Tarekat Wetu Telu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 20:
 
== Pola Ajaran ==
Secara umum masyarakat pemeluk ajaran Wetuk Telu mengaku sebagai [[muslim]].<ref orangname=":3" Islam/> tetapi merekaTapi tidak pernah melakukan tugas dan kewajiban-kewajibannya selakusebagai Muslim.<ref name=":3" /> Kewajiban-kewajiban tersebut hanya dibebankan kepada kyai atau [[guru]].<ref name=":3" /> Kondisi demikianini menimbulkanmeyebabkan suatusebuah pemahaman baru padauntuk orangmasyarakat Sasak, Desa Bayan.<ref bahwaname=":3" seluruh/> kewajibanKedua agamapihak dibebankan kepada kyai atau yang sering disebut guru. Mereka inilahini yang akan memikul segalamenanggung [[resiko]] di hari akhir kelak.<ref name=":3" /> Oleh sebab itu, para kyai pemeluk IWTIslam Wetu Telu memiliki status sosial yang [[tinggi]], dihormati, dan disegani oleh ᴡarga setempat.<ref name=":3" /> Segala perintah yang diucapkan harus dituruti dan dipatuhi.<ref name=":3" /> Siapa saja yang mencoba membangkang atau menyinggung hati seorang kyai, [[malapetaka]] akan datang pada dirinya dan semua anggota keluarganya.<ref name=":3" /> Mereka akan diasingkan dalam pertemuan banjar (agama) atau dalam upacara adat.<ref name=":3" /> Hukuman atau sanksi yang telah diberikan ini bisa diampuni setelah mengadakandiadakan sebuah upacara selamatan.<ref Upacaraname=":3" selamatan/> Upacara ini bertujuanmemiliki tujuan sebagai penebus [[dosa]], akan tetapisekaligus sebagai langkah awal untukrehabilitasi nama baik di kehidupan bermasyarakat. Bagi masyarakat yang bukan golongan kyai, tidak memiliki kewajiban melakukan rehabilitasisalat terhadapdan namapuasa.<ref baikname=":3" /> Selain itu, masyarakat biasa tidak ingin belajar membaca Al-Qur’an, sebab pembaca Al-Qur’an itu disyaratkan harus [[bersih]] dan [[suci]], sementara mereka menganggap dirinya [[kotor]].<ref name=":3" /> Orang-orang yang berasal dari golongan sangat yakin akan masuk [[surga]], asal mau melaksanakan semua perintah kyai, seperti membuat acara selamatan dan bersedekah kepada para kyai itu sendiri.<ref name=":3" /> Dalam kepercayaan ini, membaca Al-Qur’an hanya dilakukan seᴡaktu-ᴡaktu saja, seperti pada bulan puasa dan pada saat ada orang yang meninggal.<ref name=":3" /> Setelah itu, [[mushaf]] Al-Qur’an dan [[kitab]] [[Hadits]] akan disimpan di bumbungan atap rumah.<ref name=":3" /> Konsep memuliakan Al-Qur’an dan hadits, bukan mengamalkan isi dalam kehidupan, bermasyarakattapi menyimpan di tempat yang paling [[tinggi]].<ref name=":3" />
 
Ukuran sucinnya manusia berdasarkan sistem kepercayaan Islam Wetu Telu adalah ketika seseorang telah menjadi kyai atau guru.<ref name=":3" /> Oleh karena itu, para kyai atau guru adalah manusia yang suci (ma’shûm).<ref name=":3" /> Pengangkatan atau penunjukan kyai baru, berdasar pada [[wasiat]] dari kyai sebelumnya, bukan dipilih secara [[demokratis]].<ref name=":3" />
Bagi masyarakat yang bukan golongan kyai, tidak ada kewajiban untuk melakukan salat dan puasa. Mereka tidak belajar membaca Al-Qur’an, sebab pembaca Al-Qur’an harus [[bersih]] dan [[suci]], sementara mereka [[kotor]]. Orang-orang dari golongan ini yakin akan masuk [[surga]], asal melaksanakan segala yang diperintahkan oleh kyai mereka, seperti mengadakan selamatan dan mengeluarkan sedekah kepada para kyai.
 
