Bagong Kussudiardja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
 
== Keluarga ==
Bagong KassurdiardjaKussurdiardja lahir pada hari Selasa Kliwon, 9 Oktober 1928. Beliau lahir dari ayah yang bernama Raden Bekel Atma Tjondro Sentono dan ibu yang bernama Siti Aminah. Bagong sendiri merupakan anak kedua. Saudara kandung lainnya adalah Kus Sumarbirah, [[Handung Kussudyarsana]], dan Lilut Kussudyarto. Latar belakang keluarga Bagong KassurdiardjaKussurdiardja memiliki garis lingkaran kebangsawanan Keraton Yogyakarta.<ref name=":0">{{Cite web|url=http://archive.ivaa-online.org/pelakuseni/bagong-kussudiardja-1|title=Indonesian Visual Art Archive {{!}} Karya-Karya Bagong Kussudiardja|website=archive.ivaa-online.org|access-date=2019-04-25}}</ref> Ayahnya adalah putra dari G.P.H. Djuminah yang merupakan kakak [[Hamengkubuwana VIII|Sri Sultan Hamengkubuwono VIII]]. Walaupun lahir dari keluarga ningrat, keluarga tersebut harus menghadapi kenyataan hidup yang sulit akibat dari hukuman Kuranthil yakni sejenis hukuman pengasingan atau kurungan rumah. Hukuman tersebut dijatuhkan oleh Keraton Yogyakarta kepada G.P.H Djuminah karena putra mahkota [[Hamengkubuwana VII|Sri Sultan Hamengkubuwono VII]] itu melakukan pembelotan. Ayahnya yang pelukis wayang dan penulis aksara Jawa, kurang mampu menopang kehidupan keluarga. Bagong harus melakoni berbagai pekerjaan seperti menambal ban dan jadi kusir andong.<ref name=":0" />
 
== Kehidupan ==
Baris 32:
 
==== Masa Orde Lama ====
Pada tahun 1953, Bagong dan Kuswadji menciptakan Tari ''Kuda-Kuda''. Tarian ini merupakan tarian yang berdurasi singkat. Pada tahun 1954, Bagong diutus Presiden Soekarno untuk ikut Misi Kesenian Indonesia ke [[Republik Rakyat Tiongkok]]. Dalam misi kebudayaan itu, beliau menampilkan Tari Kuda-Kuda tersebut. Tari itu dianggap sukses karena berhasil mendapat respon positif dari masyarakat mancanegara. Selain itu, kesuksesan tarian Kuda-Kuda juga dianggap sebagai titik penting bagi Bagong untuk menciptakan tarian-tarian berikutnya.<ref name=":1" /> Pasca misi kesenian ke Tiongkok, Bagong juga menjadi utusan yang dikirim pemerintah ke berbagai negara seperti Korea, Viet Nam, India, Thailand, Filipina, Singapura, Hungaria, Cekoslovakia, Austria, Italia, Perancis, Swiss, Jerman, Belanda, Swedia, dan Inggris.<ref name=":7" />
 
Di era Orde Lama, Bagong mulau belajar melukis secara formal. Beliau menempuh pendidikan formal di [[Akademi Seni Rupa Indonesia|Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI)]]. Ia masuk sebagai angkatan pertama di institusi tersebut. Selanjutnya pada tahun 1957-1958 , Bagong mendapatkan kesempatan belajar ke Amerika Serikat. Beliau belajar di Connecticut College School of The Dance dan Studio Martha Graham. Proses belajar di dua tempat tersebut sangat mempengaruhi komposisi karya-karya Bagong di kemudian hari. Sepulang dari Amerika Serikat, beliau mendirikan Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiardja pada 5 Maret 1958.<ref name=":0" /> Selain di bidang tari, Bagong juga mulai aktif di seni rupa pada masa-masa ini. Surat kabar Star Weekly yang terbit pada 23 Juli 1960 menjadi arsip pertama yang menuliskan karir Bagong sebagai seorang pelukis.<ref name=":4">{{Cite web|url=http://ivaa-online.org/2018/10/31/ruang-waktu-pameran-arsip-bagong-kussudiardja/|title=Menjelajahi Arsip: Mengenal Bagong Kussudiardja|last=IVAA|first=admin|date=2018-10-31|website=IVAA - Program|language=en-GB|access-date=2019-04-25}}</ref>
Baris 39:
 
