Baju Seting dan Kain Cual: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat [[Kepulauan Bangka Belitung|Bangka Belitung]], Baju Seting dan Kain Cual merupakan perpaduan antara kebudayaan Arab dan Cina.<ref name=":2">{{Cite web|url=https://perpustakaan.id/pakaian-adat-bangka-belitung/|title=Pakaian Adat Bangka Belitung dan Sejarah Kebudayaannya|last=Vannisa|date=2018-10-21|website=Perpustakaan.id|language=en-US|access-date=2019-04-19}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://kurtilas-sd.blogspot.com/2018/04/ciri-ciri-pakaian-khas-adat-bangka.html|title=Ciri-ciri Pakaian Khas Adat Bangka Belitung ~ Media Pendidikan|website=Ciri-ciri Pakaian Khas Adat Bangka Belitung ~ Media Pendidikan|access-date=2019-04-19}}</ref> Di masa lalu, ada seorang saudagar kaya yang berasal dari [[Arab Saudi|Arab]] yang datang ke [[Kepulauan Bangka Belitung|Bangka Belitung]] untuk melakukan perdagangan dan sambil menyiarkan agama Islam. Hal ini dikarenakan letak dari Bangka Belitung yang sangat strategis dalam perdangan laut pada masa silam sehingga membuat akulturasi budaya masyarakat Bangka Belitung dengan masyarakat  pendatang sangat jelas terasa dalam daerah ini. Tak lama saudagar tersebut mendapatkan istri seorang keturunan [[Republik Rakyat Tiongkok|Cina]] yang bermukim di wilayah Mentok. Saudagar ini jatuh cinta dengan seorang gadis Cina kemudian melangsungkan perkawinan dengan gadis Cina tersebut, pada perkawinan inilah mereka memakai pakaian adat masing-masing. Sepasang suami istri ini biasa mengenakan pakaian dengan jenis model Baju Seting dan Kain Cual yang menarik perhatian warga sekitar. Setelah ini, ada banyak orang-orang Cina dan Arab yang datang merantau ke pulau [[Pulau Bangka|Bangka]] terutama ke Kota Mentok yang merupakan pusat pemerintahan di masa itu di antaranya ada yang melakukan perkawinan dengan orang pribumi, atau sesama dengan mereka, maka banyaklah penduduk pulau Bangka yang meniru pakaian tersebut. Selain itu, Berdasaran keterangan masyarakat, banyak penduduk asli Bangka Belitung tersebut yang awalnya dibawa dan digunakan oleh para saudara Arab yang menikah dengan gadis Cina sekitar, sehingga sejak itulah pakaian ini dijadikan sebagai pakaian adat. Pada perkembangan warga sekitar memadu padankan Baju Seting dan Kain Cual ini dengan corak lokal kebudayaan Melayu asli Bangka Belitung. Sehingga secara garis besar, pakaian tersebut merupakan perpaduan dari kebudayaan [[Arab]], [[Republik Rakyat Tiongkok|Cina]], dan Melayu.<ref name=":1" /> Masyarakat asli Bangka berasal dari [[Suku Sekak Bangka|Suku Sekak]]. Suku Sekak sendiri merupakan rumpun bangsa melayu yang mendiami pesisir-pesisir pantai [[Kepulauan Bangka Belitung|Bangka Belitung]]. Dalam perkembangannya masyarakat Suku Sekak inilah yang menjadi penduduk asli Bangka Belitung. Di kepulauan ini masyarakat menciptakan dan melestarikan kebudayaan hingga mampu bertahan sampai sekarang ini. Dari sekian banyak ragam budaya dari dari Bangka Belitung, dari warga suku Sekak inilah salah satu warisan budaya yang dikenal adalah pakaian tradisional kepulauan Bangka Belitung yaitu Baju Seting dan Kain Cual.
 
