Suku Sasak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ruang Sejarah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k ←Suntingan Ruang Sejarah (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh AABot
Tag: Pengembalian
Baris 1:
{{ethnic group|
Penyebaran Agama Islam<ref>{{Cite web|url=http://www.ruangsejarah.web.id/2019/04/Sejarah-Penyebaran-Agama-Islam-di-lombok.html|title=Ruang Sejarah: Sejarah Lombok dan Penyebaran Agama Islam Di Beberapa Tempat di Gumi Sasak|website=Ruang Sejarah|access-date=2019-04-19}}</ref>
 
Ajaran Islam adalah salah satu ajaran yang berkembang dengan pesat di Gumi Sasak Lombok. Penyebarannya begitu cepat dan menyebar ke seluruh Gumi Sasak Lombok ini. berikut ulasan Penyebaran Agama Islam dibeberapa daerah yang ada di Pulau Lombok.
 
1. Penyebaran Islam di Bayan
 
Sekitar abad ke-16 M, penyebaran agama Islam juga masuk melalui pantai utara Bayan dan dari arah barat sekitar Tanjung. Pembawanya adalah seorang syeikh dari Arab Saudi bernama Nurul.
 
Rasyid dengan gelar sufinya Gaoz Abdul Razak. Makamnya torletak di kampung Kuranji, sebuah desa pantai di barat daya Lombok. Gaoz Abdul Razak mendarat di Lombok bagian utara, di daerah Bayan. la pun menetap dan berdakwah Kompleks Masjid Bayan Bsieq di sana. Beliau mengawini Denda Bulan yang melahirkan seorang anak bernama Zulkarnaen.
 
Keturunan inilah yang menjadi cikal bakal raja-raja Selaparang. Kemudian Gaoz Abdul Razak mengawini lagi Denda Islamiyah yang melahirkan Denda Qomariah yang populer dengan sebutan Dewi Anjani.
 
Sunan Pengging, pengikut Sunan Kalijaga datang ke Lombok pada tahun 1640 M untuk menyiarkan agama Islam (sufi). Ia kawin dengan putri dari kerajaan Parwa sehinggga menimbulkan kekecewaan raja Goa. Selanjutnya, raja Goa menduduki Lombok pada tahun 1640 M.
 
Sunan Pengging yang dikenal sebagai Pangeran Mangkubumi lari ke Bayan. Salah satu bukti yang dapat dijadikan sebagai kajian tentang awal penyebaran agama Islam adalah masjid kuno Bayan Beleq.
 
2. Islam di Pujut
 
Salah satu bukti yang paling konkrit penyebaran Islam di daerah Pujut adalah masjid kuno Rembitan. Bangunan ini merupakan prototipe masjid-masjid tua. Secara kronologis diperkirakan dibangun sekitar abad ke-16 M.
 
Tokoh legendaris penyebar agama Islam di daerah ini adalah Wali Nyatok. Masjid di Rembitan sering dikaitkan dengan tokohn Wali Nyatok. Dalam tradisi lisan, Wali Nyatok dikenal sebagai penyebar agama Islam di Lombok bagian selatan dan sekitarnya.
 
Nama lain Wali Nyatok adalah Sayid Ali atau Sayid Abdurrahman. Sayang sekali pada batu nisannya tidak ada inskripsi yang menyebut nama tokoh tersebut, meskipun dari segi tipologi nisan tersebut tergolong tua. Salah satu tokoh legendaris lainnya dalam penyebaran agama Islam adalah Pangeran Sangupati.
 
Beberapa pendapat tentang Pangeran Sangupati sebagai berikut:
 
<nowiki>#</nowiki> Pangeran Sangupati adalah putra Selaparang yang dianggap Waliyullah. Ia mengarang kitab Jatiswara, Prembonan, Lampanan Wayang, Tasawuf dan Fiqh.
 
<nowiki>#</nowiki> Pangeran Sangupati berasal dari Jawa yang sengaja berkelana untuk menyebarkan agama Islam dan memiliki nama asli di Jawa: Aji Datu Semu, sedangkan di Sumbawa dikenal dengan nama Tuan Semeru.
 
<nowiki>#</nowiki> Pangeran Sangupati adalah tokoh agama Hindu yang menyebarkan agama Hindu di kalangan umat Islam karena Islam yang dianut oleh para penduduk masih sangat lemah, maka beliau menyebarkan agama Islam Waktu Telu (Wetu Telu) suatu bentuk peralihan dari agama Boda tua ke agama Waktu Lima dan dia dikenal dengan nama Pedanda Wau Rauh.
 
