Kesultanan Mataram: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
→‎Sultan Agung: Perbaikan tata bahasa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 45:
Pemerintahan [[Prabu Hanyokrowati]] tidak berlangsung lama karena dia wafat karena kecelakaan saat sedang berburu di hutan [[Krapyak]]. Karena itu ia juga disebut ''Susuhunan Seda Krapyak'' atau ''Panembahan Seda Krapyak'' yang artinya ''Raja (yang) wafat (di) Krapyak''. Setelah itu tahta beralih sebentar ke tangan putra keempat Mas Jolang yang bergelar [[Adipati Martoputro]]. Ternyata Adipati Martoputro menderita penyakit saraf sehingga tahta beralih ke putra sulung Mas Jolang yang bernama [[Mas Rangsang]] pada masa pemerintahan Mas Rangsang, Mataram mengalami masa keemasan.
 
== Sultan Agung Apaan==
Sesudah naik tahta Mas Rangsang bergelar ''Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo'' atau lebih dikenal dengan sebutan [[Sultan Agung]]. Pada masanya Mataram berekspansi untuk mencari pengaruh di Jawa. Pada puncak kejayaannya, wilayah kekuasaan Mataram mencakup sebagian Pulau Jawa dan Madura (kira-kira gabungan [[Jawa Tengah]], sebagian besar [[Jawa Barat]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|DIY]], dan [[Jawa Timur]] sekarang, dengan pengecualian daerah [[Blambangan]] atau yang sekarang adalah wilayah [[Probolinggo]] hingga [[Banyuwangi]]). Ia memindahkan lokasi kraton ke [[Karta]] (Jw. "kertå", maka muncul sebutan pula "Mataram Karta"). Akibat terjadi gesekan dalam penguasaan perdagangan antara [[Mataram]] dengan [[VOC]] yang berpusat di [[Batavia]], Mataram lalu berkoalisi dengan [[Kesultanan Banten]] dan [[Kesultanan Cirebon]] dan terlibat dalam beberapa peperangan antara Mataram melawan VOC. Setelah wafat (dimakamkan di [[Imogiri]]), ia digantikan oleh putranya yang bergelar [[Amangkurat]] (Amangkurat I).