Stasiun Kotabumi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Sejarah stasiun ini
Baris 33:
}}
'''Stasiun Kotabumi (KB)''' adalah [[stasiun kereta api]] kelas besar tipe C yang terletak di [[Kotabumi, Lampung Utara|Kotabumi]], [[Kabupaten Lampung Utara]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +28 meter ini termasuk dalam [[Divisi Regional IV Tanjungkarang]]. Stasiun ini merupakan stasiun akhir perjalanan [[Kereta api komuter|KA komuter]] [[kereta api Way Umpu|Way Umpu]] dan [[Kereta api Seminung|Seminung]]. Semua perjalanan kereta api yang melayani rute [[Stasiun Kertapati]]–[[Stasiun Tanjungkarang]] pasti berhenti di stasiun ini.
 
Stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Di sebelah barat laut stasiun terdapat dipo kecil yang cukup untuk memuat rangkaian kereta rel diesel, namun sudah tak lagi digunakan.
 
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Luchtfoto van Kotaboemi Lampongse districten TMnr 10014994.jpg|kiri|jmpl|Foto udara pusat kota Kotabumi. Di bagian paling atas foto terdapat Stasiun Kotabumi lama.]]
Stasiun Kotabumi diresmikan pada tanggal 2 Januari 1921, bersamaan dengan peresmian segmen jalur kereta api Blambangan Pagar–Kotabumi, sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api Palembang–Panjang.<ref>{{Cite book|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|last=Staatsspoorwegen|first=|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|year=1921–1932|isbn=|location=Batavia|page=}}</ref> Ditinjau dari bentuk dan posisi stasiunnya, stasiun ini difungsikan untuk angkutan penumpang dan barang.
 
Stasiun ini dulu pernah menjadi saksi bisu perjuangan sejarah kemerdekaan Indonesia. Saat itu, Kotabumi dan sebagian wilayah Lampung Utara dijadikan pusat latihan militer saat terjadi [[Agresi Militer Belanda I]]. Para tentara banyak menggunakan layanan kereta api dari Kota Tanjungkarang (Bandar Lampung). Para tentara itu turun dari kereta dan berjalan kaki menyusuri hutan dan rawa-rawa serta menyeberangi sungai dengan rakit. Pada saat itu, Tanjungkarang telah jatuh ke tangan Belanda.<ref>{{Cite book|title=Pendidikan perwira TNI-AD di masa revolusi, Volume 1|last=Moehkardi|first=|publisher=Inaltu|year=1979|isbn=|location=Jakarta|page=}}</ref><ref>{{Cite book|title=100 tokoh terkemuka Lampung: 100 tahun kebangkitan nasional|last=Sormin|first=Arimuddin|publisher=Lampung Post|year=2008|isbn=|location=Lampung|page=}}</ref>
 
Bangunan stasiun ini saat ini sudah jauh berbeda dari bentuk aslinya; hanya jendela krepyak di depan stasiun dan pintu bekas gudang yang masih asli dan menyatu dengan bangunan utama stasiun.
 
== Layanan kereta api ==