==== Masa Orde Baru ====
Di era Orde Baru, Bagong KassudiardjaKussudiardja dianggap mencapai puncak karirinya. Di periode ini, beliau memperoleh banyak pesanan karya seni dari pemerintah, BUMN, korporat, maupun lembaga-lembaga lainnya. Pada tahun 1971, Bagong berperan dalam pendirian Yayasan Kebudayaan Tegalrejo KODAM VII Diponegoro. Yayasan tersebut membawahi Kethoprak Sapta Mandala yang dipimpin oleh adik Bagong bernama Handung Kussudyarsana dan Sanggar Banjar Barong. Dua kelompok seni budaya tersebut dijadikan wadah bagi Bagong untuk menggagas kesenian kethoprak eksperimental. Selain itu, melalui dua kelompok tersebut, Bagong bersama rekan-rekannya merintis karya lukis batik yang terkenal hingga mancanegara.<ref name=":4" /> Dari sisi politik, kedua sanggar tersebut dianggap sebagai upaya Bagong untuk menyelamatkan sebagian warga desa dan para seniman yang kehilangan pekerjaan karena dituduh sebagai bagian dari PKI dan terlibat peristiwa G30S/PKI. Sanggar Sapta Mandala digunakan Bagong untuk menyelamatkan sebagian warga di desa Patuk di Gunungkidul. Sedangkan, Sanggar Banjar Barong digunakan Bagong sebagai tempat bagi para seniman yang sulit berkarya. Salah satu seniman yang bergabung di Sanggar Banjar Barong adalah Djoni Trisno.<ref name=":6" />
 
Sejak 1973, Bagong juga diutus sebagai perwakilan pemerintah untuk berbagai kegiatan internasional seperti kegiatan di Meksiko, Argentina, Uruguay, dan Jerman Barat.<ref name=":7" /> Pada 2 Oktober 1978, Bagong resmi mendirikan [[Padepokan Seni Bagong Kussudiardja]] di Bantul, Yogyakarta. Pendirian padepokan seni ini, di latar belakangi oleh inpirasi yang beliau dapatkan ketika bermain peran di film Al-Kaustar yang disutradarai oleh [[Chaerul Umam]] pada tahun 1977. Dalam film tersebut, banyak adegan yang diambil di pesantren. Dari situ, Bagong terinspirasi dengan kehidupan para santri dan dunia pesantren. Hal tersebut kemudian yang Bagong bawa ke padepokan seni miliknya.<ref>{{Cite web|url=https://mediaindonesia.com/read/detail/188998-ruang-waktu-bagong-kussudiardja|title=Ruang Waktu Bagong Kussudiardja|last=developer|first=mediaindonesia com|date=2018-10-06|website=mediaindonesia.com|language=id|access-date=2019-04-25}}</ref>
Baris 46:
 
