0,1%.  Gula cetak diperoleh dengan cara menguapkan air nira yang kemudian dicetak dalam berbagai bentuk, seperti ukuran setengah tmpurung kelapa, ukuran balok, maupun bentuk lempengan.a.    Gula aren cetak berbahan dasar nira segar, rasa manis, tidak berwarna dengan pH 6-7 dan total asam 0,1%.  Gula cetak diperoleh dengan cara menguapkan air nira yang kemudian dicetak dalam berbagai bentuk, seperti ukuran setengah tmpurung kelapa, ukuran balok, maupun bentuk lempengan.
# '''Gula aren semut''' merupakan gula aren berbentuk serbuk, beraroma khas, dan berwarna kuning kecoklatan. Gula semut diperoleh dengan memanaskan nira hingga menjadi kental. Selanjutnya, nira yang mengental didinginkan dan dikristalkan. Pengkristalan dilakukan dengan mengaduk nira nira secara perlahan, dan makinlama makin cepat menggunakan garpu kayu hingga terbentuk serbuk gula (gula semut). Kemudian, gula semut dikeringkan yang dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengeringan menggunakan sinar matahari selama 3-4 jam dan pengeringan menggunakan oven pada suhu 45 °C-50 °C selama 1,5-2 jam. Lalu, bentuk gula semut diseragamkan dengan menggukanan ayakan stainless steel berukuran 18-20 mesh.
# '''Gula aren Kristal''' adalah gula aren berbentuk butiran menyerupai gula semut dengan ukuran Kristal yang tidak dapat melewati ayakan berukuran 20 mesh. Pengolahan gula Kristal terdiri dari beberapa tahapan, yaitu persiapan dan pemekaan nira, pemekatan lanjutan, sentrifugasi masakan gula, pengeringan dan pengepakan gula <ref name=":1">{{Cite journal|last=Suprapti|first=Sihati|date=2016-04|title=Utilization of Aren (Arenga pinnata Merr.) Sawmilling Waste for Edible Mushroom Cultivation Media|url=http://dx.doi.org/10.20886/ijfr.2016.3.1.9-18|journal=Indonesian Journal of Forestry Research|volume=3|issue=1|pages=9–18|doi=10.20886/ijfr.2016.3.1.9-18|issn=2355-7079}}</ref>
 
Baris 106:
Produsen utama gula semut yaitu negara-negara di Asia dengan Indonesia sebagai produsen terbesar gula semut dunia. Gula semut dijadikan alternative untuk pengganti gula biasa dikarenakan indeks glikemik yang rendah dan tanpa efek samping sehingga lebih baik untuk kesehatan apabila dibandingkan dengan pengguanaan gula pasir maupun gula buatan lainnya. selain itu, gula semut juga memiliki bau khas yang berasal dari nira<ref name=":0" />. Gula semut yang nantinya akan diekspor keluar harus memenuhi beberapa standar sebagai beikut
 
# Memenuhi SNI (SII 0268-85)
 
{| class="wikitable"
Baris 154:
!Kristal//Serbuk
|}
2. Memenuhi syarat mutu gula organik Memenuhi syarat mutu gula semut organik
{| class="wikitable"
|+Tabel 2. Syarat gula semut organik di pasar internasional
Baris 182:
 
== Peningkatan Mutu Gula Aren secara Metabolomik ==
Indonesia sebagai negara produsen gula semut terbesar memiliki peluang yang besar untuk mengekspor produk gula semut ke negara-negara eropa yang di dukung oleh industri makanan yang mengutamakan penggunaan gula alami dibandingkan dengan gula buatan. Selain itu, dikarenakan penggunaan produk organic yang semakin popular. Umumnya masyarakat eropa lebih menyukai gula yang memiliki rasa seperti atau mendekati gula rafinasi. Gula semut dengan rasa mendekati gula rafinasi memiliki kandungan sukrosa yang tinggi sekitar 70-80%, kandungan mineral yang rendah sekitar 3-4%, kandungan protein 1-2%, glukosa 1-8%, ruktosa 3-9% dan lemak 1,5-1%<ref name=":0" />. Agar kualitas gula aren yang diproduksi meningkat, serta diperoleh rasa yang mendekatasi gula rafinasi dapat dilakukan peningkatan kualitas gula aren secara metabolomik menggunakan metabolomik model prediktif ataupun metabolomik prediktif. Metabolomik model prediktif merupaka protocol alternative berbasis instrument yang lebih objektif dan efisien untuk menyempurakan data uji sensoria tau organoleptic. Uji organoleptic ini penting dalam industri makanan karena memiliki dampak yang besar terhadap penentuan harga serta kualitas dari produk makanan. Salah satu analisis prediktif yang dapat dilakukan, yaitu analisis berbasis PLS (Preojection to Latent Structure) yang meliputi Partial Least Squaare-Discriminative Analysis (PLS-DA) PLS orthogonal, dan lain-lain. Prediksi berbasis PLS sangat berguna dalam memprediksi atribut sensori dalam berbagai sampel makanan dengan menggunakan model satistik dimana profil metabolit berperan sebagai variable penjelas dan atribut sensori sebagai variable respon. Data varabel penjelas tersebut dapat diperoleh  dengan metode analisis target, pemrofilan metabolit dan sidik jari meabolit. Metode analisis target dapat digunakan untuk memprediksi atribut sensori makanan, namun memiliki kelemahan sulit untuk menentukan hubungan antara komposisi kimia keseluruhan dan karakteristik sensori akibat banyaknya komonen dalam makanan yang mempengaruhi rasa dan karaktersitiknya. Sedangkan pemrofilan metabolit dapat mengkarakterisasi property makanan yang komprehensif dan memungkinkan pengidentifikasian senyawa baru terkait karakteristik makanan. Metabolomik diskriminatif digunakan untuk membedakan populasi-populasi sampel dengan memanfaatkan model statistic ataupun evaluasi pahway hipotetik. Metabolomik diskriminatif melakukan pemrofilan sampel atau sidik jari metabolit menggunakan instrument analitik, memvisualisasikan struktur data dan mengidentifikasi factor yang memungkinkan pengklasifikasian sampel menggunakan analisis multivariate seperti PCA, dan mengidentifikasi biomarker untuk klasifikasi. Oleh karena itu, diharapkan dengan berkembangnya metabolomik dapat digunakan untuk  peningkatan kualitas gula aren Indonesia, khususnya di Jawa Barat untuk meningkatkan pasar ekspor Indonesia yang memiliki peluang tinggi terhadap peningkatan perekonomian Indonesia<ref name=":0" />.
 
Sejauh ini, masyarakat di Jawa Barat khusunya para petani di Kabupaten Tasikmalaya telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan proses produksi agar lebih efisien dan hemat energy, ramah lingkungan, serta kualitas produk bermutu tinggi dengan menggunakan teknologi membrane reverse osmosis dan teknologi vacuum evaporator double effect berstandar dan bersertifikasi Indikasi Geografis Inter national sehingga dapat diperoleh nira sekitar 84 liter/pohon/hari, dimana jumlah ini dua kali lipat lebih banyak apabila dibandingkan dengan produksi aren unggul nasiolan di Provinsi Sulaewesi Utara sekitar 40 liter./pohon/hari<ref name=":1" />.