Busana tradisional Badui: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
Kaum pria Baduy dalam yang disebut kejeroan biasa mengenakan kemeja putih yang disebut jamang, bersarung loreng hitam yang disebut samping aros dan ikat kepala warna putih yang disebut telekung. Di pinggangnya melilit sabuk putih dan pada pergelangan tangannya biasa mengenakan gelang kanteh yang terbuat dari benang kapas. Baduy Luar yang disebut penamping selalu mengenakan kemeja kampret dua rangkap, warna putih di dalam dan warna hitam di luar. Bersarung poleng hideung dengan ikat pinggang adu mancung. Ikat kepalanya terbuat dari kain merong yang bermotif batik warna biru gelap yang disebut lomar.
 
=== Badui luar ===
Proses dimulai dari menanam biji kapas hingga panen. Selanjutnya, proses memintal kapas hingga menjadi benang. Kapas yang telah menjadi benang selanjutnya ditenun oleh kaum perempuan Suku Baduy hingga menjadi bahan. Bahan inilah yang nantinya akan dibuat menjadi baju adat dan dipakai sehari-hari untuk beraktivitas.
 
Baris 17:
Untuk kaum perempuan Suku Baduy, pakaian adatnya hanya berupa kain atau semacam sarung bewarna biru kehitam-hitaman. Kain ini berupa kebaya dengan motif batik yang dipakai dari tumit hingga ke dada. Perbedaan yang paling mencolok terlihat jika pakaian ini dipakai oleh perempuan yang sudah menikah dan belum. Jika yang sudah menikah baju terlihat terbuka di bagian dada sedangkan untuk perempuan yang belum menikah maka bagian dada akan tertutup
 
==== Aksesoris ====
=== Gelang ===, bagi kebanyakan suku tradisional dianggap sebagai penolak bala. Bentuknya bermacam-macam, ada yang terbuat dari logam, rotan dan akar pohon. Melekat di tangan hingga pemiliknya meninggal dunia.