Rumah Adat Joglo Situbondo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
menambahkan bagian bagian rumah
Baris 8:
 
== Bagian-Bagian Bangunan ==
Arsitektur bangunannya memiliki kemiripan dengan rumah ada dari Jawa Tengah. Makara atau seluru gelung adalah sebuah pintu utama yang mempunyai hiasan-hiasan di atasnya. Makara biasanya digunakan sebagai gerbang masuk sebelum memasuki ruang utama. Hiasan yang ada di makara bukan hanya sekedar hiasan yang berfungsi memberikan keindahan. Namun hiasan tersebut juga memiliki fungsi sebagai tolak bala atau sarana untuk mengusir hal-hal negatif baik yang berasal dari dalam ataupun dari dalam rumah. Tak lupa ukiran-ukiran juga menghiasi bagian rumah sebagai penangkal musibah. Hal ini berdasarkan kepercayaan dari masyarakat Jawa Timur.
Arsitektur bangunannya memiliki kemiripan dengan rumah ada dari Jawa Tengah.
 
Kebanyakakan rumah ada Joglo Situbondo memiliki dua bagian ruangan yang masing-masing memiliki kegunaan dan manfaat tertentu.
 
* '''Bagian Depan'''
 
Bagian depan dari rumah Joglo Situbondo biasa juga disebut dengan Pendopo. Semua jenis rumah Joglo juga memiliki bagian ini. Bagian ini berupa ruangan lapang yang digunakan pemilik rumah sebagai tempat untuk menerima dan mengadakan perjamuan kepada tamu yang datang.
 
Selain itu, pendopo juga digunakan sebagai balai pertemuan baik keluarga, saudara, ataupun masyarakat. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Pendopo di antaranya berdiskusi, bermusyawarah, dan bermufakat mengenai berbagai macam hal topik pembicaraan, semisal acara adat dan hajatan yang akan diselenggarakan di desa.
 
* '''Bagian Belakang'''
 
Bagian belakang dari rumah Joglo Situbondo terdiri atas ruangan yang digunakan sebagai dapur dan kamar tidur. Pembatas antar ruang biasa digunakan untuk memisahkan kamar-kamar sesuai dengan fungsinya. Bahan yang digunakan sebagai pembatas pun bisa berupa dinding, triplek, ataupun papan kayu. Adapun pembagian kamar di bagian ruang belakang juga memiliki peranannya masing-masing. Kamar-kamar yang tersedia terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
 
* '''1. Kamar Kanan'''
 
Jika kita masuk dari pintu masuk, maka kamar ini berada di posisi kanan. Ruangan ini bisa disebut dengan ''senthong tengen'' yang memiliki arti kamar kanan dalam bahasa Jawa. Biasanya pada bagian ini terdapat dapur, pendaringan, dan gudang yang seringkali digunakan untuk menyimpan alat pertanian.
 
* '''2. Kamar Tengah'''
 
Seperti namanya, ruangan ini berada di bagian sentral bangunan jika disesuikan posisinya dari arah pintu masuk utama. Tak berbeda dengan kamar kanan, ruangan ini juga diberi nama dengan ''senthong tengah'' yang memiliki arti kamar tengah dalam bahasa Jawa. Bagi masyarakat setempat, keberadaan ruang tengah ini seringkali dianggap sebagian bagian yang sakral dalam sebuah rumah.
 
Di bagian ini pemiliki rumah biasanya menggunakannya sebagai kamar tidur, ataupun ruangan tidur. Hal ini masih mengacu pada kebudayaan dan kebiasaan masyarakat jaman dahulu yang dipengaruhi oleh ajaran Hindu dan Budha. Biasanya ruangan ini diterangi dengan lampu pada siang dan malam hari sehingga senantiasa terang. Sebagai tempat tidur, ruangan ini dilengkapi dengan kasur beserta bantal guling. Cermin besar dan sisir rambut yang terbuat dari tanduk tak lupa senantiasa berada di ruangan ini. Tak lupa hiasan dan ukiran banyak diletakkan oleh pemilik rumah pada rumah bagian ini, dikarenakan ruangan ini berfungsi sebagai bagian pendidikan kerohanian bagi seluruh penghuni rumah.
 
* '''3. Kamar Kiri'''
 
Memasuki ruangan belakang dari pintu utama, maka kita akan menemukan ruangan ini pada bagian kiri rumah bagian belakang. Umumnya ruangan ini juga disebut sebagai ''senthong kiwo'' yang berarti kamar bagian kiri dalam bahasa Jawa. Pada bagian kamar kiri inilah biasanya terdapat ''dempilan'' yaitu kamar tidur untuk orang tua. Biasanya ruangan ini berhubungan dipergunakan untuk ruang untuk melakukan pekerjaan ataupun kerajinan.
 
== Filosofi Bangunan ==
Rumah adat Joglo Situbondo ini mengadopsi budaya Jawa yang kental. Sehingga pada tiap bagiannya memiliki filosofi dan ''sanepa Jawa'' (perumpamaan). Atap dari bangunan ini berbentuk mengerucut ke atas yang menggambarkan bentuk gunung. Gunung dipercayai memiliki filosofi yang terkandung di dalamnya.
{{Sedang ditulis}}
 
== Daftar Pustaka ==