Muhamad Effendi Al-Eydrus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
Baris 44:
Habib Muhamad adalah seorang [[Habib]] atau [[Sayyid]] dengan [[klan]] Alaydrus (merujuk pada [[Tarekat Alawiyyah|Habib Abdullah Alaydrus]]) yang silsilahnya ditelusuri sampai kepada [[Ali bin Abi Thalib|Sayyidina Ali bin Abi Thalib]] melalui [[Ahmad al-Muhajir|Imam Ahmad al-Muhajir]].<ref>{{cite book |author=Achmad Fatoni |url=http://digilib.uin-suka.ac.id/9307/ |title= Peran Tarekat Alawiyyah Dalam Pembentukan Keluarga Sakinah (Studi Terhadap Majelis Muhyin Nuufus)|publisher=UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}}</ref>
== Pendidikan dan Kehidupan Akademik ==
Baris 50 ⟶ 49:
Ia menghabiskan masa kecil dan remajanya di [[Makassar|Balikpapan, Bulungan dan Tarakan]]. Sekolah dasar ia jalani di Tarakan dan Bulungan, lalu menjalani SMP di Bulungan dan melanjutkan SMA di Tarakan - Bulungan.
Setelah lulus dari SMA di Bulungan, ia meneruskan pendidikan tinggi di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Ia memilih mengambil jurusan [[Teknik elektro|Teknik Elektro]] di Sekolah Tinggi Teknologi Nasional/[[Institut Teknologi Yogyakarta|STTNas]] (sekarang bernama Institut Teknologi Nasional/ITN) Yogyakarta. Ia memilih STTNas Yogyakarta karena kampus tersebut adalah salah satu kampus terbaik di Indonesia soal ilmu keteknikan, khususnya Teknik Elektro. Hingga kemudian, ia merampungkan kuliah strata satu dengan meraih gelar Insinyur (Ir.).
Bagi seorang yang dibesarkan dalam tradisi ilmu pengetahuan, setelah meraih gelar Insinyur, Habib Muhamad Effendi kemudian menempuh kembali pendidikan bidang Ilmu Hukum di Universitas Kartini Surabaya dan meraih gelar Sarjana Hukum (S.H). Tidak berhenti disitu, untuk menambah keahlian akademik di bidang ekonomi dan bisnis, Habib Muhamad Effendi kembali menempuh pendidikan magister bidang ekonomi dan manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Artha Bodhi Iswara [[Kota Surabaya|Surabaya]] hingga meraih gelar Magister Manajemen (M.M) bidang konsentrasi Manajemen Kesehatan.
Hingga kini, Habib Muhamad Effendi memegang dua gelar [[sarjana]] dan satu gelar master.
== Nasab ==
Dari ayah dan ibunya, Habib Muhamad Effendi memiliki garis keturunan bangsawan. Dari jalur Ayah, Habib Muhamad Effendi adalah turunan ke-7 (tujuh) dari pendiri sekaligus [[Kerajaan Kubu|Raja Kubu]] I yakni Sultan Syarif Idrus Al-Eydrus. Sedangkan dari jalur Ibu, Habib Muhamad Effendi mewarisi garis bangsawan dari [[Kesultanan Bulungan]], Kalimantan Timur (yang sekarang Kalimantan Utara).
Habib Muhamad Effendi adalah seorang Habib atau Sayyid dengan marga Al-Eydrus (merujuk pada Habib Abdullah Al-Eydrus Al-Akbar) yang silsilahnya ditelusuri sampai kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib melalui Imam Ahmad al-Muhajir.[2]▼
▲Habib Muhamad Effendi adalah seorang [[Habib]] atau [[Sayyid]] dengan marga Al-Eydrus (merujuk pada Habib Abdullah Al-Eydrus Al-Akbar) yang silsilahnya ditelusuri sampai kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib melalui Imam Ahmad al-Muhajir.[2]
Dari garis ayah, Habib Muhamad Effendi Al-Eydrus memiliki jalur silsilah nasab (garis darah daging) dari Kerajaan Kubu. Kerajaan Kubu adalah kerajaan Islam yang pertama di Indonesia yang terletak di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.▼
▲Dari garis ayah, Habib Muhamad Effendi Al-Eydrus memiliki jalur silsilah nasab (garis darah daging) dari Kerajaan Kubu. Kerajaan Kubu adalah kerajaan Islam yang pertama di Indonesia yang terletak di [[Kabupaten Kubu Raya]], [[Kalimantan Barat]].
