Arsitektur Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 25:
Saat ini, kantor-kantor pemerintahan di Sumatra Barat mengadopsi desain atap gonjong.{{sfn|Andri Nur Oesman|2014|pp=2}} Di luar Sumatra Barat, atap bergonjong dipopulerkan oleh orang Minang yang [[merantau]], terutama yang membuka warung makan. Gonjong telah menjadi simbol yang digunakan pada tampilan bangunan [[rumah makan Padang]] yang tersebar di seluruh Nusantara.{{sfn|Elda Franzia, dkk|2015|pp=46}}{{sfn|Rosiana Haryanti|31 Juli 2018}} Logo-logo lembaga ataupun perkumpulan masyarakat Minangkabau banyak menggunakan ikon gonjong dengan berbagai variasinya.{{sfn|Elda Franzia, dkk|2015|pp=44}}
 
=== PengaruhAdaptasi iklim dan topografi ===
{{Multiple image|direction=vertical|align=right|image2=COLLECTIE TROPENMUSEUM Moskee TMnr 10016675.jpg|image1=COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Minangkabau huis TMnr 60026299.jpg|width2=240|width1=240|footer=Atap pada rumah gadang (atas) dan masjid (bawah) secara tradisional terbuat dari ijuk. Mengingat daerah Minang beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi, bentuk atap dibuat curam sehingga atap terbebas dari endapan air hujan dan bangunan terhindar dari tempias..}}