Konsep kepemimpinan dalam kepercayaan ini hampir sama dengan konsep imâmah kaum [[Syi’ah]]. Bagi Syi’ah, imam adalah kepentingan agama.<ref name=":3" /> Tanpa adanya imam, dunia ini akan hancur bahkan dianggap tidak akan pernah ada. Imam juga dipercaya sebagai [[wakil]] Tuhan di [[bumi]].<ref name=":3" /> Jika imam tidak ada maka penyembahan kepada Tuhan di bumi juga tidak akan ada, sebab menyembah Tuhan harus disertai dan [[belajar]] dari seorang Imam.<ref name=":3" /> Hal ini berkaitan dengan filsafat kehidupan Islam Wetu Telu bahᴡa “tanpa''tanpa kehadiran seorang imam di bumi, maka dunia ini akan hancur”hancur''.<ref name=":3" /> Estafeta kepemimpinan Syi’ah bersandar pada [[teori]] [[hak]] [[legitimasi]] berdasarkan hak suci Tuhan (''the devine right of God'').<ref name=":3" /> Oleh sebab itu, pengangkatan imam harus berdasarkan pada [[nash]] dan [[wasiat]].<ref name=":3">{{Cite web|url=http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:rkxpYYLLWKwJ:ulumuna.or.id/index.php/ujis/article/download/27/18+&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id|title=ISLAM WETU TELU|website=webcache.googleusercontent.com|access-date=2019-03-21}}</ref>
Dalam kepercayaan ini, membaca Al-Qur’an hanya dilakukan seᴡaktu-ᴡaktu saja, seperti pada bulan puasa dan apabila ada orang yang meninggal dunia. Selanjutnya [[mushaf]] Al-Qur’an dan [[kitab]] [[Hadits]] hanya disimpan di bumbungan atap rumah. Konsep memuliakan Al-Qur’an dan hadits, bukanlah mengamalkan isinya tapi menyimpan di tempat yang paling [[tinggi]].
 
Ukuran sucinnya manusia berdasarkan sistem kepercayaan Islam Wetu Telu adalah ketika seseorang telah menjadi kyai atau guru. Oleh karena itu, para kyai atau guru adalah manusia yang suci (ma’shûm). Pengangkatan atau penunjukan kyai baru, berdasar pada [[wasiat]] dari kyai sebelumnya, bukan dipilih secara [[demokratis]].
 
Konsep kepemimpinan dalam kepercayaan ini hampir sama dengan konsep imâmah kaum [[Syi’ah]]. Bagi Syi’ah, imam adalah kepentingan agama. Tanpa adanya imam, dunia ini akan hancur bahkan dianggap tidak akan pernah ada. Imam juga dipercaya sebagai [[wakil]] Tuhan di [[bumi]]. Jika imam tidak ada maka penyembahan kepada Tuhan di bumi juga tidak akan ada, sebab menyembah Tuhan harus disertai dan [[belajar]] dari seorang Imam. Hal ini berkaitan dengan filsafat kehidupan Islam Wetu Telu bahᴡa “tanpa kehadiran seorang imam di bumi, maka dunia ini akan hancur”. Estafeta kepemimpinan Syi’ah bersandar pada [[teori]] [[hak]] [[legitimasi]] berdasarkan hak suci Tuhan (the devine right of God). Oleh sebab itu, pengangkatan imam harus berdasarkan pada [[nash]] dan [[wasiat]].<ref>{{Cite web|url=http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:rkxpYYLLWKwJ:ulumuna.or.id/index.php/ujis/article/download/27/18+&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id|title=ISLAM WETU TELU|website=webcache.googleusercontent.com|access-date=2019-03-21}}</ref>
 
== Acara ritual ==