Hamka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
→‎Perantauan: Pranala yang benar.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 76:
Usaha memperkenalkan Muhammadiyah ke daerah Minangkabau memperoleh banyak tantangan dari kalangan Thawalib yang telah dipengaruhi komunis. Pengaruh paham itu mempengaruhi sikap murid-murid Thawalib terhadap Belanda secara radikal ketimbang ideologi yang berakar dari materialisme. Pada saaat yang sama, golongan anti-komunis membatasi kegiatan mereka pada perjuangan pembaruan pendidikan tanpa menentang kedudukan Belanda secara terbuka. Peralihan perhatian ke bidang politik di kalangan guru dan pelajar Thawalib membuat Haji Rasul kecewa sehingga ia menolak mengajar di lembaga itu, walaupun lembaga itu kelak bersih dari golongan komunis.
 
Pada pengujung 1925, pengurus besar Muhammadiyah di Yogyakarta mengutus Sutan Mansur ke Minangkabau. Sejak itu, Malik selalu mendampingi Sutan Mansur berdakwah dan merintis cabang Muhammadiyah.{{sfn|Hamka|1974|loc=jilid II|pp=16}} Bersama Sutan Mansur, ia ikut mendirikan Muhammadiyah di [[Kota Pagar Alam|Pagar Alam]], [[Kota LamitanLakitan|Lakitan]], dan [[Kurai Taji, Nan Sabaris, Padang Pariaman|Kurai Taji]].{{sfn|Hamka|1974|loc=jilid II|pp=19-20}} Ketika [[Jalaluddin Rajo Endah IV Angkat|Syekh Jalaluddin Rajo Endah IV Angkat]] menggantikan [[Muhammad Jamil Jaho|Syekh Mohammad Jamil Jaho]] sebagai ketua Muhammadiyah cabang Padangpanjang, Malik diangkat sebagai wakil ketua.{{sfn|Hamka|1974|loc=jilid II|pp=20-21}}
 
== Penerimaan dan ibadah haji ==