Asy-Syarif Al-Habib Mustafa adalah putra Sultan Sabamban Asy-Syarif Al-Habib Ali Al-Eydrus dari istri yang juga putri [[Kesultanan Bone]] Sulawesi Selatan. Sultan Sabamban Asy-Syarif Al-Habib Ali Al-Eydrus adalah pendiri dari kerajaan Sabamban pada pertengahan abad ke-18, kurang lebih hampir bersamaan dengan periode pemerintahan [[Sultan Adam]] ([[Daftar raja Banjar|Raja Banjar]] ke-12 periode 1825–1857).[4] <ref>[https://books.google.co.id/books?id=HVNVAAAAcAAJ Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar Volume 31]</ref>
Orang tua dari Sultan Sabamban Asy-Syarif Ali Al-Eydrus yaitu Asy-Syarif Al-Habib Abdurrahman Al-Eydrus yang menikah dengan Syarifah Aisyah Al-Qadri Jamalullail putri dari pendiri sekaligus [[Kesultanan Pontianak|Raja Pontianak]] Sultan Asy-Syarif Al-Habib Abdurrahman Al-Qadri.
Asy-Syarif Al-Habib Abdurrahman Al-Eydrus sendiri adalah putra dari Raja Asy-Syarif Al-Habib Idrus Al-Eydrus pendiri dari Kerajaan Kubu pertama.[5] Dalam riwayatnya, Raja Asy-Syarif Al-Habib Idrus Al-Eydrus sebelum menginjakkan kaki di tanah nusantara dan mendirikan Kerajaan Kubu adalah seorang penasehat di Kerajaan Inggris. <ref>[https://books.google.co.id/books?id=KJFBAAAAYAAJ Staatsblad van Nederlandisch Indië]</ref>
Dalam keluarga [[Alawiyyin]], yang disebut [[Habib]] atau [[Sayyid]] adalah yang memiliki nasab atau jalur darah dari [[Muhammad|Nabi Muhammad SAW]]. Untuk seluruh dunia, nasab keturunan Nabi Muhammad SAW ini dilakukan pencatatan oleh al-Maktab Daimi - Rabithah Alawiyah, suatu lembaga otonom pada Rabithah Alawiyah yang khusus memelihara sejarah dan mencatat nasab As-Saadah Al-Alawiyyin di seluruh dunia.
Salah satu kelebihan Alawiyin adalah terpeliharanya silsilah keturunan dari generasi ke generasi hingga sampai ke Rasulullah SAW. Al-Maktab Daimi - Rabithah Alawiyah sendiri didirikan oleh seorang tokoh Alawiyin Al-Habib Ali bin Ja'far bin Syech Assegaf. Al-Habib Ali bin Ja'far bin Syech Assegaf mengadakan cacah jiwa pertama tahun 1932 dari daerah ke daerah. Dari sensus tersebut Habib Ali berhasil menghimpun hampir semua dzurriyyah (keturunan) Rasulullah SAW yang ada di Indonesia, termasuk yang berhijrah ke Semenanjung Malaysia dan Singapura. Selanjutnya dari hasil sensus ini oleh Habib Ali sebanyak 7 jilid yang dihimpun menjadi 3 buah buku kecil berukuran (16 x 22cm) lengkap dengan catatan kaki.
|