== Keluarga ==
Bagong Kussudiardja menikah dengan perempuan bernama Soetina. Dari pernikahannya tersebut, Bagong memiliki tujuh orang anak yakni Ida Manutranggana, Elia Gupita, Rondang Ciptasari, [[Otok Bima Sidharta]], [[Butet Kertaradjasa]], Purbasari Ayuwangi, dan [[Djaduk Ferianto]]. Tiga anak dari Bagong mengikuti jejaknya untuk terjun ke dunia seni. Keduanya adalah Otok Bima Sidharta, [[Butet Kertaradjasa|Butet Kertaredjasa]] dan [[Djaduk Ferianto|Djaduk Ferianto.]] Otok merupakan anak laki-laki Bagong. Otok merupakan musisi gamelan yang juga belajar melukis secara otodidak. Salah satu lukisannya berjudul ''Dibawah Kekuasan Gareng''.<ref>{{Cite web|url=https://www.thejakartapost.com/life/2018/05/25/bagong-kussudiardja-family-exhibit-art-as-tradition-legacy.html|title=Bagong Kussudiardja family exhibit: Art as tradition & legacy|last=Post|first=The Jakarta|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2019-04-25}}</ref> [[Butet Kertaradjasa|Butet Kertaredjasa]] merupakan seorang pemain teater sekaligus pelawak yang dikenal luas oleh masyarakat. Kini, Butet menjadi orang yang memimpin Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK). Sedangkan [[Djaduk Ferianto]] merupakan salah satu anggota dari kelompok musik Kua Etnika, musik humor Sinten Ramen, dan Teater Gandrik. Djaduk banyak menggarap musik untuk sinetron, jingle iklan, musik untuk pentas teater dan lainnya.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://tirto.id/bagong-kussudiardja-seniman-yang-melahirkan-seniman-cx4o|title=Bagong Kussudiardja: Seniman yang Melahirkan Seniman|last=Saputri|first=Maya|website=tirto.id|language=id|access-date=2019-04-25}}</ref> Pasca meninggalkan Soetiana, Bagong Kussudiardja menikah lagi dengan seorang perempuan bernama Yuli Sri Hastuti. Bagong menikahi Yuli Sri Hastuti pada tahun 2003 yakni setahun sebelum dirinya meninggal dunia.<ref name=":8">{{Cite web|url=https://www.liputan6.com/news/read/80355/begawan-seni-bagong-kussudiardjo-tutup-usia|title=Begawan Seni Bagong Kussudiardjo Tutup Usia|last=Liputan6.com|date=2004-06-17|website=liputan6.com|language=id|access-date=2019-04-25}}</ref>
Bagong Kussudiardja menikah dengan perempuan bernama Soetina. Dari pernikahannya tersebut, Bagong memiliki tujuh orang anak yakni Ida Manutranggana, Elia Gupita, Rondang Ciptasari, [[Otok Bima Sidharta]], [[Butet Kertaradjasa]], Purbasari Ayuwangi, dan[[Djaduk Ferianto]].
 
Tiga anak dari Bagong mengikuti jejaknya untuk terjun ke dunia seni. Keduanya adalah Otok Bima Sidharta, [[Butet Kertaradjasa|Butet Kertaredjasa]] dan [[Djaduk Ferianto|Djaduk Ferianto.]] Otok merupakan anak laki-laki Bagong. Otok merupakan musisi gamelan yang juga belajar melukis secara otodidak. Salah satu lukisannya berjudul ''Dibawah Kekuasan Gareng''.<ref>{{Cite web|url=https://www.thejakartapost.com/life/2018/05/25/bagong-kussudiardja-family-exhibit-art-as-tradition-legacy.html|title=Bagong Kussudiardja family exhibit: Art as tradition & legacy|last=Post|first=The Jakarta|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2019-04-25}}</ref> [[Butet Kertaradjasa|Butet Kertaredjasa]] merupakan seorang pemain teater sekaligus pelawak yang dikenal luas oleh masyarakat. Kini, Butet menjadi orang yang memimpin Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK). Sedangkan [[Djaduk Ferianto]] merupakan salah satu anggota dari kelompok musik Kua Etnika, musik humor Sinten Ramen, dan Teater Gandrik. Djaduk banyak menggarap musik untuk sinetron, jingle iklan, musik untuk pentas teater dan lainnya.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://tirto.id/bagong-kussudiardja-seniman-yang-melahirkan-seniman-cx4o|title=Bagong Kussudiardja: Seniman yang Melahirkan Seniman|last=Saputri|first=Maya|website=tirto.id|language=id|access-date=2019-04-25}}</ref>
 