Di masa lalu, Kain Cual ini bisa disebut dengan istilah ''Limar Muntok.'' Sekilas motif ''Limar Muntok'' ini mirip dengan kain songket yang berasal dari Sumatera Selatan. Namun ada sedikit perbedaan, yaitu akan ada motif corak bunga. Motif bunga ini menyerupai bunga [[cengkih]], [[cempaka]], motif hewan, dan motif tumbuhan. Motif-motif yang dimiliki oleh Kain Cual ini yaitu motif Kembang [[Kenanga]], Bebek, Ubur-ubur, Merak, Kembang Rukem dan Kembang Setaman.Menurut cerita kain yang juga sering dinamakan kain ''limar muntok'' ini berkembang di sebuah kota bernama Muntok. Hal ini terjadi tepatnya pada abad ke-17.<ref name=":2" /> Kain ini pertama kali diperkenalkan oleh kakek buyut pendiri toko kain Cual Ishadi yang berada di [[Kota Pangkalpinang|Pangkal Pinang]]. Kain ini hampir serupa dengan songket [[Kota Palembang|Palembang]], bentuknya serupa dengan songket mengindikasikan adanya pengaruh dari kebudayaan Melayu. Kain ini dibuat secara manual dengan teknik menenun. Motif [[melayu]] dengan warna yang cerah dan bermotif flora fauna merupakan sebuah khas yang dimiliki oleh Kain Cual ini.
 
Proses pembuatan dari Kain Cual ini terbilang cukup rumit dikarenakan bahan-bahan yang digunakan cukup unik sehingga membutuhkan usaha untuk mendapatkannya. Hal ini menyebabkan harga dari kain ini cukup mahal. Bahan-bahan pembuatan kain ini adalah [[Poliester|polyster]], [[sutra]], katun, serat kayu dan ada juga yang memakai benang emas seberat 18 karat. Sehingga bisa dibayangkan alasan harga kain ini cukup mahal. Selain mengandung nilai historis tersendiri, pakaian adat ini juga memiliki nilai filosofis. Susunan motif pada Kain Cual tidak hanya menggambarkan keindahan dari proses menenun yang rumit namun juga komplesksitas dari bahan-bahan yang menyusunnya. Sehingga Kain Cual ini seringkali digunakan sebagai pakaian kebesaran di kalangan bangsawan, sebagai pakaian pengantin, dan pakaian kebesaran lainnya. Kain Cual ini merupakan pasangan khas dari Baju Ceting yang biasa juga disebut sebagai Baju Seting yang berbahan sutera ataupun beludru. Biasanya ibu-ibu mengerjakan Kain Cual ini sembari mengisi waktu luang. Namun di masa sekarang, jika di masa sek<ref name=":3" />arang bisa didapati banyak Kain Cual ataupun Kain bermotif Cual yang digunakan sebagai kain seragam di beberapa sekolah dasar dan kantor-kantor pemerintahan.
 
== Aksesoris ==
Untuk kesempatan acara yang cukup penting, Baju Seting dan Kain Cual biasa digunakan bersamaan dengan mahkota (''paksian'') yang digunakan oleh wanita dan sorban (''sungkon'') yang digunakan oleh laki-laki.<ref name=":0" /> Mahkota (''paksian'') adalah aksesori berwarna emas yang dilengkapi dengan ornamen-ornamen khusus berbentuk bunga teratai yang dijadikan sebagai penutup dada pada baju, kembang goyang, daun [[bambu]], kembang cempaka, pagar tenggalung, sari bulan, kuntum cempaka, serta hiasan kepala adalah tutup sanggul atau kembang. Selain itu, aksesoris kalung serta anting berukuran panjang, sepit udang atau hiasan yang disematkan pada kedua daun telinga, gelang pending  berukuran besar; gelang tersebut biasanya digunakan sebagai perlengkapan ikat pinggang, serta hiasan ronce melati yang dilekatkan pada bagian baju. Sehingga jika dirangkum, maka aksesoris yang digunakan adalah
 
* Mahkota emas dengan ornamen khusus yang disebut paksian