Kesultanan Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
→‎Penghapusan kesultanan Banten dan lepasnya Lampung: Menambahkan referensi Gamal tentang Lepasnya Lampung dari Banten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 135:
[[Berkas: COLLECTIE TROPENMUSEUM De ruïne van het kraton Kaïbon TMnr 10005133.jpg|jmpl|250px|Reruntuhan Kraton Kaibon, bekas istana kediaman Ibu Suri Sultan Banten, pada tahun 1933]]
 
Pada tahun 1808 [[Herman Willem Daendels]], Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1808-1810, memerintahkan pembangunan [[Jalan Raya Pos]] untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris.<ref>{{cite book|title = Ekspedisi Anjer-Panaroekan, Laporan Jurnalistik Kompas|publisher= Penerbit Buku Kompas, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta Indonesia|date= 2008 November|pages= 1–2|ISBN= 978-979-709-391-4}}</ref> Daendels memerintahkan Sultan Banten untuk memindahkan ibu kotanya ke [[Anyer]] dan menyediakan tenaga kerja untuk membangun pelabuhan yang direncanakan akan dibangun di [[Ujung Kulon]]. Sultan menolak perintah Daendels, sebagai jawabannya Daendels memerintahkan penyerangan atas Banten dan penghancuran Istana Surosowan. Sultan beserta keluarganya disekap di Puri Intan (Istana Surosowan) dan kemudian dipenjarakan di Benteng Speelwijk. [[Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin dari Banten|Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin]] kemudian diasingkan dan dibuang ke [[Batavia]]. Pada 22 November 1808, Daendels mengumumkan dari markasnya di [[Serang]] bahwa wilayah Kesultanan Banten telah diserap ke dalam wilayah [[Hindia Belanda]].<ref>Sartono Kartodirdjo, (1966), ''The peasants' revolt of Banten in 1888: Its conditions, course and sequel. A case study of social movements in Indonesia'', Martinus Nijhoff.</ref>, selain itu [[Herman Willem Daendels|Gubernur Jendral Herman Willem Daendels]] mengeluarkan surat keputusan pada tanggal 22 November 1808 untuk melepaskan [[Lampung]] dari wilayah [[kesultanan Banten]] dan keterkaitannya dengan [[Vereenigde Oostindische Compagnie | Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC)]], wilayah [[Lampung]] dalam surat keputusan tersebut langsung berada dibawah pengawas Gubernur Jenderal<ref name=gamal>Komandoko, Gamal. 2010. Ensiklopedia Pelajar dan Umum. [[Yogyakarta]] : Pustaka Widyatama</ref>
 
Kesultanan Banten resmi dihapuskan tahun [[1813]] oleh pemerintah kolonial [[Inggris]].<ref>R. B. Cribb, A. Kahin, (2004), ''Historical dictionary of Indonesia'', Scarecrow Press, ISBN 0-8108-4935-6.</ref> Pada tahun itu, [[Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin dari Banten|Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin]] dilucuti dan dipaksa turun tahta oleh [[Thomas Stamford Raffles]]. Peristiwa ini merupakan pukulan pamungkas yang mengakhiri riwayat Kesultanan Banten.