Hamka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Perantauan: Pranala yang benar.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 132:
[[Berkas:Hamka-1.jpg|jmpl|270px|ka|jmpl|Hamka bersama istri dan anak-anaknya. Dari pernikahannya dengan Sitti Raham, ia dikaruniai sebelas orang anak (delapan dalam foto)]]Pada bulan Desember 1949, Hamka pindah bersama keluarganya ke Jakarta. Ia semula menyewa rumah milik keluarga Arab di Jalan Toa Hong II, Kebun Jeruk.{{sfn|Irfan|2013|pp=33}} Untuk memulai hidup, Hamka mengandalkan honorarium buku-bukunya yang diterbitkan di Medan sambil mengirim tulisan untuk surat kabar ''Merdeka'' dan majalah ''Pemandangan''. Dalam surat kabar ''Abadi'', Hamka mengasuh rubrik "Dari Perbendaharaan Lama" yang terbit dalam edisi Minggu. Beberapa karangannya sempat terbit majalah ''Mimbar Indonesia'' yang dipimpin [[Hans Bague Jassin|H.B. Jassin]] dan majalah ''Hikmah''.
 
Ia diangkat sebagai pegawai [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Kementerian Agama]] yang pada waktu itu menterinya dimpimpindipimpin [[Wahid Hasjim|KH Wahid Hasyim]]. Ia diserahi tugas mengajar di beberapa perguruan tinggi Islam. Di antaranya Universitas Islam Jakarta, PTAIN Yogyakarta (sekarang UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), dan Universitas Muslim Ujungpandang. Hamka banyak diundang ke berbagai tempat untuk ceramah.
 
Pada 1950, usai menunaikan ibadah haji, Hamka mengunjungi beberapa negara Arab dan mendapatkan banyak inspirasi untuk menulis. Ia menulis tiga romannya yakni ''Mandi Cahaya di Tanah Suci'', ''Di Lembah Sungai Nil'', dan ''Di Tepi Sungai Dajjah''. Sejumlah konferensi internasional mendapuk Hamka sebagai pembicara mewakili Indonesia. Pada 1952, ia mendapat undangan dari [[Departemen Luar Negeri Amerika Serikat]] untuk mengadakan kunjungan ke negara itu. Dari kunjunganya, ia mengarang buku ''Empat Bulan di Amerika''. Pada 1953, ia mengikuti Misi Kebudayaan RI ke [[Thailand|Muangthai]] dipimpin [[Ki Sarmidi Mangunsarkoro|Ki Mangunsarkoro]]. Pada 1954, ia berangkat ke [[Myanmar|Burma]] mewakili Departemen Agama dalam perayaan 2.000 tahun wafatnya [[Siddhartha Gautama]].