Kebaya Labuh dan Teluk Balangga: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 8:
Kebaya Labuh merupakan pakaian adat wanita yang biasa dikenakan pada saat upacara adat dan resmi. Pakaian ini bisa digunakan pada saat upacara pernikahan. Di Riau, busana untuk wanita dikenal dengan sebutan Kebaya Labuh. Kebaya Labuh merupakan salah satu jenis busana kurung yang banyak dipakai oleh masyarakat suku Melayu seperti halnya di Riau ini. Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar pada lubang lengan, perut, dan dada. Pada saat dikenakan, bagian paling bawah baju kurung sejajar dengan pangkal paha, tetapi untuk kasus yang jarang ada pula yang memanjang hingga sejajar dengan lutut.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://budaya-indonesia.org/Kebaya-Labuh-dan-Teluk-Belanga-1|title=Kebaya Labuh dan Teluk Belanga » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia|website=budaya-indonesia.org|access-date=2019-04-19}}</ref> Baju kurung tidak pula berkerah, tiap ujungnya direnda. Beberapa bagiannya sering dihiasi sulaman berwarna keemasan.Pakaian ini konon menjadi jenis baju kurung tertua yang masih ada hingga saat ini. Bentuk kebaya labuh sekilas hampir sama seperti kebanyakan kebaya. Akan tetapi bagian bawah Kebaya Labuh ini dibuat menjuntai sampai menutupi bagian lutut penggunanya. Sama halnya dengan kebaya pada umumnya, kedua sisi depan kebaya labuh ini dikaitkan dengan 3 kancing. Sehingga bagian bawah kebaya terlihat terbuka dan melebar.
Pada awalnya, baju kurung atau Kebaya Labuh ini digunakan untuk upacara kebesaran Melayu oleh para kaum perempuan di lingkungan kerajaan. Biasanya pakaian ini dipakai bersamaan dengan kain songket untuk dijadikan sebagai bawahan sarungnya, lalu juga dilengkapi dengan aneka perhiasan emas, dan dipadu padan dengan sebuah tas ataupun kipas. Hal ini berkaitan dengan kebudayaan masyarakat Melayu yang memeluk Islam, banyak perempuan yang menggunakan padu padan baju kurung dengan penutup kepala seperti halnya jilbab. Namun ada juga yang tidak menggunakannnya bersamaan dengan jilbab.
Sebuah catatan dari Tiongkok yang menyebutkan bahwa pada abad ke 13, masyarakat Melayu, laki-laki ataupun perempuan, hanya menggunakan penutup tubuh bagian bawah. Baru beberapa saat kemudian, para wanita Melayu menggunakan penutup atas tubuhnya dengan melilitkan sarung di sekeliling dada. Di saat itu celana juga sudah mulai banyak digunakan, yaitu dengan model ''gunting Aceh'' yang merupakan model celana yang panjangnya hanya sedikit di bawah lutut.<ref name=":3" />
Baris 14:
Namun kemudian kegiatan perdagangan membawa pengaruh budaya asing yaitu berupa barang-barang dari Tiongkok, India, dan Timur Tengah mulai berdatangan. Selain perniagaan, hal ini juga membuat masyarakat Melayu mulai terpapar dengan cara berpakaian orang-orang asing tersebut. Orang Melayu juga mengadopsi Islam sebagai agama mereka, dan ini memengaruhi cara berpakaian karena di dalam agama baru ini terdapat kewajiban untuk menutup aurat baik bagi perempuan maupun laki-laki. Puncaknya adalah di sekitar tahun 1400, saat itu pakaian Melayu digambarkan dengan jelas dalam karya kesusasteraan Sejarah Melayu atau ''Malay Annals''. Di sinilah kita dapat melihat kemunculan baju kurung. Di kala itu sudah mulai biasa bagi orang Melayu untuk memakai pakaian dengan model tunik untuk menutupi tubuh mereka.<ref name=":4" /> Baju kurung sebenarnya merupakan jenis pakaian yang dipakai oleh laki-laki maupun perempuan. Namun sekarang ini ada kecenderungan untuk mengaitkan baju kurung hanya dengan kaum perempuan.
Pasangan dari pakaian Kebaya Labuh ini adalah busana Teluk Balangga. Beberapa daerah di Indonesia juga memiliki baju adat pria dengan jenis yang sama. [[Jambi]], [[Riau]], dan [[Kota Pontianak|Pontianak]] merupakan tiga daerah yang memiliki pakaian adat ini.
== Ciri Khas ==
Kebaya Labuh adalah pakaian adat Kepulauan Riau untuk wanita yang berbentuk kebaya dengan panjang hingga sebawah lutut. Kebaya Labuh juga digunakan untuk acara-acara resmi seperti upacara adat dan perkawinan. Kebaya Labuh dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan. Ciri khas dari baju adat Kebaya Labuh dan Teluk Belangga adalah panjang kebaya hingga menutupi lutut dengan bentuk kebaya tampak melebar dan terbuka, Kebaya Labuh dipadukan dengan kain batik semisal kain cual. <ref name=":5" />
Baris 23:
== Aksesoris Pelengkap ==
Pakaian adat Kebaya Labuh dan Teluk Balangga dilengkapi dengan hiasan kepala yang disebut ''tanjak'' yang merupakan penutup kepala yang terbuat dari songket segi empat yang dibentuk seperti songkok atau peci.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://konveksikita.id/apa-itu-baju-teluk-balanga-cari-tahu-disini/|title=Apa Itu Baju Teluk Balanga ? Cari Tahu Disini !|date=2018-07-18|website=Konveksi Baju Bahan Goodie Bag Banner Murah Berkualitas|language=id-ID|access-date=2019-04-19}}</ref> Biasanya, tanjak hanya dipakai untuk upacara atau acara yang bersifat resmi seperti kenduri dan upacara adat.Namun biasanya hiasan ini hanya dikenakan pada saat acara resmi seperti kematian atau pernikahan.<ref>{{Cite web|url=https://bp-guide.id/AXOkKPew|title=9+ Ragam Baju Adat Sumatera Yang Keren dan Wajib Kamu Tahu (2018)|website=BP Guide - Temukan hadiah terbaikmu|language=id|access-date=2019-04-18}}</ref> Terkadang, pakaian Teluk Balagga biasanya dilengkapi dengan peci. Untuk wanita, Kebaya Labuh biasanya dipadukan dengan kain batik dan dipadukan juga dengan selendang.
== Daftar Pustaka ==
|