Selain tokoh-tokoh tersebut ada juga yang disebut-sebut sebagai penyebar agama Islam di Lombok yaitu Al-Fadal. Hingga saat ini Agama Islam adalah kepercayaan mayoritas yang ada di Pulau Lombok.{{ethnic group|
|group=Suku Sasak
|image=[[Berkas:Pulih Tuturan.jpg|250px|jmpl|Penenun suku Sasak]]
Baris 53 ⟶ 21:
 
Asal nama Sasak kemungkinan berasal dari kata sak-sak yang artinya sampan. Dalam Kitab Negara Kertagama kata Sasak disebut menjadi satu dengan Pulau Lombok. Yakni ''Lombok Sasak Mirah Adhi''. Dalam tradisi lisan warga setempat kata sasak dipercaya berasal dari kata "sa'-saq" yang artinya yang satu. Kemudian Lombok berasal dari kata ''Lomboq'' yang artinya lurus. Maka jika digabung kata Sa' Saq Lomboq artinya sesuatu yang lurus. banyak juga yang menerjemahkannya sebagai jalan yang lurus.
 
ada beberapa versi lengkap mengenai makna dan pemngertian sasak menurut ahli, berikut penjelasannya: <ref>{{Cite web|url=http://www.ruangsejarah.web.id/2019/04/Sejarah-Asal-Usul-Nama-Sasak-Lombok.html|title=Ruang Sejarah: Sejarah Asal-Usul Nama Sasak Lombok, kamu tahu!|website=Ruang Sejarah|access-date=2019-04-19}}</ref>
 
'''Kitab Negarakertagama (Decawanana)''': Sasak dan Lombok dijelaskan bahwa Lombok Barat disebut Lombok Mirah dan Lombok Timur disebut Sasak Adi. [2a]<ref>{{Cite web|url=http://www.ruangsejarah.web.id/2019/04/Sejarah-Asal-Usul-Nama-Sasak-Lombok.html|title=Ruang Sejarah: Sejarah Asal-Usul Nama Sasak Lombok, kamu tahu!|website=Ruang Sejarah|access-date=2019-04-19}}</ref>
 
'''Dr. C.H. Goris''': "Sasak berasal dari bahasa Sansekerta (Sak = pergi dan Saka = asal). Jadi Orang Sasak adalah orang yang meninggalkan negerinya dengan menggunakan rakit sebagai kendaraannya. Orang yang pergi: tersebut dimaksudkan adalah orang Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya silsilahpara bangsawan dan juga hasil sastra digubah dalam bahasa Jawa Madya dan berhuruf Jejawan (huruf sasak) ".
 
'''Dr Van Teeuw dan P. De Roo De La Faille''': "Sasak berasal dari pengulangan tembasaq (kain putih) yaitu saqsaq sehingga menjadi Sasak dan kerajaan Sasak berada di sebelah barat daya ".
 
'''Ditjen Kebudayaan Provinsi Bali''': "Di Pujungan Tabanan Bali terdapatsebuah tongtong perunggu yang dikeramatkan bertuliskan "Sasak dana prihan, srih javanira ". Tongtong itu ditulis setelah Anak Wungsu, sekitar abad ke- 12 M.
 
'''Dalam babad Sangupati''': "Lombok terkenal dengan nama Pulau Meneng (sepi) ".
 
'''Steven van der Hagen''': "Pada tahun 1603 di Labuan Lombok banyak beras yang murah dan hampir setiap hari dikirim ke Bali sehingga pelabuhan Lombok dipopulerkan menjadi Lombok".
 
Lombo Mirah Sasak Adi adalah salah satu kutipan dari kakawin Nagarakretagama ( Desawarnana ), sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan dan kepemerintahaan kerajaan Majapahit, gubanan Mpu Prapanca. kata "lombok" dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur, "Mirah" berarti permata, "sasak" berarti kenyataan dan "adi" artinya yang baik atau yang utama. Maka Lombok Mirah Sasak Adi berarti kejujuran adalah permata kenyataan yang baik.
Baris 79 ⟶ 33:
Rombongan 'nyelabar' terdiri lebih dari 5 orang dan wajib mengenakan berpakaian adat. Rombongan tidak boleh langsung datang kekeluarga perempuan. Rombongan terlebih dahulu meminta izin pada Kliang atau tetua adat setempat, sekadar rasa penghormatan kepada kliang, datang pun ada aturan rombongan tidak diperkenankan masuk ke rumah pihak gadis. Mereka duduk bersila dihalaman depan, satu utusan dari rombongan itu yang nantinya sebagai juru bicara menyampaikan pemberitahuan.
 
== Referensi ==
== Referensi<ref>{{Cite web|url=http://www.ruangsejarah.web.id/2019/04/Seperti-Apa-Zaman-Kuno-di-Gumi-Sasak-Lombok.html|title=Ruang Sejarah: Seperti Apa Zaman Sejarah Suku Sasak di Gumi Sasak Lombok?|website=Ruang Sejarah|access-date=2019-04-19}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.ruangsejarah.web.id/2019/04/menggali-sejarah-suku-sasak-di-gumi-sasak-lombok.html|title=Ruang Sejarah: Menggali Sejarah Suku Sasak di Gumi Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat|website=Ruang Sejarah|access-date=2019-04-19}}</ref>==
{{reflist}}