Pasca meninggalkan Soetiana, Bagong Kussudiardja menikah lagi dengan seorang perempuan bernama Yuli Sri Hastuti. Bagong menikahi Yuli Sri Hastuti pada tahun 2003 yakni setahun sebelum dirinya meninggal dunia.<ref name=":8">{{Cite web|url=https://www.liputan6.com/news/read/80355/begawan-seni-bagong-kussudiardjo-tutup-usia|title=Begawan Seni Bagong Kussudiardjo Tutup Usia|last=Liputan6.com|date=2004-06-17|website=liputan6.com|language=id|access-date=2019-04-25}}</ref>
 
== Pameran ==
Bagong Kussudiardja telah banyak menggelar pameran semasa hidup. Selain pameran di tahun 1962, di tahun-tahun berikutnya beliau semakin banyak menggelar pameran. Bagong pernah melaksanakan pameran bersama di Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Jakarta, Semarang dan Denpasar dalam kurun 1971 hingga 1972. Beliau pernah menyelenggarakan pameran lukisan cat minyak dan batik di Surabaya.<ref name=":9">Katalog Pameran Senilukis Besar Indonesia 1976. Diakses melalui http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/1976%20Pameran%20Besar%20Seni%20Lukis%20Indonesia%202.pdf pada 25 April 2019.</ref> Beberapa pameran Bagong juga banyak disponsori oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), yakni Pameran Besar Senilukis Indonesia DKJ di tahun 1972, 1974, dan 1976. Dirinya juga pernah menyelenggarakan pameran tunggal pada tahun 1975 dan 1978.<ref name=":7" />
Baris 57 ⟶ 52:
Dirinya juga pernah menggelar pameran di luar negeri yakni di Singapura, di Roma, Italia pada tahun 1971-1972. Selanjutnya, di tahun 1973 melaksanakan pameran di Belanda, Italia, Meksiko, Argentina, Uruguay, dan Jerman Barat.<ref name=":9" /> Pameran lukisan cat minyak dan batik yang pernah diselenggarakan di Surabaya, juga pernah beliau bawa ke Leiden, Belanda.<ref name=":9" />
 
Pada 28 September hingga 3 November 2018, diadakan pameran "Ruang dan Waktu Bagong KassudiardjaKussudiardja" di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja di Dusun Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Pameran tersebut menandai peringatan 90 tahun Bagong Kussudiardja, 60 Tahuntahun Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiardja, dan 40 tahun Padepokan Seni Bagong Kussurdiardja (PSBK).<ref>{{Cite web|url=https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2018/09/30/511/942827/pameran-arsip-upaya-mengenang-perjalanan-hidup-bagong-kussudiardja|title=Pameran Arsip, Upaya Mengenang Perjalanan Hidup Bagong Kussudiardja|last=Media|first=Harian Jogja Digital|date=2018-09-30|website=Harianjogja.com|access-date=2019-04-25}}</ref> Pameran ini dikurasi oleh Suwarno Wisetrotomo. Dalam pameran ini, ditampilkan berbagai macam arsip yang disimpan oleh Bagong selama hidupnya. Arsip-arsip tersebut berupa catatan perjalanan, liputan media, dokumentasi peristiwa kesenian, hingga surat-surat milik Bagong Kussudiardja.<ref>{{Cite web|url=https://www.indonesiakaya.com/agenda-budaya/detail/pameran-arsip-ruang-waktu-bagong-kussudiardja|title=Pameran Arsip 'Ruang Waktu Bagong Kussudiardja' - Situs Budaya Indonesia|last=Kaya|first=Indonesia|website=IndonesiaKaya|language=Indonesia|access-date=2019-04-25}}</ref>
== Karya ==
Selama hidupnya, Bagong Kussudiardja telah menciptkan lebih dari 200 tari dalam bentuk tunggal atau massal. Selain itu, beliau juga banyak menghasilkan lukisan.