Pangeran Djaija Samitra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
Sepeninggal Sultan Adam, Pangeran ini pindah ke kampung Salino dan menjadi Raja di Pulau Laut.
 
Pangeran Djaija (Djaja) Samitra merupakan anak Pangeran Hadji Moesa (bin Pangeran Hadji Moehamad). Pangeran Hadji Moehamad, pemilik tanah apanage Sela-Selilau, Tanah Kusan, dan Kuranji.<ref name="Schwaner1851"/><ref name="Tijdschrift 1"/>
 
Pangeran Hadji Moesa ini memiliki anak-anak berikut, seperti: Pangeran Djaja Samitra, Mohamad Napis, Pandji dan [[Pangeran Abdoel Kadir|Ab'doel Kadir]] dan Goesti Djamal-oedin.<ref name="Schwaner1851"/><ref name="Tijdschrift 1"/>
 
Pangeran Djaja Samitra, yang ibunya keturunan masyarakat kecil, masih menjadi penulis rahasia Sulthan di Banjarmasin. Pangeran Mohamad Napis menggantikan ayahnya sebagai raja Koessan, wafat pada tahun 1845 dan kemudian digantikan oleh saudaranya, Abd'oel Kadir. Pangeran Pandji meninggal di Batavia. Goesti Djamal-oedien menjabat mangkubumi negara Koessan.<ref name="Schwaner1851">{{nl}} {{cite book